Sesuai apa yang dilaporkan Wang Yi, ratusan ribu pasukan tentara Bangsa Utara mulai berdatangan. Pagi hari yang damai itu lenyap ketika pasukan musuh datang. Para tentara Zhou mulai bersiap-siap menahan gempuran sejata tajam.
"Apakah kamu harus ikut melawan mereka?" Tanya Zhou Shiyu dengan wajah khawatir.
Wang Yi memeluknya.
"Ini sudah kewajiban. Aku berjanji tidak akan terluka lagi," kata Wang Yi.
Wang Yi mundur dan menatap wajah Zhou Shiyu. "Tersenyumlah."
"Ada lagi yang kuinginkan," kata Zhou Shiyu.
"Apa itu?"
"Ulang tahunmu sudah terlewatkan, jadi setelah selesai, aku ingin berkencan denganmu."
Wang Yi terkejut. Ulang tahunnya memang telah terlewatkan karena saat ulang tahun itu, dia tak sadarkan diri setelah memata-matai Bangsa Utara. Kebetulan tanggal ulang tahunnya sama dengan 'Wang Yi', si pemilik tubuh asli.
"Baiklah ... aku berjanji," kata Wang Yi.
———————-
Senja telah menyapa semua prajurit yang kelelahan. Kemenangan ini diselimuti oleh tangisan beberapa prajurit yang kehilangan kawan seperjuangannya. Ada lebih dari 30 ribu tentara gugur secara terhormat.
Angka ini cukup fantastis tapi dibanding dengan kematian 500 ribu Bangsa Utara, angka ini masih kecil. Strategi yang direncanakan Wang Yi dan Jenderal Shen berhasil.
Wang Yi dan Shen Mengyao. Keduanya selamat, tidak ada luka yang menggores kulit. Baju mereka ternoda oleh keringat dan darah lawan.
Beberapa bulan ini, Wang Yi sudah berubah menjadi mesin pembunuh. Meskipun begitu, dia enggan untuk membunuh keluarga kaisar. Ia akan fokus pada tujuannya; hanya membunuh kaisar.
Tak peduli bagaimana nanti hasilnya. Yang jelas, dia akan menikmati momen bersama Zhou Shiyu selama mungkin. Dia memastikan untuk tak menyesalinya.
Wang Yi dan Shen Mengyao berdiri di atas gerbang melihat para prajurit yang membantu prajurit lain yang terluka. Sebagian besar tentara Zhou masih di bawah 20 tahun, jadi mereka cepat akrab dan masing-masing menganggap seperti saudara kandung.
"Kekeluargaan di dinasti kami cukup bagus." Shen Mengyao membuka topik pembicaraan.
"Ya ... kebanyakan tentara kita adalah orang-orang yang ditinggalkan keluarganya, sehingga mereka tidak takut mati," kata Wang Yi.
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Aku? Aku masih punya janji dengan istriku. Tentu saja aku tidak akan mati."
Shen Mengyao memutar matanya dan diam tak bisa membalas. Sepertinya ia harus mencari istri supaya tidak kalah dengan Wang Yi.
"Apa rencanamu selanjutnya?" Tanya Wang Yi tiba-tiba. "Apakah kamu akan menetap di perbatasan?"
Shen Mengyao mengangguk. "Perbatasan adalah hidupku. Aku ingin seperti ayahku, hidup di perbatasan ketika muda dan tinggal di sisi kaisar di saat tua. Aku hidup karena mencintai negaraku."
Shen Mengyao balik bertanya, "bagaimana denganmu? Misimu telah selesai. Seharusnya besok kalian akan pulang ke Kota A."
"Iya ... seperti itu. Ada beberapa janji yang harus kutepati." Wang Yi menghela napas panjang. "Ya. Janji dengan istri dan kakakku."
Shen Mengyao memutar matanya. "Bisa tidak, kamu tidak menyebut istrimu sekali saja di setiap pembicaraan kita?"
"Hah?"
——————
Ketika hari telah gelap, Wang Yi dan Zhou Shiyu tiba di Kota A bersama dengan rombongan Jenderal Shen. Setelah saling berpamitan dengan Jenderal Shen, keduanya langsung menuju ke Istana Jinzi.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Transmigration, I Met The Ancient Princess [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu]
FanfictionKisah antara Wang Yi dari dunia modern X putri kuno Zhou Shiyu dari Dinasti Zhouyi. - Wang Yi yang baru terbangun setelah jatuh ke sungai menemukan bahwa ia telah menjelajah waktu ke dinasti yang tidak diketahui. Tampaknya ini bukanlah bumi yang ia...