Happy Readingg
"Aku tersakiti oleh harapan ku sendiri."
- Lavanya Anasera Tavisha.Kesalah pahaman selalu membuat seseorang kebingungan, kadang tak ada penjelasan adalah penjelasan bagi seseorang yang sedang kalut. Memang, menyukai seseorang berarti harus menerima segala sakit nya pula.
Sagara segera beranjak dari kamar nya, ia sudah berjanji akan menemui sahabat nya dan Lea, cewe yang pernah di sukai nya atau masih? ia pun tak paham.
"Loh abang mau kemana?" tanya Bunda nya. Arumi memang tau jika Sagara sering pulang malam ketika sibuk kuliah, namun kali ini seharus nya Sagara berada di rumah karena jam kuliah nya selesai siang tadi.
"Abang ada janji sama Halim, Altair dan Lea." Suara nya memelan ketika mengucapkan nama Lea. Sang bunda pun paham, Lea yang di maksud adalah sahabat anak nya sedari kecil dan wanita yang di sukai anak nya.
"Hati hati ya bang, jangan malem malem pulang nya. Inget, gak boleh mau dua wanita." ucap sang bunda membuat Sagara mengerti.
Sedari kecil ia telah di didik untuk menghargai dan menjaga wanita, sehingga sang ayah dan bunda nya begitu tegas jika perihal wanita. Ia segera menyalimi wanita yang di cintai nya itu lalu melajukan motor nya meninggalkan pekarangan rumah nya.
Pikiran nya terbagi antara Sera dan Lea, dua wanita yang berhasil membuat nya nyaman. Sagara merasa ketika bersama Sera ia tak perlu khawatir karena ia selalu bahagia ketika di samping gadis itu. Melamun sepanjang jalan sehingga tak sadar diri nya telah tiba di cafe tempat mereka akan bertemu. Menyimpan motor nya ditempat parkir dan berjalan menuju cafe tersebut, pandangan nya melihat sekeliling. Ia memutuskan untuk segera masuk dan mencari para sahabat nya.
"Iya anjir hahaha......lo kaya gak tau aja Gara mah cuek banget." Altair berbicara membuat dua sahabat nya terkekeh, mereka sudah paham dengan sifat Sagara yang sangat cuek itu.
"Gue inget banget waktu sekolah dia di kejar cewe kaya di kejar setan." Lea menimpali membuat suasana nya semakin ramai. Mengingat masa remaja mereka membuat banyak hal seru yang terjadi.
"Gue inget banget si dea yang ngejar ngejar dia dari kelas 1, boro boro deket di lirik aja nggak." Halim tertawa kencang mengingat kejadian yang menurut nya lucu itu.
"Mana cewe cewe yang suka sama dia agresif semua lagi, kaya di kejar singa gue." keluh Altair, ciwi ciwi itu selalu saja meminta Altair agar mau membuat mereka dekat dengan Sagara, mak comblang kata nya.
"Gila gue pernah di bully cuma karena jadi sahabat deket nya, padahal gue cuma sahabat anjir." Lea berbicara begitu karena penggemar Sagara selalu melirik nya sinis jika berada di dekat Sagara.
"Sinis banget lagi mereka kaya mau nerkam gue."
"Eh tapi sekarang dia kaya nya suka sama cewe si." lanjut Altair membuat wajah Halim dan Lea begitu antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Dan Sagara
Fiksi Remaja"Benar kata mereka, mencintai tak akan bisa jika hanya satu pihak, nyata nya cinta memang menyakitkan hanya ada dua ruang yg tersisa bahagia atau kecewa. manusia kadang memang lalai dengan perasaan yang mereka punya dan terlalu mempercayakan rasanya...