Happy Readinggg
"Karena ada bagian yang masih tersimpan rapih dari setiap kisah di masalalu."
- Zoe Amorreiza
Di bawah pohon rindang samping fakultas mereka bertiga duduk santai, meski otak nya sudah pusing karena baru selesai kelas. Mereka menunggu Lea agar dapat pulang bersama, Lea jadi masuk ke kampus yang sama dengan mereka, dan Lea pun satu fakultas dengan mereka.
"Kampret tuh dosen, kaya ceramah anjir sampe lama banget." keluh Altair, dosen yang menyebalkan bagi nya adalah pak setyo, dosen fakultas manajemen.
Halim pun menimpali, "Kuping gue panas dengerin nya, kalo makan seblak udah abis 3 mangkok tuh."
"Iya anjir, gak kasian apa ya cacing perut gue udah pada demo." decak Altair sebal. "Lo diem wae anjir, Gar."
"Cepirit kali." celetuk Halim, membuat Sagara menatap nya tajam.
"Goblok si Halim." maki Altair menyenggol lengan Halim dibalas cengiran khas cowo itu, Sagara melihat Lea berjalan ke arah mereka.
Gadis itu datang dengan senyum di wajah nya, sambil melambaikan tangan kepada sahabat nya itu. Baru sehari pindah namun seperti nya gadis itu pandai beradaptasi, mempunyai pribadi yang ramah dan asik membuatnya gampang mendapatkan teman.
"Haii." sapa Lea kepada tiga sahabatnya.
"Widih udah betah nih kaya nya." ledek Halim, membuat Lea tersenyum simpul.
Altair tak mau kalah, "Hai manis." sapa Altair dengan gaya jamet membuat Lea terkekeh.
Sagara membalas sapaan sahabat nya, "Hai, Le."
"Lo udah pada lama disini?" tanya Lea, pasal nya mereka hanya dua matkul biasanya sudah pulang.
"Pak setyo anjir, gue berasa di dongengin sampe ngantuk ngantuk." oceh Altair menggebu, dendam pribadi kaya nya nih.
"Bener nyet, rasanya pingin gue sumpel mulut nya pake donat teh beti." cibir Halim, teh beti adalah pedagang di kantin fakultas mereka.
"Hahahahaha...........pantes muka lo lesu semua." Altair yang manyun, Halim cemberut dan hanya Sagara yang tetap datar.
"Betah disini, Le?" tanya Sagara.
Lea menyiakan, senang sekali menikmati suasan bandung kembali. "Betah dong, nyaman banget disini."
"Iyadong ada kita." bukan Altair nama nya kalo gak nyamber omongan sahabatnya.
"Ada aa Halim." goda Halim, membuat Altair memberikan reaksi mual.
"Huekkkk..........adek jijii mas." kata Altair, membuat tawa Lea dan Sagara terdengar.
"Monyet lo Altair, sini lo." ujar Halim berniat memukul Altair, namun dengan sigap Altair menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Dan Sagara
Teen Fiction"Benar kata mereka, mencintai tak akan bisa jika hanya satu pihak, nyata nya cinta memang menyakitkan hanya ada dua ruang yg tersisa bahagia atau kecewa. manusia kadang memang lalai dengan perasaan yang mereka punya dan terlalu mempercayakan rasanya...