Persimpangan jalan.

26 1 0
                                    

 

Happy Readinggg


"Pilihan lo cuma lanjut dan mendem rasa kecewa lo, atau pisah mungkin dengan rasa penyesalan lo."

- Kiral Ghanem Advaya.


"Jangan egois, lo harus nentuin tujuan lo kemana, jalan tanpa tujuan cuma bakal bikin lo tersesat." Halim menjadi orang yang setia mendengarkan keluhan Sagara.

Telinga Halim selalu siap mendengarkan, "Kalo cuma karena ada batu di persimpangan jalan lo, bukan berarti lo jatuh saat itu juga."

"Lo harus percaya gue lim, gue beneran sayang ke Sera." mata itu terlihat sendu, sudah beberapa hari ini Sera menjauh darinya.

"Jadiin dia tujuan lo, Gar. Jangan puter balik ke jalan lama cuma karena jalan itu banyak kenangan." yang dia maksud adalah, kembali mencintai Lea cuma karena gadis itu hadir lagi di sekitar mereka.

Memang sudah seharusnya kenangan itu di kubur bersama masalalu. Lea pun akan merasa tak enak hati jika hubungan sahabatnya renggang karena diri nya.

"Wajar Sera kecewa, dia paling gak suka di janjiin doang, tapi lo ingkarin, padahal lo tau hal itu." Sagara tak mengerti, mengapa sangat rumit sekarang. "Hal sepele kaya gitu kadang berarti banget buat dia, Gar."

Halim tau jika Sagara memang mencintai Sera, dan Lea sudah menjadi bagian masalalu dari sahabatnya itu. Memang ada beberapa bagian dalam cerita yang memiliki konflik bukan? bagian ini yang Sagara berada. Sera wajar jika kecewa, namun sebuah masalah harus di selesaikan jika ingin melanjutkan jalan.

"Gue juga goblok banget, kenapa bisa si silent hp dan lupa ada janji." kecerobohan nya itu menjadi awal masalah ini terjadi, ia menonjok sofa yang di duduki nya.

"Jangan nyalahin hal yang udah terjadi." kata Halim. "Lo masih punya banyak jalan buat sampe ke tujuan lo."

"Gue harus gimana, Lim?" tanya Sagara. Otak pintar nya seakan tak bekerja jika persoalan cinta.

Halim menepuk pundak sahabatnya , "Temuin Sera."

Sera, gadis itu menjadi tujuan nya sekarang. Jika banyak masalah, yang disudahi adalah masalah nya, bukan hubungan nya kan?

****************

Ucapan Kiral membuat nya sadar, pilihan nya adalah melanjutkan kisah mereka. Karena tak mudah juga melanjutkan hidup tanpa seseorang yang biasa hadir di hari hari sebelumnya.

"Kalian sama sama dewasa, lo juga harus kasih waktu buat dia jelasin. Sudut pandang dari Sagara juga penting dek, walaupun lo udah kecewa dari sudut pandang lo." ucapan Kiral semalam masih terekam jelas di otak nya.

"Coba ketemu sama Sagara dulu, dia udah ngakuin kesalahan nya. Jangan gegabah biar lo gak nyesel." saran sang kakak. "Kalo emang udah gak sejalan, lepasin."

Sera membaca pesan pesan yang dikirim oleh Sagara, yakin dengan pilihan nya ia menghubungi pria itu setelah kemarin menjauh darinya. Benar kata Kiral, ia pun harus tau cerita dari sudut pandang Sagara. Diri nya hanya butuh waktu untuk mencerna semua hal yang terjadi sebelumnya.

"Jangan minta aku buat berenti ngelangkah bareng kamu, Ser." ia was was ketika Sera mengajak nya bertemu, pikiran pikiran buruk terus berputar di kepala nya, mata nya menatap gadis itu tanpa henti.

"Jangan minta aku ngejauh dari kamu, sebagian duniaku udah terisi sama kamu." pinta nya, Sera masih tetap diam.

"Karena yang tahu perasaan kamu cuma kamu, Gar. Entah apa jadinya nanti, tapi aku udah milih tetep ngelangkah bareng kamu." Sagara kira Sera akan memilih pergi, namun ucapan gadis itu membuat hati nya menghangat.

Kadang memaafkan memang dibutuhkan, perasaan selalu menang dibanding logika. Tak usah di bantah, karena membohongi perasaan diri sendiri adalah bagian terburuk dari mencintai.

Sera tersenyum manis, ia memilih memendam rasa kecewanya di bandingkan harus kehilangan pria itu. ada pun harapan nya, semoga hati nya tak sia sia mencintai orang kali ini.

"Aku milih maafin kamu, daripada harus ngelanjutin kisah ini tanpa kamu." Sagara tersenyum senang, mata nya berkaca, seakan semua beban yang berada di kepala nya hilang mendengar ucapan gadis yang dicintainya.

"Makasih Ser, makasih karena kamu milih ngeredain rasa kecewamu." kata Sagara.

"Ketika aku memilih mencintai langit, aku udah siap menerima kemungkinan terburuknya." Sera menatap dalam manik mata yang masih berkaca kaca itu, tangan nya menyentuh wajah pria itu san mengelus rambut pria itu penuh sayang.

"Bahkan jika itu badai sekalipun." lanjutnya.

Sagara hanya diam menikmati perlakuan manis gadis di depan nya, Sera selalu membuatnya nyaman.

"Kalo kamu emang masih punya perasaan sama Lea, bilang sama aku ya. Jangan denial sama diri sendiri, aku lebih milih relain kamu tapi kamu bahagia sama pilihanmu." Sera mengelus lembut wajah Sagara, mata nya tak berenti menatap wajah pria yang memberikan banyak kebahagiaan itu.

Sera menarik tangan nya dan mengalihkan pandangan nya menatap langit biru bandung saat itu, "Daripada kamu bohongi perasaan kamu."

Kali ini Sagara yang menatap gadis itu dengan lekat, wajah cantik itu terlihat menenangkan.

"Aku sayang kamu, Ser." Sera tersenyum mendengar ucapan Sagara, gadis itu tahu.

Mungkin memang, menurunkan ego demi perasaan juga harus di lakukan.

"Aku salah, tapi izinin aku perbaiki semua ini." pinta Sagara, Sera mengangguk dan tersenyum manis. "Kalo aku salah kasih tau salahku, jangan tinggalin aku, Ser."

"Kalo kesalahan yang dilakuin itu berulang, gak ada kesempatan buat kata maaf." gumam Sera.

"I miss u." ucap Sagara sambil memeluk tubuh yang dirindukan nya itu.

"I miss u moree, maaf karena kemarin aku ambil space terlalu lama." Sagara mengangguk, ia mempererat pelukan nya. Berkali kali ia menciumi puncak kepala gadis itu.

Sagara berbicara tanpa melepaskan pelukan nya, "Mari lanjutkan kisah ini, Sera."

"Genggam tangan aku, Gar."

"Pasti banyak persimpangan yang akan kita temui nanti, kalo kamu lepas maka bisa dipastikan, kita melangkah ke arah berbeda di persimpangan selanjutnya.

"Akan aku pastikan kita melangkah ke arah yang sama, Ser." ujar Sagara.

"Semoga." jawab Sera singkat.

"Mau berdoa sama tuhan?" tanya Sagara.

Sera menatap Sagara, "Doa apa?"

"Semoga kisah kita abadi, kaya kota bandung di hati pencintanya."

Banyak orang yang menyukai kota bandung, entah karena memang kota nya yang indah atau karena ada seseorang.

"Pidi baik pun kisah nya abadi, meski akhirnya mereka gak barengan kan." jawab Sera.

"Yaudah doa nya ganti." ujar Sagara lagi, membuat Sera menaikkan satu alisnya.

"Apa?"

"Semoga selalu bareng sama kamu."

Sera menjawab, "Emang boleh doa kaya gitu?"

"Boleh." jawab Sagara cepat.

"Kalo kamu jodoh nya orang, kan aku juga orang." ucapan Sagara membuat Sera tertawa pelan.

"Kalo jodoh aku min yoongi?" tanya Sera. Sagara menatap nya dan memikirkan jawaban apa yang akan diberikan.

"Waduh berat nih, aku juga min yoongi tapi cabang bandung." Sagara menyengir, lalu Sera tertawa terbahak mendengar jawaban Sagara.

"Min yoongi cabang bunda Arumi dan papa Kalingga." kata Sera, giliran Sagara yang tertawa sekarang.

Syukurlah, masalah itu berlalu ketika mereka memilih untuk memulai obrolan.

Tuk petualangan ini
Mari kita ketuk pintu yang sama
Membawa amin paling serius
Seluruh dunia.

Bandung Dan SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang