Hari yang ditentukan telah tiba. Shen Mengyao dan Jenderal Shen sudah melakukan apa yang bisa mereka lakukan. Kini tiba saatnya untuk Wang Yi beraksi.
Wang Yi meminjam setelan Shen Mengyao supaya terlihat seperti pria kaya. Kebetulan tinggi dan proporsi badan mereka cukup mirip.
Shen Mengyao tidak berpikir panjang dan langsung memberikannya secara cuma-cuma. Tanpa mengetahui hasilnya pun, ia tahu bahwa setelah ini baju itu akan ternoda darah. Entah darah perampok atau darah Wang Yi.
Wang Yi memilih setelan warna biru yang tidak terlalu terang, tapi juga tidak gelap. Setelan itu masih memperlihatkan keagungannya.
Lima prajurit terbaik sudah berada di beberapa titik yang sudah direncanakan. Wang Yi membawa dompet yang terlihat menggembung, padahal hanya diisi beberapa batu untuk mengecoh.
Penyamarannya menjadi pria kaya harus terlihat mencolok. Terakhir, dia sudah mempersiapkan pisau dibalik bajunya.
Dan benar saja. Wang Yi mendengar pergerakan halus dari atas atap. Telinganya dulu sudah sensitif terhadap suara, tapi tubuh barunya ini ternyata lebih sensitif lagi. Wang Yi baru menyadarinya sekarang.
Tangannya sudah melakukan ancang-ancang. Telinga dan ekor matanya bersiaga. Lambat laun ia merasakan pergerakan perampok.
Wang Yi memutar badannya dan gerakan pisau di tangannya disambut dengan pedang. Suara tabrakan pisau terdengar.
Saat itulah perampok sedikit goyah karena baru kali ini ia bertemu seseorang yang bisa bela diri. Wang Yi menggunakan kesempatan ini untuk menendang tangannya hingga pedang yang ada di tangan perampok terlempar.
Wang Yi tidak ingin membunuh perampok itu. Dengan cepat, ia hanya menekan titik akupuntur dan membuat perampok itu pingsan.
Baru saat itulah, total delapan perampok lagi turun dari persembunyiannya. Mereka mengelilingi Wang Yi dengan senyuman meremehkan.
Wang Yi tenang. Dua pedang yang masih bersarung terlempar ke arahnya dan berhasil ia tangkap dengan cepat. Hal itu membuat para perampok kaget.
Dua pedang itu diberikan oleh tentara yang bersembunyi. Sesuai rencananya, Wang Yi ingin menguji nyalinya dan memerintahkan satu prajurit melemparkan dua pedang jika perampok itu menyerangnya.
Jika ia terdesak, pada saat itulah kelima tentara diperbolehkan untuk keluar membantunya. Sebenarnya, pada awalnya mereka tidak terlalu percaya dengan kemampuan Wang Yi. Dilihat dari manapun tubuh Wang Yi terlihat lemah, wajahnya putih mulus tanpa cela, dan mereka enggan menyetujui jika wajah Wang Yi adalah tipe yang disukai kebanyakan perempuan di dinasti ini.
Namun, para tentara itu setuju begitu saja karena mengira Wang Yi masih kerabat Jenderal Shen.
Wang Yi melepas kedua sarung pedangnya dengan cepat. Ia pernah belajar senjata pedang dari pamannya. Namun karena dulu hidup di dunia modern, kemampuan berpedangnya tidak terlalu diasah dan fokus belajar berbagai senjata api. Kini agaknya ia merasa menyesal.
"Ayo segera bunuh dia dan berpesta," ucap salah satu perampok.
Mata Wang Yi menajam. Ia berhasil menangkis segala serangan yang diarahkan kepadanya.
Kali ini ia terpaksa membunuh para perampok ini. Tidak mungkin lagi membuat mereka pingsan. Nyawanya juga menjadi taruhan.
Dentingan pedang menggema di jalan sepi itu. Teriakan kesakitan dan ringisan pria terdengar memenuhi jalan.
Wang Yi berhasil membunuh lima orang, tapi gagal menangkis satu serangan sehingga lengannya sedikit terkoyak. Ia sedikit mendesis dan matanya semakin menajam layaknya psikopat gila yang ingin membunuh orang yang telah melukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Transmigration, I Met The Ancient Princess [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu]
FanfictionKisah antara Wang Yi dari dunia modern X putri kuno Zhou Shiyu dari Dinasti Zhouyi. - Wang Yi yang baru terbangun setelah jatuh ke sungai menemukan bahwa ia telah menjelajah waktu ke dinasti yang tidak diketahui. Tampaknya ini bukanlah bumi yang ia...