Tolong dia.

22 3 0
                                    



Happy Readingg




"Membiarkan ia mati atau menolong nya?"





Bandung, di kota mu aku menyimpan terlalu banyak luka, dua perasaan berada di dalam ruang yang sama, merayakan bahagia dan merayakan perasaan duka. Tak bisa di pungkiri bukan? menyakitkan melihat orang tersayangmu bersanding dengan pria lain, dan itu bukan ayahmu. Cahaya hidupnya memilih untuk menghidupi kegelapan lain nya.

Bunga, Isha, Zoe sudah berada di rumah sederhana itu, tapi tak ada Sagara . Mereka duduk di samping Sera untuk menemani gadis itu, Sera tersenyum simpul sebagai bentuk terimakasih karena mereka telah bersedia hadir. Isha tak mampu menyembunyikan tatapan sedih nya melihat sahabat tersayang mengalami hal menyedihkan seperti yang dirinya rasakan, meski Sera tak mengatakan apapun namun Isha yakin jauh di lubuk hati nya gadis itu meraung kesakitan, Bunga yang terus menggengam erat tangan Sera dan Zoe yang memeluk Sera dari samping.

"Semua nya bakal baik baik aja, Ser." ujar Bunga memberikan semangat, Sera mengangguk pelan.

Zoe tak melepaskan pelukan nya.
"Kita disini, Ser."

Isha pun ikut menimbrung, "Gapapa kok kalo ngerasa kecewa sama keadaan."

"Terimakasih." hanya itu yang mampu terucap dari mulut Sera.

Isha maju ikut memeluk Sera. "Manusia selalu di kasih ujian sesuai kemampuan, tapi karena kita baru pertama kali jadi manusia, gue ngerti kalo lo sekarang lagi maki maki takdir." kata Isha berbisik tepat di telinga Sera.

"Karena gue cuma manusia lemah." balas Sera pelan.

Mereka memberikan kekuatan untuk Sera, terlebih tatapan gadis itu terlihat kosong seakan jiwa nya hilang entah kemana. Sakit memang, melihat orang tua menikah lagi.

Isha melirik Sera lalu berkata. "Manusia biasa selalu punya batas, jangan nahan  kesedihan sampe ngelewatin batas itu."

Sera melirik pintu terus menerus berharap Sagara akan datang untuk memberi nya kekuatan. Kedatangan penghulu membuat perasaan nya semakin tak karuan, acara itu akan di mulai sebentar lagi dan pria itu masih tak tahu berada dimana.

"Baik acara nya akan kita mulai sekarang saja." kalimat itu membuat Sera semakin gelisah, ia mengepalkan tangan menahan tangis nya.

Melihat sang penghulu menjabat tangan pria dewasa di samping sang mama membuat hati nya mencelos, benar pikir nya, tak ada yang peduli dengan perasaan nya.

"Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Indra Prabaswara bin Janesh Prabaswara dengan wanita yang bernama Asma Anindya binti Arsyad Zakaria dengan maskawinnya, tunai.” ucap penghulu, di balas oleh pria dewasa itu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Asma Anindya binti Arsyad Zakaria, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” jawab pria dewasa itu dengan lantang.

"Bagaimana para saksi? sah"

"Sahhh......" balas mereka serempak.

Hancur sudah hati Sera, ia menggigit bibir nya menahan tangis dan sakit yang menjalar. Prosesi ijab kabul itu telah selesai pertanda bahwa sang mama sudah sah menjadi istri orang lain. Kiral menggengam erat tangan Sera memberikan kekuatan, Sera merasa seperti tercekik berada di situasi itu.

Hati nya sakit, dada nya sesak, mata nya perih menahan tangis. Tangis nya tertahan membuat wajah nya memerah, tawa riang mereka memberikan semakin banyak rasa sesak di hati Sera.

Sera meneteskan air mata nya, melihat wajah bahagia sang mama membuat hati nya melemah. Zoe mendekap erat tubuh Sera di ikuti oleh Isha dan Bunga, Kiral memberi sang adik ruang untuk mengeluarkan seluruh kesedihannya.

Bandung Dan SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang