Happy Readingggg
"Berhenti atau tetap saling menyakiti?"
Kadang memang hanya diri sendiri yang bisa di andalkan, orang yang sering mengucapkan kata "cerita aja kan aku rumahmu" pun kadang bisa ngecewain.
Naif memang, manusia mengecewakan manusia lain, namun berbicara seolah tak ada celah untuk menyakiti."Jangan sedih sendirian dek." ucap seseorang yang tiba tiba datang membuat Sera kaget.
Kiral panik mencari Sera, tempat tempat yang sering gadis itu kunjungi pun tak luput di datangi satu persatu namun tak ada Sera disana. Tinggalah satu tempat yang mungkin di kunjungi gadis itu, dan benar saja seorang gadis dengan wajah telungkup berada di pinggir pantai.
"Bang Kiral." panggil Sera lemah.
Kiral dengan cepat memeluk adik nya tanpa bertanya apapun, ia paham pasti adik kesayangan nya itu sangat sedih. Sagara menghubungi nya dan bertanya keadaan Sera, membuat Sagara pun ikut kalut karena gadis itu tak ada di rumah, Sagara menceritakan semua masalah kemarin ketika Lea datang ke cafe tempat Sera bekerja, Kiral langsung mencari adik nya pasti gadis itu sedang terisak sendirian.
"Maafin gue dek." ujar Kiral. "Gue cuma gak mau lo sedih."
"Dengan lo nutupin kaya gini malah makin bikin gue sakit bang." kata Sera menatap lekat wajah sang kakak.
Kiral pun sama sedihnya seperti gadis itu, sang mama izin menikah lagi kepadanya. Namun, ia pikir terlalu egois jika melarang kebahagiaan mama nya, berbeda dengan Sera gadis itu terlalu banyak trauma membuat Kiral yakin jika Sera akan menentang.
"Kadang kita harus bisa dengan lapang nerima hal yang emang bikin sakit." ucap Kiral.
Sera enggan menatap lawan bicara nya, pancaran mata Kiral menunjukan kesedihan mendalam yang membuat nya tak ingin lama lama menatap wajah tampan itu.
"Harusnya lo gak nutupin masalah ini." Sera tetap pada posisi nya, berada di pelukan Kiral. "Gue kaya orang bodoh dirumah, gue gak tau masalah ini sedikitpun."
"Gue mau nentang pun gak etis, kebahagiaan mama itu nomor satu bagi gue." suara itu terdengar sendu, memang benar kebahagiaan mama adalah tujuan utama dihidup nya.
"Maafin abang, karena berusaha nutupin semua ini." lirih Kiral.
Sera berdehem menetralkan rasa kecewanya kepada Kiral, pasti Kiral punya alasan kenapa dia melakukan itu.
"Kenapa lo nutupin dari gue bang?" tanya Sera.
"Karena gue gak mau dunia lo hancur detik itu juga, pas lo baru pulang ke rumah dalam keadaan cape." jawab Kiral.
Kiral mengelus rambut sang adik penuh sayang. "Gue gak tau lo abis ngehadapi masalah apa aja yang terjadi di luar, gue mau keadaan rumah tetap sama hangatnya ketika lo pulang ke rumah."
Mendengar alasan Kiral membuat Sera sadar, jika yang di lakukan Kiral adalah untuk kebaikan diri nya.
"Maaf gue udah marah ke lo bang." Sera merasa bersalah, ketika ia malah marah kepada Kiral karena pria itu menutupi hal itu.
"Gapapa dek, gue ngerti pasti lo gak gampang buat nerima fakta ini." balas Kiral, ia lega karena Sera paham maksud dari tindakannya.
"Mama bakal bahagia bang?" tanya Sera.
Kiral mengangguk, "Mama butuh pendamping buat masa tua nya dek, kita cuma bisa doain mama bahagia sama pasangan nya."
"Gue masih gak bisa nerima ini bang." Sera menunduk merasakan air mata nya bersiap untuk meluncur bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Dan Sagara
Teen Fiction"Benar kata mereka, mencintai tak akan bisa jika hanya satu pihak, nyata nya cinta memang menyakitkan hanya ada dua ruang yg tersisa bahagia atau kecewa. manusia kadang memang lalai dengan perasaan yang mereka punya dan terlalu mempercayakan rasanya...