Harapan yang di patahkan.

30 4 0
                                    

Happy Reading.

"Gue belajar buat tetap waras. Tapi rasanya, otak gue gak sanggup nampung semua nya."

- Ishana Sadya Santika



- Ishana Sadya Santika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ishana Sadya Santika, gadis itu berdiri di depan rumah Sera dengan penampilan menyedihkan baju basah karena hujan dan tanah di beberapa bagian pakaian nya, Sera tau jika Isha pasti ke makam papa nya. Sera menangis melihat penampilan sahabat nya itu. Ia segera memeluk Isha, hati nya sakit melihat gadis yang di sayang nya begitu menderita.

"Ayo masuk, gue bawain baju ganti buat lo." ujar Sera melihat baju Isha yang telah basah.

Bandung saat itu sedang hujan deras, namun yang di rasakan Isha lebih terasa sakit di bandingkan dingin nya hujan saat itu.

"Gue cape." ujar Isha ketika berada di kamar Sera, ia telah berganti pakaian dan Sera setia duduk di samping nya.

"Mama lebih milih keluarga baru nya dan ninggalin gue sendiri, gue gak punya siapapun."

"Gue udah cape berjuang, gue gak punya tujuan hidup, Ser." ucap Isha dengan tatapan kosong, membuat hati Sera merasakan sesak.

"Ada gue, Sha. Ayo peluk gue sepuas lo, luapin semua rasa sedih lo." balas Sera merentangkan tangan, Isha segera masuk ke dalam pelukan nya.

"Mama bahagia sama keluarga baru nya, Ser. Dia lupa kalo dia juga punya anak yang udah gak punya siapapun."

"Mama gak pernah nganggep gue ada."

"Gue dari makam papa, gue cerita tentang hidup gue tanpa dia. Tapi, dia cuma diem doang."

"Gue cuma bisa nangis, dan curhat sama nisan nya. Sakit banget Ser, ngeliat mama bahagia sama suami dan anak anak nya."

Sera menangis mendengar kisah hidup teman nya, ia sangat sayang kepada sahabat nya itu. Melihat Isha begitu menyedihkan datang ke rumah nya membuat nya sakit.

"Gue coba buat tetep waras, tapi rasanya otak gue gak sanggup nampung semua nya."

"Gue sayang sama lo, Sha. Tolong bertahan sekali lagi, ya?"

"Gue benci sama hidup gue, Ser. Gue hancur sekarang."

Isha menangis kencang merasakan batu besar menghantam hati nya, mama nya tak peduli kepada nya. Ia sering mengirim pesan kepada mama nya, namun hanya makian yang di dapat.

"Gue ngechat mama tadi, gue bilang "Ma, Isha kangen". tapi dia maki maki gue dan bilang gue bukan anak nya lagi."

"Dulu, mama sayang banget sama gue. Semenjak papa pergi, mama berubah."

Bandung Dan SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang