Happy Readinggg
"Aku sudah tak pernah lagi membahasmu, seakan semua tentangmu memang sudah lama terselesaikan. Aku sudah melangkah jauh sekarang ke arah yang berbeda, dahulu aku selalu ingin menggengam tanganmu untuk melangkah bersama, namun sekarang aku membiarkan tangan wanita lain turut menggengam erat jemari mu untuk melangkah ke arah berbeda."
Bandung, 30 April 2024.
aku tak pernah tau perasaan apa yang ku rasakan saat ini, rasanya menyesakkan hati dan membuat pikiran ku tak karuan. hari yang memang sudah menjadi tak bersahabat sejak lama kali ini semakin menunjukan bahwa fase memuakkan karena kehidupan itu kerap kali terjadi.
Sera masih menyukai menuliskan isi hati di buku diary milik nya, sore itu ia sengaja menuliskan sajak terakhir di buku itu sebelum ia menyimpan nya dan tak ingin membuka buku itu kembali. Ia menghembuskan nafas nya pelan lalu melanjutkan menulis nya dengan perasaan bercampur aduk.Jika kau tanyakan bagaimana rasanya menjadi aku? aku pun bingung akan menjelaskan dengan cara apa. Tak ingin membahas luka lama sebenarnya, namun aku akan memberitahumu bahwa setiap langkah yang aku tempuh itu terasa berat, entah karena luka atau kenangan. Aku sudah tak lagi menangis menggerung sendirian di dalam gelap nya kamar, aku sudah tak lagi menatap penuh benci orang yang pernah menyakiti ku, aku sudah berjalan jauh untuk mencoba sembuh.
- Lavanya Anasera Tavisha, 24.
"Dek." panggil Kiral menepuk pelan bahu sang adik, membuat Sera yang sedang fokus menulis mendongakan kepala nya.
"Kenapa bang?" tanya Sera.
Kiral duduk di bangku sebelah sang adik, ia mendukung hobby sang adik untuk menulis cerita. "Ada Isha, Bunga sama Zoe di depan."
"Oh oke, gue ke depan dulu ya." Sera beranjak dari duduk nyaman nya, setelah perpisahan kemarin ia menjalani hidupnya dengan vibes yang berbeda.
Kiral mengangguk, lalu menengok isi buku diary milik sang adik. Meski Sera selalu memberinya izin untuk membaca semua tulisan gadis itu namun tetap saja Kiral sering kali segan untuk membacanya tanpa izin, tapi saat itu rasa penasaran Kiral memuncak ia membuka lembar berikutnya dari buku itu.
Bandung, setelah kisahku usai.
Meski pada akhirnya semuanya usai, dan aku tak menyangka bahwa kisahku akan tergeletak begitu saja di dalam cerita tak bahagia, aku yang selalu meminta agar rasa ini direstui semesta namun tak ayal mengecewakan juga, aku tak lagi memaki dan mengadu kepada semesta bahwa kisah ini sangat mengecewakan, aku tak lagi menatap langit yang bertabur banyak bintang karena aku menyamakanmu dengan salah satu bintang terindah di langit sana, aku sudah tak ingin lagi mengingat sedikitpun tentangmu meski terkadang rasa rindu datang tanpa di tunggu.
- Lavanya Anasera Tavisha.
Kiral tersenyum simpul membaca isi buku itu, sang adik sangat pandai merangkai kata. Ia meninggalkan buku itu tergeletak di atas meja, dan memilih untuk masuk ke dalam kamar tidur nya saja.
Di ruang keluarga mereka berempat duduk berdampingan, Sera berada di samping Zoe dan Bunga di tengah Serta Isha di pojok paling kiri. Mereka sering datang ke rumah Sera hanya untuk sekedar bertanya keadaan nya atau bercerita bahwa bandung menjadi lebih dingin sekarang, tentang tim bubur yang di aduk atau tidak, bahkan tentang mengapa mie ayam sangat enak jika di santap bersama kerupuk pangsit.
"How's life?" pertanyaan pertama yang di sambut hangat oleh Sera, Bunga yang bertanya seperti itu.
"Good, gue lebih ngerasa seneng dan lega sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Dan Sagara
Teen Fiction"Benar kata mereka, mencintai tak akan bisa jika hanya satu pihak, nyata nya cinta memang menyakitkan hanya ada dua ruang yg tersisa bahagia atau kecewa. manusia kadang memang lalai dengan perasaan yang mereka punya dan terlalu mempercayakan rasanya...