Perang dengan Bangsa Utara pecah. Kali ini lebih besar dan tak terduga. Bangsa Utara berhasil masuk ke wilayah Dinasti Zhouyi dan bahkan melukai Shen Mengyao. Perang ini adalah perjudian yang nyata, Dinasti Zhouyi harus menang. Melihat dari intensitas perang, siapa pun yang kalah dalam perang ini akan hancur. Tapi tidak ada yang tahu bagaimana akhir perang ini.
Dari dulu Bangsa Utara terkenal sebagai bangsa yang bobrok. Kejahatan pencurian, penculikan, dan pemerkosaan adalah hal biasa di sana. Tidak seperti Dinasti Zhouyi yang masyarakatnya lebih terpelajar, tata krama di atas segalanya.
Memang seperti itu siklusnya, mereka telah menjadi musuh bebuyutan hampir ratusan tahun. Bangsa Utara yang tersisa setelah kalah perang satu dekade yang lalu mengumpulkan sisa-sisa kekuatan hingga akhirnya mereka siap melawan Dinasti Zhouyi lagi. Sampai saat ini belum ada perjanjian perdamaian karena perbedaan sifat dari kedua negara ini.
Saat ini Wang Yi memakai baju perang berwarna merah terang ala tentara Dinasti Zhouyi. Setelah hampir dua tahun hidup di era ini, dia mencapai tinggi badan yang sama dengan kehidupan sebelumnya, yakni 176 cm. Dia cukup puas dengan tinggi badan ini. Jarak tinggi badan antara dia dan istrinya semakin lebar beberapa centi.
Zhou Shiyu memandang suaminya dengan kagum. Situasi ini memang cukup pelik, tapi tak semenegangkan waktu berada di perbatasan utara. Sehingga ia baru menikmati bagaimana penampilan Wang Yi saat ini.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanya Wang Yi dengan bingung. "Apa ada yang salah denganku?"
Zhou Shiyu menggelengkan kepala, wajah cantiknya mengeluarkan senyuman yang menggoda. Semakin hari Wang Yi melihatnya, ia semakin puas dengan pasangannya itu.
"Tidak ada yang salah," kata Zhou Shiyu.
Zhou Shiyu mendekat dan memeluk leher Wang Yi dengan kedua tangannya. Mereka saling memandang dengan tatapan kasih sayang.
"Lebih baik kamu gunakan baju yang tebal. Cuaca cukup dingin hari ini. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah peperangan ini. Bagaimana pun juga kita harus menang," kata Wang Yi.
Ini adalah hari ketujuh semenjak perang pecah dan belum ada tanda-tanda siapa yang jadi pemenang.
"Ya .... ehm ... kamu bilang kepadaku waktu itu bahwa orangtuamu dibunuh oleh Bangsa Utara. Apakah kamu akan membalas dendam pada mereka saat ini?" Tanya Zhou Shiyu.
"Ya. Tapi aku tidak sendirian sekarang. Aku akan meminta bantuan Kaisar Zhou untuk menghancurkan mereka dan aku akan membunuh beberapa tentara Bangsa Utara yang ingin masuk ke istana kita sebagai simbol balas dendamku."
"Bagaimana situasi kakakmu?" Tanya Zhou Shiyu tiba-tiba.
"Sayangnya, dalam surat itu, kakak masih tidak mempercayaiku. Dia masih meyakini bahwa pembunuh orang tua kita adalah ayah mertua. Mengenai keadaannya, aku sudah meminta tentara kaisar untuk menjaga rumah kakak secara diam-diam. Saat ini masih aman."
"Apakah dia tidak mau pergi ke Istana Jinzi? Situasi ini sangat genting. Lebih aman jika berada di dalam lindungan istana," kata Zhou Shiyu.
"Dia tak mau. Dia berkata; lebih baik mati dibanding tinggal di sini. Maafkan aku, tapi kejadian pembunuhan orangtuanya itu rupanya telah membuatnya trauma. Ia menutup mata atas semua kebenaran dan hanya percaya pada apa yang dia lihat. Wang Ling melihat pembunuhnya adalah tentara kaisar, tapi dia tidak tahu bahwa mereka adalah tentara Bangsa Utara yang menyamar."
"Yah ... kita hanya bisa menjaganya secara diam-diam. Tidak apa-apa jika dia masih tidak menyukai keluarga kami. Aku bisa mengerti atas trauma yang dideritanya. Setidaknya kamu di sini sudah melihat semua kebenarannya dan sudah mempercayai ayahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Transmigration, I Met The Ancient Princess [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu]
FanfictionKisah antara Wang Yi dari dunia modern X putri kuno Zhou Shiyu dari Dinasti Zhouyi. - Wang Yi yang baru terbangun setelah jatuh ke sungai menemukan bahwa ia telah menjelajah waktu ke dinasti yang tidak diketahui. Tampaknya ini bukanlah bumi yang ia...