Pagi itu Wang Yi memasuki pasar lagi. Sebelumnya, ia baru saja naik dan turun bukit untuk memperbaiki kekuatan tubuhnya. Tubuhnya saat ini masih terlalu rapuh. Sejujurnya ia baru menyadarinya tadi malam.
Meskipun otot tangannya mulai terbentuk karena 'Wang Yi' sering bekerja di sawah, otot-otot lainnya juga perlu dilatih agar ia lincah seperti kemampuannya di kehidupan sebelumnya. Sebagai praktisi bela diri, ia sudah terbiasa disiplin dalam menjaga kekuatan tubuhnya.
Sekarang ini, ia berkeliling pasar untuk mencari kesempatan dalam berbisnis. Wang Yi tidak bisa selalu bergantung pada judi.
Jika terus memenangkan permainan, itu akan menjadi masalah baru baginya. Pertama, ia jadi terkenal dan yang kedua adalah menciptakan musuh-musuh baru yang tidak penting di kehidupan keduanya ini.
Tak hanya mencari peluang bisnis, ia juga mengamati kebiasaan orang-orang dinasti ini.
Dinasti ini masih sangat tradisional. Pria bebas untuk pergi kemanapun, sementara bagi wanita hanya bisa pergi bekerja atau ke pasar di pagi hari. Jarang sekali wanita keluar malam sendirian. Biasanya ditemani oleh kakak/adik laki-laki atau suami.
Kemudian rata-rata wanita menikah di umur 18 tahun. Jika umur 20 tahun belum menikah akan dianggap tidak laku. Rata-rata pria berbakat dan memiliki jabatan pemerintahan juga enggan menikahi wanita dari keluarga yang miskin. Tetapi ada pengecualian jika wanita dari keluarga miskin itu berparas cantik, biasanya dijadikan selir.
Wang Yi menghela napas. Betapa tidak adilnya dunia ini untuk seorang wanita.
Setelah berkeliling, ternyata tidak ada harapan sama sekali. Dia sangat miskin dan tak punya uang untuk membeli tanah untuk bercocok tanam.
Tiba-tiba dia ingat kepala desa. Empat tael perak yang didapatkan kemarin sepertinya sudah cukup untuk menyewa tanah, tapi tidak cukup untuk membeli benih padi. Sehingga ia memutuskan untuk pergi ke gedung judi di desa lain supaya tidak ada yang mencurigainya.
Sama seperti kemarin, Wang Yi bertaruh empat tael perak yang dimilikinya dan memenangkan permainan selama 3x berturut-turut. Kemudian ia berhenti karena takut membuat musuh baru. Kini ia sudah mengantongi 32 tael perak.
Ia berjanji pada diri sendiri. Ini adalah permainan judi terakhirnya.
Pertama-tama Wang Yi pergi ke tempat biasa 'Wang Yi' bekerja. Pemilik sawah itu memang pasangan yang baik hati. Meski tidak terlalu kaya dan sawahnya tidak luas, mereka mau menjaga Wang Yi dengan gaji yang seadanya. Setelah berterima kasih, ia pergi ke kepala desa.
"Ah ... Wang-Wang Yi?"
Kepala desa kaget, pria ini tidak pernah menghubunginya selain beberapa tahun lalu ketika Wang Yi dan kakaknya baru pindah ke desa ini.
"Bolehkah aku mengganggu waktu istirahat Paman Jiang?" Tanya Wang Yi dengan senyuman.
"Duduk saja di sini, bukannya bersikap kasar, tapi paman punya anak gadis. Tidak baik kalau membawa kamu masuk ke dalam rumah."
Wang Yi mengangguk dan memaklumi. Tentu saja ini demi reputasi wanita. Kepala desa memiliki anak gadis yang perlu dijaga reputasinya.
"Paman Jiang, apakah di sini masih ada lahan kosong yang bisa disewakan dan berapa biaya sewanya?"
Kepala desa itu mulai berpikir.
"Ada dua lahan, satu lahan milik keluarga Chen dan satunya adalah milik pemerintah. Harga sewa tanah keluarga Chen lebih mahal karena tanah itu bekas lahan pertanian jadi tanahnya masih sangat subur dan lokasinya sangat strategis," kata kepala desa.
"Lantas bagaimana dengan tanah pemerintah itu, Paman?"
"Tanah itu sangat jauh dari sini, dekat dengan hutan. Bukannya tidak subur, tanah itu masih mentah atau bisa dibilang belum pernah diolah sama sekali, sehingga tidak menjamin kesuburan tanahnya. Tapi kalau urusan mengairi sawah, ada sungai kecil di hutan yang bisa dimanfaatkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Transmigration, I Met The Ancient Princess [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu]
FanficKisah antara Wang Yi dari dunia modern X putri kuno Zhou Shiyu dari Dinasti Zhouyi. - Wang Yi yang baru terbangun setelah jatuh ke sungai menemukan bahwa ia telah menjelajah waktu ke dinasti yang tidak diketahui. Tampaknya ini bukanlah bumi yang ia...