"Dimana aku?"
Itu adalah hal pertama yang Wang Yi ucapkan pertama kali ketika membuka mata. Bukan hanya tempatnya yang asing, bahkan baju yang ia kenakan juga berbeda dengan baju yg ia kenakan sebelum terjatuh ke sungai.
Ia ingat, saat itu ia dikejar oleh para bandar narkoba dan jatuh ke sungai. Sejujurnya ini bukan kali pertama Wang Yi dikejar.
Kedua orang tua Wang Yi adalah polisi yang jujur dan berprestasi, terutama dalam hal memburu bandar narkoba taraf internasional. Keduanya diberi penghargaan dan kenaikan pangkat.
Penghargaan tersebut ternyata menjadi buah simalakama. Orang yang ditangkap oleh kedua orang tua Wang Yi bukanlah bos sebenarnya. Masih ada orang kuat di pasar gelap narkoba yang tak tersentuh. Kehilangan satu pion berbakat membuat 'orang itu' murka. Akibatnya, mereka membalas dendam dengan membunuh kedua orang tua Wang Yi.
Untungnya saat kejadian naas itu Wang Yi berada di rumah pamannya yang merupakan seorang jenderal. Untuk sementara waktu, Wang Yi yang berusia 7 tahun dilindungi di bawah kenyamanan rumah pamannya hingga berusia 20 tahun.
Begitu paman baik hatinya meninggal, para bandar narkoba tidak segan untuk mulai mengejarnya kembali. Untungnya sebelum pamannya meninggal, ia sudah dibekali ilmu beladiri sehingga ia lolos dari maut berkali-kali. Hingga terakhir kali ia terpojok dan jatuh ke sungai.
"Kamu sudah bangun?"
Seorang wanita berpakaian aneh tiba-tiba datang menghampirinya dengan tatapan cemas.
Tiba-tiba ia merasakan sakit kepala. Lalu kepalanya dihantam kenangan-kenangan yang masuk ke dalam memori otaknya. Itu bukan kenangan miliknya, melainkan kenangan 'Wang Yi', si pemilik tubuh ini.
Orang di hadapannya adalah Wang Ling, kakaknya di dunia ini.
"Orang-orang itu benar-benar biadab dan berani memukul rakyat jelata," katanya dengan berapi-api.
"Apakah kepalamu masih sakit?" Tanyanya kembali.
"Aku tidak apa-apa, Kak. Sebaiknya kakak istirahat, aku masih mengantuk," kata Wang Yi.
Wang Yi ingin segera mengusir 'kakaknya' supaya penyamarannya tidak ketahuan. Ia perlu mencerna semua ini. Akan jadi petaka jika Wang Ling mengetahui bahwa jiwa adiknya telah berubah.
"Oke-oke, kakak hanya membawamu sepoci obat. Segera minum dan tidur."
Wang Yi mengangguk.
Begitu Wang Ling pergi ia mulai menata ingatannya yang sedikit berantakan. Pertama-tama ini adalah zaman kuno dibawah Dinasti Zhouyi, sebuah dinasti yang tidak ada di sejarah di dunianya. Semua budaya sepertinya sedikit berbeda dengan dunianya.
Di dunia ini perbudakan dan jual-beli manusia masih sangat lazim. Banyak rakyat jelata yang terpaksa menjual anak-anaknya untuk dijadikan budak. Dan hal seperti menulis dan membaca adalah sebuah kemewahan yang tidak pernah disentuh oleh rakyat jelata.
Ia mencari cermin untuk melihat wajahnya seperti apa. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan wajahnya sama dengan wajah di kehidupan sebelumnya. Hanya saja saat ini dia terlihat lebih putih pucat dan terlihat mudah ditindas.
Tubuhnya saat ini bernama Wang Yi. Tubuh ini berumur 17 tahun. Setidaknya satu-satunya yang bisa ia syukuri adalah kembali muda.
Ia memegang kepalanya lagi dan merasakan sedikit nyeri di bagian belakang kepala. Ingatannya belum sepenuhnya pulih. Seingatnya, setelah dihasut oleh kakaknya, 'Wang Yi' bertingkah konyol dan berakhir dipukul oleh tentara kaisar. Mengenai detail apa yang dikatakan kakaknya dan apa yang dilakukannya waktu itu, Wang Yi tidak bisa mengingatnya dengan jelas, sehingga ia tidak memaksa untuk cepat-cepat mengingat kejadian itu.
—————
"Nona muda, ini surat dari Xin1 yang dibawa oleh burung merpati," kata Bibi Liu, salah satu budak Zhou Shiyu yang sudah merawatnya dari kecil.
Saat ini dia ada di sebuah desa kecil untuk berjalan-jalan. Ini bisa melemahkan pertahanan lawan. Ia ingin memberikan image bahwa dirinya hanyalah gadis kecil yang suka jalan-jalan.
Ketika Bibi Liu pergi dan menutup pintu, Zhou Shiyu membuka gulungan kertas. Dikatakan bahwa ada pergerakan aneh dari istana Qingtong.
Istana utama atau Istana Zhou memiliki 5 cabang istana yang dibangun untuk anak-anaknya. Sebut saja Istana Jinzi, Istana Yin, Istana Qingtong, dan Istana Yanshi.
Zhou Shiyu adalah satu-satunya putri Kaisar Zhou yang tinggal di Istana Jinzi, sehingga rakyat jelata sering menyebutnya Putri Jinzi.
Istana Yin adalah istana untuk kedua kakak kandung Zhou Shiyu. Istana Qingtong ditinggali oleh anak-anak selir. Sementara Istana Yanshi dibiarkan kosong dan hanya ditinggali beberapa budak yang ditugasi untuk merawatnya.
Istana Zhou adalah istana yang ditinggali oleh Kaisar Zhou, permaisuri, dan ketiga selirnya. Awalnya kaisar tidak berencana untuk membawa selir ke dalam istananya.
Namun karena permaisuri tidak kunjung hamil, atas desakan ibu suri, ia memilih dua selir untuk melahirkan putra mahkota. Empat tahun kemudian permaisuri hamil dan melahirkan 2 anak kembar laki-laki, Zhou Shisi dan Zhou Shiwu.
Lima tahun kemudian, permaisuri hamil lagi dan melahirkan Zhou Shiyu. Sayangnya, permaisuri tidak selamat setelah melahirkan.
Itu menjadi pukulan tersendiri bagi Kaisar Zhou, jadi ia sangat menyayangi Zhou Shiyu, satu-satunya putri yang dilahirkan permaisurinya.
Tiga selir lainnya, selir Tang melahirkan putra pertama kaisar, Tang Li. Selir Xu melahirkan putra kedua dan ketiga kaisar, Xu Chaoye dan Xu Chaoyan.
Terakhir ada selir Xin yang baru diambil kaisar setelah kematian permaisurinya untuk menegaskan bahwa tidak ada yang akan diangkat untuk menggantikan permaisuri, alias status mereka bertiga tetap selir di mata kaisar. Selir Xin melahirkan putra ketujuh kaisar, Xin Muye.
Secara garis besar Zhou Shiyu adalah anak keenam kaisar. Dia dan kedua kakak kembarnya adalah putra-putri sah kaisar, sehingga mereka berhak mendapatkan nama belakang Kaisar Zhou. Selain itu, kakak kandungnya, Zhou Sishi adalah putra mahkota karena lahir dari rahim permaisuri sah.
Kembali ke Zhou Shiyu yang tersenyum melihat surat itu. Seperti dugaannya, Istana Qingtong tidak akan diam ketika Zhou Shisi telah sah sebagai putra mahkota. Ini terkait fakta bahwa Zhou Shisi adalah putra keempat, sementara di istana tersebut memiliki tiga putra yang terlebih dulu lahir.
Ada banyak intrik di dalam istana. Untungnya Zhou Shiyu telah belajar banyak dari Guru Gu.
Untuk sementara ini, ia tidak akan menunjukkan taringnya selagi mereka tidak melakukan apa-apa di permukaan. Ia hanya fokus untuk menjaga posisi Zhou Shisi agar tidak terancam.
Di istana ini meskipun kakaknya lemah, hanya Zhou Shisi yang bijaksana dan adil terhadap rakyat jelata.
"Qiuqiu!" teriak Zhou Shiyu.
Gadis berusia 16 tahun tersebut membuka pintu ruang kerja dan bertanya, "apakah tuan putri memanggil Budak Qiu?"
"Ya .... siapkan pakaian laki-laki. Mari kita ke pasar, malam ini."
"Baik tuan putri ...."
—————
"Kemana kamu pergi?"
Wang Yi menoleh dan melihat kakaknya yang sedang menyulam sapu tangan.
"Kakak, bolehkah aku berjalan-jalan?"
"Baiklah, hati-hati. Jangan membuat masalah."
——————
Note: Istana Yanshi untuk anggota keluarga yang diasingkan karena pelanggaran ringan - setengah berat.
Author upload ulang tanpa pengeditan apa-apa. Cuma modal ganti Dinasti Zhou ke Dinasti Zhouyi pake word. Segala typo dll harap dimaklumi karena ini karya pertama author.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Transmigration, I Met The Ancient Princess [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu]
FanfictionKisah antara Wang Yi dari dunia modern X putri kuno Zhou Shiyu dari Dinasti Zhouyi. - Wang Yi yang baru terbangun setelah jatuh ke sungai menemukan bahwa ia telah menjelajah waktu ke dinasti yang tidak diketahui. Tampaknya ini bukanlah bumi yang ia...