Siang itu, suhu tubuh Zhou Shiyu kembali normal setelah mengalami demam. Salju tak berhenti turun, Wang Yi merapatkan selimut Zhou Shiyu dan menatapnya dengan tatapan rumit. Kaisar Zhou tidak menghukumnya lagi, tetapi memberikan ultimatum untuk tidak mencoba menyakiti putri satu-satunya.
Sepanjang hari Wang Yi merasa cemas. Pikirannya rumit. Di satu sisi ia merasa bersalah terhadap Zhou Shiyu, di satu sisi lain ada dendam yang dibawa oleh pemilik asli tubuh yang harus dia lakukan.
Jika dia bisa memilih, dia akan memilih untuk berdamai dengan masa lalu 'Wang Yi' itu. Ini adalah pertama kalinya Wang Yi bertemu orang yang mau berbagi suka dukanya selain pamannya. Mau tak mau hati Wang Yi ikut tersentuh. Hanya saja ia tak punya alasan yang bagus untuk meyakinkan Wang Ling untuk melepas dendamnya dari kecil.
Jika mereka membahas hal ini, Wang Ling pasti marah besar dan hubungan mereka memburuk. Meskipun Wang Yi tidak merasakan keterikatan terhadap Wang Ling, tapi dia adalah satu-satunya kakak 'Wang Yi' yang harus dijaga hubungan baiknya.
Wang Yi juga tidak mau semena-mena terhadap apa yang ditinggalkan 'Wang Yi'. Ini adalah balas budi Wang Yi terhadap pemilik asli tubuh karena telah mengizinkan untuk merasakan kehidupan kedua.
Bulu mata Zhou Shiyu bergetar, matanya mengerjap selaras dengan naik turunnya napas. Mata cerah itu langsung menatap Wang Yi. Setelah sakit hampir dua hari, ia merasa tubuhnya kembali sehat. Dia sedikit bahagia karena Wang Yi merawatnya dengan sabar, menandakan suaminya itu diam-diam perhatian terhadapnya.
"Apakah ini waktunya makan siang?" Tanya Zhou Shiyu.
Wang Yi mengangguk. "Aku akan menyuruh Bibi Liu dan Qiuqiu menyiapkan makanan. Kamu berbaringlah ...."
Wang Yi mengatur segalanya dengan rapi. Ia kembali ke kasur dengan membawa semangkuk bubur.
Zhou Shiyu menutup bibirnya dengan kedua tangannya, menolak untuk makan semangkok bubur.
"Makanlah ... kali ini patuh kepada suamimu," kata Wang Yi dengan lembut.
Zhou Shiyu tersenyum cerah, matanya terlihat berbinar-binar.
"Oh? Jadi kamu sudah mengakui kalau kamu adalah suamiku? Lalu kenapa kamu menghilang beberapa hari setelah mencuri ciuman dariku di malam itu?" Goda Zhou Shiyu.
"Itu ... itu bukan ciuman," elak Wang Yi.
"Lalu apa? Hanya menggigit atau menyedot bibirku?"
Wang Yi terkesiap dan mukanya semerah tomat. Dia sedikit tak berkutik. Putri di depannya terlalu frontal jika berdebat dengannya.
"Lupakan saja! Kamu makan atau kucium?" Kata Wang Yi tidak mau kalah.
"Huh, aku tidak mau makan."
"Oh kalau begitu akan kupastikan kamu tidak bisa bernapas!"
"Siapa takut?"
Wang Yi berdecak dan menekan bahu Zhou Shiyu dengan cepat. Wang Yi berada di atas tubuh Zhou Shiyu.
Sejujurnya Zhou Shiyu sedikit takut dengan kilat mata Wang Yi yang terlihat seperti elang yang menangkap buruannya. Senyuman Wang Yi juga terlihat menakutkan, cukup membuat jantungnya berpesta.
Jarak sebesar itu kini dipotong menjadi beberapa centimeter saja. Namun ketika bibir itu akan bertemu, suara ketukan terdengar.
Wang Yi berdiri secara otomatis dan mempersilakan siapa pun yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.
"Maaf Tuan Wang, Jenderal Shen ingin bertemu," kata Bibi Liu.
"Bawa dia ke ruang tamu," perintahnya.
Bibi Liu mengerti dan undur diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Transmigration, I Met The Ancient Princess [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu]
FanfictionKisah antara Wang Yi dari dunia modern X putri kuno Zhou Shiyu dari Dinasti Zhouyi. - Wang Yi yang baru terbangun setelah jatuh ke sungai menemukan bahwa ia telah menjelajah waktu ke dinasti yang tidak diketahui. Tampaknya ini bukanlah bumi yang ia...