bagian #1

1.8K 32 1
                                    



     "Lho Zar,ko kamu masih gini gini aja si?kan kita mau berangkat." Katanya.

Seharusnya jam segini itu ponakannya itu sudah rapih karena mereka akan berangkat ke acara nikahannya anak dari temannya itu.

"Zara gak ikut aja ya tante." Katanya dengan lesuh.mana bisa ia kuat jika melihat orang yang disukanya menikah dengan wanita lain.

Seminggu yang lalu ia baru ketemu dengan lelaki itu dan ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama,namun saat mendengar lelaki itu mau menikah entah kenapa rasanya sesak sekali.

"Zar,tante tau kamu suka sama anaknya temen tante,tapi ya gak harus kayak gini.masih banyak lho laki laki yang seumuran sama kamu." Ujarnya.

Gadis itu hanya diam saja tida ada niatan untuk menjawab apapun.

Wanita paruh baya itu menghela nafasnya pelan. "Yaudah kalo gak mau ikut,tante bisa pergi sendiri aja." Ujarnya.

"Eh aku ikut deh, tunggu bentar ya tante." Balasnya.

"Yaudah tante tunggu di bawah ya,jangan lama lama." Peringatnya.Zara mengangguk sebagai balasannya.

Tak butuh waktu lama untuk Zara siap siap.setelahnya ia langsung turun menemui tantenya itu.

Keduanya langsung pergi ke tempat acara,dan mudah mudahan si acaranya belum mulai.

    Sesampainya disana ternyata acaranya memang belum mulai.agak aneh si kan ini sudah mulai siang masa belum mulai si akadnya.

Zara mengikuti Tante yang berjalan menghampiri temannya yang tak lain adalah ibu dari mempelai pria.

"Ini ko belum mulai ya, bukannya harusnya akadnya jam delapan ya." Kata tanteku.

"Harusnya si iya, tapi ya gimana kata Akram ceweknya susah dihubungi." Balasnya.

Diwaktu yang sama Akram datang dengan wajahnya yang tidak se semangat tadi.

"Acaranya dibatalin ajalah ma." Kata Akram.

"Sembarangan ya kalo ngomong,mau di taruh dimana muka mama kalo kamu batal nikah, lagian emang kenapa si?calon istrinya kamu masih gak bisa dihubungi?atau gimana?" Omelnya.

"Barusan dia angkat telepon Akram,dan bilang gak bisa lanjutin pernikahan ini karena satu hal yang gak bisa dia jelaskan ma,jadi ya percuma kita nunggu dia juga gada gunanya." Ujarnya yang sudah pasrah saja jika pernikahannya batal karena ya mau bagaimana mana lagi.

"Enggak ada batal batal, pokoknya kamu harus nikah hari ini ada ataupun enggak ada pacar kamu itu." Putusnya .

"Ma,yang bener aja gimana mau lanjutin nikahannya kalo ceweknya aja gada." Balas Akram.

"Nikah sama Zara aja gimana?" Tanya gadis itu dengan senyum indahnya.

"Zar,yang bener aja.kamu masih sekolah." Kata tanteku.

"Ih Tante, emangnya kenapa? banyak ko yang nikah walaupun masih SMA,kan gak putus sekolah juga." Belanya.

"Ogah gue nikah sama bocil kayak lo, mending gak jadi nikah." Balas Akram dengan nada tidak sukanya.

"Kamu beneran mau nikah sama anak tante?" Tanya Tante Dewi yang tak lain adalah mamanya Akram.

Dengan semangat Zara mengangguk "Zara serius tante,masa iya cowok ganteng kayak anak tante Zara gak mau." Katanya yang tak tau malu itu.

"Kamu dengar kan Akram,jadi gada alasan lagi Untuk acara ini batal."

"Ma yang bener aja,dia masih SMA.masih kecil gini masa mau jadi istri Akram.gak mau." Tolaknya.

"Terus kamu maunya bikin malu keluarga gitu?Zara itu orang baik ko,cantik juga. malah mama liat calon kamu yang pergi gitu aja itu gak ada apa apa sama Zara."

"Ma tap_"

"Apa?kalo kamu nolak mama pastiin nama kamu gada dikartu keluarga kita."

"Terserah mama aja deh." Pasrahnya.

"Oke,mama anggap kamu setuju." Katanya. " Rim gapapa kan kalo Zara jadi mantu aku?" Tanyanya pada tantenya Zara itu.

"Ya mau gimana lagi,yang penting Zara bahagia." Katanya.karena ia tahu jika ponakannya itu menyukai Akram yang terpaut sampai tujuh tahun itu .

"Yaudah, ayo sayang,kamu harus siap siap dulu." Ajak Dewi pada Zara.

















AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang