Happy Readingggggg
Jangan lupa vote..."Memiliki banyak kehangatan, rumah ku seperti syurga bagi ku. Tapi, menurut anak lain, rumah mereka seperti neraka bagi nya."
- Sagara Abisatya Bumantara.
Jauh berjalan meninggalkan seluruh luka, memang tak mudah namun melangkah perlahan sepertinya lebih baik. Dunia terlalu berisik untuk di ambil pusing, hidup memang kadang merasa sepi. Berjalan sendirian sepertinya tak masalah daripada harus merepotkan orang.
Di rumah mewah itu berisi banyak kehangatan, di kediaman nya Amira menunggu anak dan suami nya pulang serta menyambut mereka dengan senyum merekah, lalu membiarkan mereka bercerita tentang hari panjang saat itu.
"Anak bunda udah pulang? Sini bang, bunda mau ngobrol." ujar sang ibu kepada anak lelaki nya.
"Kenapa bun?"
"Gimana kuliah nya nak? abang seneng? temen temen nya seru?" pertanyaan beruntun milik sang bunda membuat nya terkekeh pelan, bunda nya sangat pengertian.
"Satu satu dong bun nanya nya." balas nya, membuat sang bunda menyengir.
"Lumayan cape si tapi abang kan kuat, seneng bun abang bisa belajar banyak hal dan ketemu orang hebat, temen abang pun baik." celoteh nya panjang lebar, ia akan menjadi anak yang hangat jika bersama keluarga nya.
"Aduh aduh seru banget nih ya, ko papa gak diajak ajak ngobrol nya." timpal sang kepala keluarga baru pulang dari kantor nya.
"Papa udah pulang? sini ngobrol bareng bareng." ajak wanita cantik itu. Ia senang jika sudah berkumpul seperti ini, rasanya hidup nya sangat sempurna.
"Aduh pinggang papa pegel bun." keluh nya, menyetir mobil dari rumah nya sampai kantor pun lumayan melelahkan. Namun, jika sudah bertemu dengan keluarga tersayang nya rasanya lelah itu hilang entah kemana.
"Biasa tuh pah, faktor umur." ledek Sagara membuat sang papa mengerucutkan bibir nya, Sagara terkikik lucu.
Mereka memang sering menghabiskan waktu nya untuk sekedar kumpul dan ngobrol tentang banyak hal. Bisa jadi politik, ekonomi, cuaca, musik, lalu lintas, bahkan ibu ibu komplek di dekat rumah mereka. Mempunyai keluarga yang sangat hangat membuat Sagara menjadi pribadi yang hangat jika bersama orang yang ia sayangi.
"Nih pah, anak kita jadi mahasiswa berprestasi." pamer sang bunda memperlihatkan berita di web kampus anak nya, ia membanggakan anak semata wayang nya itu. Sagara menjadi anak yang berprestasi di kampus nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Dan Sagara
Teen Fiction"Benar kata mereka, mencintai tak akan bisa jika hanya satu pihak, nyata nya cinta memang menyakitkan hanya ada dua ruang yg tersisa bahagia atau kecewa. manusia kadang memang lalai dengan perasaan yang mereka punya dan terlalu mempercayakan rasanya...