Malam itu terasa sunyi, seperti biasa para tentara bertugas menjaga gerbang perbatasan secara bergiliran.
Seharusnya Zhou Shiyu menginap di penginapan di kota, tetapi ia membangkang perintah ayahnya. Beberapa hari ini ia menghabiskan waktunya di tenda Wang Yi dan tidur di kasur keras itu. Para tentara membangun tenda kecil baru di samping tenda Wang Yi untuk Bibi Liu dan Qiuqiu.
Zhou Shiyu sangat merindukan Wang Yi dan mengkhawatirkan keselamatannya, sehingga ia jarang tertidur nyenyak. Akhir-akhir ini ia butuh beberapa lama untuk tertidur sambil memeluk baju Wang Yi.
Semakin hari, bau yang menempel di pakaian Wang Yi semakin memudar. Zhou Shiyu semakin merindukan kehadiran suaminya itu.
Sama halnya dengan malam ini. Ia tak bisa tidur nyenyak. Lagi-lagi dia terbangun di tengah malam.
"Tuan Putri, pangeran permaisuri kembali!" Bibi Liu datang membawa berita dengan tergesa-gesa.
Untungnya, Zhou Shiyu sudah bangun ketika berita itu tiba.
"Dimana suamiku?" Tanya Zhou Shiyu.
"Itu ...." Bibi Liu bingung untuk menjelaskannya.
"Tuan sedang dikejar oleh tentara Bangsa Utara. Tentara Zhou sedang berjaga di gerbang untuk membunuh mereka jika pangeran permaisuri sudah sampai di gerbang. Mereka tidak bisa membidik sekarang karena takut melukai pangeran permaisuri," kata Qiuqiu.
"Apa?" Zhou Shiyu berdiri tegak. "Ayo, kita pergi."
"Tunggu, Tuan Putri. Jenderal Shen memerintahkan kita untuk tetap menunggu di tenda. Mereka telah menjamin keselamatan pangeran permaisuri," kata Bibi Liu.
"Bagaimana bisa aku berdiam diri di tempat ini? Suamiku dalam bahaya, aku ingin menemuinya!"
Zhou Shiyu tak peduli saran dari dua budaknya, ia pergi menuju ke area terlarang di dekat gerbang. Di sana dia bertemu dengan Jenderal Shen dan Shen Mengyao.
"Tuan Putri, jangan ke sini. Berbahaya!" Larang Shen Mengyao.
"Di mana Wang Yi?" Zhou Shiyu tak peduli akan peringatan Shen Mengyao.
"Tuan Putri tolong—"
"Di mana suamiku?" Tanya Zhou Shiyu lagi.
Jenderal Shen mengetuk bahu Shen Mengyao. "Dia masih berada di area musuh."
"Kenapa kalian diam saja? Kenapa tidak ada yang menyusulnya?" Tanya Zhou Shiyu dengan marah.
"Memasuki wilayah mereka tanpa persiapan adalah bunuh diri. Bukan hanya tentara kita yang akan mati terbunuh sia-sia, tapi nyawa Wang Yi juga dalam bahaya," terang Jenderal Shen dengan sabar.
Zhou Shiyu menghela napas panjang. Dia sudah tak sabar. "Di mana dia sekarang?"
"Sedang berlari ke gerbang menggunakan kuda. Beberapa menit lagi dia akan sampai di sini. Mohon Tuan Putri bersabar," kata Jenderal Shen.
"Tunjukkan padaku jalannya!" Seru Zhou Shiyu. Wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran.
Jenderal Shen mengangguk dan mengantar Zhou Shiyu di depan gerbang. Zhou Shiyu berdiri di tempat yang lebih aman dengan penjagaan ketat para tentara.
"Wang Yi ...."
Mata Zhou Shiyu terbelalak. Dari kejauhan ia melihat Wang Yi dikejar oleh ratusan tentara berkuda yang membawa panah. Beberapa anak panah hampir mengenainya. Membuat dada Zhou Shiyu sesak melihat peristiwa itu.
Ia melihat Wang Yi menggerakkan tangannya, memberikan kode kepada penjaga gerbang untuk mengkonfirmasi lagi identitasnya. Pada saat itulah, satu anak panah mengenai punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Transmigration, I Met The Ancient Princess [SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu]
FanfictionKisah antara Wang Yi dari dunia modern X putri kuno Zhou Shiyu dari Dinasti Zhouyi. - Wang Yi yang baru terbangun setelah jatuh ke sungai menemukan bahwa ia telah menjelajah waktu ke dinasti yang tidak diketahui. Tampaknya ini bukanlah bumi yang ia...