Sera dengan segala trauma.

21 2 0
                                    



Happy Readingg



"Gue cape, kenapa harus gue lagi?"




"Lo tau bagian memuakkan dari memahami seseorang?" tanya seorang gadis cantik.

"Apa?" balas gadis di sebelahnya.

Bunga menoleh sebentar, lalu melanjutkan ucapan nya. "Orang yang terus terusan ngulang kesalahan yang sama."

Sera menatap Bunga kemudian menjawab dengan lirih. "Karena memahami seseorang, termasuk bagian dari mencintai kan?."

"Manusia terlalu naif soal perasaan." ujar Bunga. "Lo tau? semakin lo berusaha paham sama seseorang, lo bakal semakin tersiksa nanti nya."

Sera menoleh menatap bingung sahabatnya itu, Bunga pun menatap nya lekat dengan wajah cantiknya.

"Karena nanti nya, lo bakal terus ngerasa kalo tugas lo emang cuma buat memahami orang lain, dan ngorbanin perasaan lo."

Bagi Bunga, memahami kesalahan yang berulang itu sama aja membuang waktu. Manusia suka seenak nya ketika mudah di maafkan, toh banyak yang otak nya gak di pake buat berfikir ketika ngelukain perasaan orang lain kan?

"Bagian dari mencintai bukan cuma memahami, tapi juga saling memahami." ucap Bunga.

"Kalo cuma satu pihak?" tanya Sera.

"Pihak lain akan kelelahan." balas Bunga.

Belajar untuk memperlakukan orang lain sesuai dengan sebagaimana kamu ingin di perlakukan, manusia terlalu egois jika hanya ingin di pahami semua kesalahanan dan keinginan nya.

"Lo nerima Halim punya sahabat cewe?" tanya Sera.

Mimik wajah Bunga berubah, mata nya menatap lurus pepohonan dan bukit indah di depan nya.

"Gue bisa nerima Lea, karena emang dia pure sahabatan tanpa perasaan." jawab Bunga, toh mereka pun kenal lebih dahulu.

"Halim bisa memposisikan diri nya dengan benar, ketika dia bareng Lea pun gue selalu di nomor satukan." sambung nya, Sera diam mendengar jawaban Bunga.

Ada rasa sesak yang perlahan menyusup di hati nya, entah bagaimana hubungan mereka kedepan nya. Bagi Sera, persahabatan cewe dan cowo terlalu beresiko melibatkan perasaan.

"Ser, lo bisa coba cari tau dulu hal ini. Gue tau ko, lo gak tenang karena masalalu Sagara balik lagi kan?" ujar Bunga, Sera mengangguk lemah.

"Mungkin emang bener, dari banyak nya manusia, mereka akan terlena ketika masalalu nya dateng lagi. Tapi, kita gak bisa pukul rata semua orang kaya gitu." ucapan panjang sahabat nya itu mampu membuat hati nya sedikit lega.

Sera mengangguk, senyum nya terbit perlahan. "Karena bagian lain nya dari mencintai adalah percaya kan?"

Bunga tersenyum manis dengan menganggukan kepalanya, "Kepercayaan itu mahal."

"Gue percaya sama, Gara." ucap Sera sungguh, hati nya mantap untuk memberikan seluruh kepercayaan nya kepada laki laki yang dicintai nya itu.

"Sisakan ruang untuk kecewa." ujar Bunga mengingatkan.

Karena manusia bisa saja mengecewakan dengan mudah, maka dari itu sisakan sedikit ruang untuk kecewa dan memaafkan.

"Lo sedih selama ini gak mungkin cuma karena masalah cinta kan?" feeling Bunga tak akan meleset, perubahan sikap Sera membuat nya peka bahwa ada masalah besar yang di sembunyikan.

"Mama." jawab Sera singkat, namun Bunga paham bahwa ada masalah antara Sera dengan sang mama.

Tiba tiba saja air mata Sera meluncur deras, ia menahan untuk tak memperlihatkan kesedihan nya. Namun tetap saja, putaran memori kesedihan nya di masalalu datang kembali.

Bandung Dan SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang