Tak adil rasanya.

28 4 0
                                    


Happy Readingggg



"Masalah keluarga selalu menjadikan manusia lemah."





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kaivan Raynar Mahatma, pria tinggi dengan senyum indah, berkacamata serta lesung pipi membuat nya terlihat sangat manis. Pria itu mempunyai kisah yang sama sedihnya dengan Isha, mereka bertemu ketika berada di pantai untuk mencari ketenangan namun tak sengaja Isha terseret ombak yang membuat Kaivan membantu nya. Mata nya melotot melihat seorang gadis dengan tatapan kosong berjalan kearah tengah laut, ia berlari melihat gadis itu terseret ombak.


"Lo gila mau bunuh diri??" teriak Kaivan kencang melihat Isha yang berjalan menuju tengah laut. Mata gadis itu terlihat sangat lelah dan senyum sayu menghiasi wajahnya.

"Gue bunuh diri pun masalah gak akan selesai, gue cuma butuh ketenangan, kepala gue berisik banget." lirih gadis itu dengan tatapan kosong, mama nya terus memaki nya jika nilai yang di dapatkan tak sesuai kemauan mama nya.

"Riuh di kepala lo bikin lo sampe seberantakan ini?" Isha mengangguk, memang tak baik membohongi diri sendiri.

"Gue bukan cowo baik, tapi lo bisa cerita ke gue buat nenangin hati lo." saran Kaivan, pria itu terlihat cukup baik di mata Isha. Namun mata nya tak sengaja menangkap bekas barcode, pria itu menyakiti diri nya sendiri?

"Lo lebih butuh di dengerin, jangan sampe tega nyakitin diri lo kaya gitu." Kaivan kaget, jaket nya terbuka ketika membantu gadis itu. Bekas sayatan itu terlihat mengerikan, masih basah dan terlihat banyak darah mengering.

Isha mengambil tangan pria itu dan memperhatikan luka itu dengan seksama, lalu menatap Kaivan yang ternyata sedang menatap nya juga, pria itu terlihat baik baik saja padahal namun siapa sangka jika dia melakukan self harm? tapi tunggu, ternyata ada beberapa bekas lebam di tubuh pria itu.

"Sesakit itu hati lo sampe tangan lo penuh lukisan kaya gini?" tanya Isha, senyum kecil Kaivan terbit lalu menarik tangan nya dan di tutupin oleh jaket yang terbuka tadi.

"Cuma ini yang bikin sakit di hati gue berkurang, rasanya gak sebanding sama luka di hati gue." Isha paham jika pria itu ternyata memiliki banyak masalah yang membuat nya tak bisa mengendalikan diri.

"Disini gak ada apotik, tapi gue punya sesuatu." Isha mengambil barang di saku nya, lalu memakaikan plester itu di pergelangan tangan Kaivan. Plester bermotif hello kitty itu terpasang sempurna di lengan pria itu meski tak bisa menutup semua luka itu setidak nya sedikit membantu.

Bandung Dan SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang