Binbin dan Molly

26 3 0
                                    

Happy Reading

"Cinta ku bermula ketika dia terguling di tangga."

- Halim Ghava Mavendra.



"Sagaraaa....." panggil gadis cantik dengan wajah cemberut.

"Susah banget anjir mau ngedeketin lo doang." keluh gadis itu, Tiara Cantika. Gadis cantik yang menyukai Sagara sejak lama, namun kehadiran nya selalu di tolak secara terang terangan oleh Sagara. Memiliki badan ideal serta wajah yang cantik membuat nya di sukai banyak pria, namun hanya Sagara yang berhasil menarik perhatian nya.

"Gak usah di deketin, gue juga gak suka sama lo." ucapan Sagara selalu sama, entah keberapa kali diri nya di tolak mentah mentah oleh pria itu.

"Awas aja, gue bikin lo suka sama gue." ucapan itu membuat Sagara segera pergi, bagi Sagara gadis itu terlalu obsesi bukan suka. Lagi pula hati nya sudah di miliki oleh wanita lain, gadis yang selalu membuatnya tersenyum.

Sagara segera menuju kelas nya, ternyata Halim dan Altair belum sampai. Diri nya mendengus kesal, jika seperti ini pasti ada saja cewe yang datang ke kelas nya untuk sekedar menyapa atau memberi coklat atau susu.

"Hai Gar." sapa gadis manis yang satu kelas dengan nya, Sagara tak menjawab bahkan tak melirik sedikitpun.

"Sialan gue di kacangin." oceh gadis itu.

Halim dan Altair segera ke kelas ketika Sagara mengirimi nya pesan, mereka tau jika Sagara pasti di ganggu oleh gadis yang menyukai nya. Menjadi mahasiswa pintar sekaligus tampan membuat Sagara banyak di gemari oleh ciwi ciwi.

"Lama banget lo anjir." omel Sagara ketika sahabat nya datang.

"Noh si Halim ke kantin dulu." Altair menyenggol lengan Halim membuat Halim menyengir.

"Haus gue, lo cepet banget dateng nya si." seru Halim.

"Mahasiswa berprestasi mah beda coi." sontak Sagara mengeplak kedua kepala sahabat nya.

"Aduh.....sakit anjir, kdrt lo Gar."

"Buset bahasa lu kdrt, abang banting dedek bang." ocehan Halim membuat Sagara tertawa pelan, Altair hanya cemberut.

Sebuah pesan masuk membuat nya membuka aplikasi whatapps pada ponsel nya, tadi pagi diri nya mengantar Sera untuk bekerja namun langsung ke kampus karena mempunyai beberapa urusan. Sera, nama itu tertampang di urutan pengirim pesan paling atas, Sagara segera membuka pesan itu dan isi pesan itu membuat senyum simpul di wajah nya terbit. Halim dan Altair paham jika pasti Sera lah yang mengirim pesan.

 Halim dan Altair paham jika pasti Sera lah yang mengirim pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Senyam senyum teross, tadi mah muka nya kaya kanebo kering." cibir Halim, Altair pun menimpali.

"Waduh, jangan senyum a mereka gak akan kuat." ledek Altair kepada ciwi ciwi yang penasaran memandangi mereka bertiga.

Bandung Dan SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang