Gue benci pernikahan kedua.

22 2 0
                                    


Happy Readinggg


"Bagian yang sama, namun begitu memuakkan jika terus terulang."


"Teteh pulangg." seru Sera semangat ketika memasuki rumah nya, meski ada masalah di luar namun ia tak ingin suasana di rumah menjadi tak nyaman.

Sera melihat Kiral dan mama nya sedang berbicara serius, mata nya menatap Kiral penuh tanya, apa yang mereka bicarakan? Sera mendekat ke tempat mereka duduk.

"Kenapa bang? serius banget kaya nya?" tanya Sera menatap Kiral.

Saat diri nya datang, obrolan mereka tertunda membuat nya merasakan ada hal besar yang di sembunyikan, biasanya Kiral dan mama Asma akan berdiskusi mengajak diri nya.

"Gapapa dek, tadi mama cuma nanyain ko lo belum pulang." elak Kiral.

Sang mama menatap anak gadis nya, ada hal yang ingin dia bicarakan empat mata. Kiral tak mengizinkan nya memberi tahu Sera sekarang, namun Asma merasa jika tertunda maka akan semakin lama.

"Gue ke kamar dulu deh ya, bersih bersih dulu. Teteh ke kamar dulu ya mah" pamit nya, tadi ia langsung bergabung mengobrol tanpa menaruh barang bawaan nya.

Meskipun merasa aneh dengan sikap kedua orang itu, Sera tetap berusaha untuk biasa aja. Masalah percintaan nya saja sudah rumit, semoga tak ada masalah lain nya.

Ia menatap diri nya di cermin, wajah itu sungguh terlihat baik baik saja. Namun, siapa sangka jika di balik wajah yang ceria itu tersimpan banyak luka.

"Terimakasih diri sendiri, karena udah mau bertahan sejauh ini." ujar nya mengelus dada, berusaha menenangkan diri.

Membanggakan diri sendiri dan mengapresiasi diri sendiri itu harus. Tak banyak orang yang peduli bahkan mengapresiasi kita, jika kita tak peduli kepada diri sendiri, apa yang kau harapkan?

Menatap bayangan nya melalui cermin membuat nya merasa diri nya terlalu banyak menyimpan hal sedih, tatapan mata itu terlihat kosong, berbeda jika ia berada di luar rumah, hanya ada tatapan ceria dan senyum di wajah nya.

"Maaf ya, selama ini terlalu maksain buat kuat dan selalu baik baik aja." ucap nya menatap bayangan wajah nya, senyum itu terlihat manis namun menyedihkan.

"Teh." panggil mama Asma dari luar sambil mengetuk pintu kamar milik nya. Ia merapikan rambut panjang nya dan memberikan senyum terbaik untuk sang mama.

"Masuk aja mah, teteh di dalem." balas Sera dari dalam kamar.

"Mama boleh ngobrol?" tanya nya.

Sera menatap sang mama heran, tak seperti biasanya. "Boleh dong, kenapa mama ku sayang?"

"Mungkin ini bakal bikin kamu sedih, tapi kamu harus tau." ucapan sang mama membuat perasaan nya menjadi kalut, masalah apalagi ini tuhan.

"Kenapa mah? kok kaya nya serius banget?" Sera merasa percakapan ini menjadi serius.

"Mama mau izin nikah lagi ya teh?"

Ucapan itu membuat Sera terpaku, mata nya memandang Asma lemah. Dada nya sesak, entah kenapa rasanya ia tak terima mendengar permintaan izin tersebut.

"Mah?" panggil Sera melemah. Asma menatap mata sang anak lekat, ada pancaran kesedihan dan kekecewaan di dalam nya.

Pantas saja Kiral selalu mengalihkan topik ketika diri nya datang, ternyata ini yang mereka bicarakan.

"Sama siapa?"

Asma mengelus surai rambut anak nya lembut, "Temen sekolah mama dulu."

Hancur sudah hari nya, masalah tak berhenti datang membuat hati nya lelah. Berusaha kuat pun percuma, hati nya tetap sesak, di depan sang mama perlahan isakan isakan kecil lolos dari mulut nya, ia tak bisa menahan semua kekecewaan pada hari itu.

Bandung Dan SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang