Dia kembali.

30 2 0
                                    

Happy Readinggg


"Dibiarkan masuk atau mencoba jaga jarak?"



Cafe moon, tempat mereka biasa bertemu. Persahabatan mereka begitu erat, saling melengkapi meskipun tetap saja ada rasa yang tumbuh diantara mereka. Cafe itu sangat ramai ketika malam hari, karena nuansa cafe yang indah dan harga yang pas di kantong.

"Leaaaaa." sapa Altair ramah, dirinya merindukan gadis itu. Lea sudah memesan taro latte kesukaan nya, Sagara juga menyukai itu.

"Gue juga kangen Alta sama lo, yang lain mana?" Tanya Lea ketika melihat Altair datang seorang diri, Alta adalah panggilan dari nya.

Altair mengecek jam di tangan nya, "Masih di jalan."

Lea mengangguk, "Lo bakal lama di bandung?"

"Lumayan." jawab Lea, sebenarnya diri nya akan pindah stay di bandung.

"Nah, itu mereka." Altair melambaikan tangan nya ketika kedua sahabat nya sampai.

Sagara dan Halim menghampiri mereka, kangen juga suasana seperti ini. Biasanya mereka akan sibuk dengan kehidupan masing masing.

"Halo everyone, Halim datangg." seru Halim.

Lea menggeleng, tingkah Halim selalu
membuatnya tercengang, "Duduk Lim."

"Hai." sapa Sagara, Lea membalas dengan senyuman hangat.

"Hai Aga." Sagara biasa di panggil Aga oleh sahabat nya, nama itu hanya mereka yang tau.

"Lo kesini sendirian, Le?" tanya Halim, kesini yang di maksud adalah ke bandung.

"Sama mama, tadi gue udah izin mau ketemu kalian."

"Kangen banget gue sama mama lo."  ucap Altair, biasanya mereka akan kumpul di rumah Lea dan di sambut ramah oleh mama gadis itu. Sagara hanya menyimak obrolan sahabat nya.

"Main dong, sibuk banget kaya presiden." sindir Lea sambil tertawa.

"Aamiin......kaya nya gue bakal jadi presiden selanjutnya." ujar Altair, di toyor oleh Halim.

"Gue pindah negara si kalo sampe kaya gitu." ledek Halim, Altair cemberut.

Sagara bersuara, "Lama di bandung?"

Lea menoleh, Halim dan Altair langsung diam. Jika Sagara bersuara pasti mereka mendengarkan secara seksama.

"Gue bakal pindah ke bandung lagi."

Sagara mengangguk tersenyum simpul, sedangkan Halim dan Altair melongo tak percaya, lalu mereka berteriak senang.

Altair memastikan bahwa pendengaran nya tak bermasalah, "SERIUS LO LE?"

"Santai aja monyet nanya nya." kesal Halim, suara cempreng Altair mengusik telinga nya.

"Excited nih gue, bisa sering sering main ke rumah lo kalo gitu." Halim pun tersenyum riang, bisa kumpul seperti ini adalah sebuah kesenangan.

"Selamat datang kembali di bandung, Lea." kata Sagara.

Hati nya menghangat, sahabat seperti rumah kedua bagi diri nya, Sagara si kulkas, Halim yang paling dewasa, sedangkan Altair si pencair suasana.

"Selamat bertemu kembali, Aga." senyum Sagara terbit, rasanya sudah lama tak melihat wajah itu.

"Di bogor gue sendirian, sekarang balik ke bandung rame banget rasanya." keluh Lea.

Halim, Altair dan Sagara mendengarkan ucapan gadis di depan nya, satu satunya gadis yang ada di ruang lingkup persahabatan mereka.

"Untung punya kalian." Wajah sumringah Lea terpampang ketika menatap satu persatu sahabat nya.

Bandung Dan SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang