Bagian #44

684 22 4
                                    


Assalamualaikum

Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.














" Zara." Panggil Elvin membuat sang pemilik nama menoleh ke arah suara.

Laki laki itu memberikan Rujak buah padanya.ia tidak sengaja mendengar ucapan Zara yang ingin memakan rujak.karena setaunya keinginan bumil harus terpenuhi makanya ia mencarinya.

" Ko bisa tau si kalo lagi pengen ini.makasih ya."

"Sama sama.gak sengaja dengar." Balasnya.

"Bang."

"Kenapa, rujak nya gak enak?" Tanyanya.

Zara menggelengkan kepalanya, karena rujaknya enak enak saja. " Bukan,Zara mau nanya sesuatu, boleh?" Izinnya.

"Boleh."

"Abang serius mau tinggal disini sekarang,gak mau kesana lagi?" Tanyanya.ia mengetahui soal ini dari tantenya.

"Iya,abang serius.bosen juga disana terus." Alibinya.

"Bohong, pasti karena Zara, ya?" Elvin terdiam.

"Harusnya abang gausah sampai segininya,Zara baik baik aja ko." Dari dulu Elvin memang begitu menyayanginya dan selalu marah jika ada yang berani menyakitinya.

"Apanya yang baik baik,kamu nikah sama dia aja udah bikin kamu gak baik baik aja.waktu itu abang emang gak bisa cegah kamu tapi sekarang abang gak mau mengulang kesalahan dengan pergi gitu aja." Keputusannya Emang sudah bulat.ia ingin menjaga zara juga mamanya disini.

"Terus kerjaan abang disana,siapa yang ngerjain?"

"Orang kepercayaan abang,tapi nanti mungkin sebulan sekali abang cek kesana.gampang kan.yang terpenting itu kamu sama mama baik baik aja.lagipula seharusnya mama juga udah harus istirahat kan bukan malah masih kerja begini." Selain Zara,mamanya juga menjadi alesan kenapa ia harus menetap disini.karena ia tidak bisa memaksa kakaknya untuk setiap hari kesini, karena dia pun sudah punya kehidupan sendiri.

____

Sudah satu Minggu Zara berada di rumah tantenya itu,dan selama itu tidak ada komunikasi apapun dengan Akram,lebih tepatnya ia yang tidak mau berkomunikasi.

dalam seminggu ini lelaki banyak sekali mengiriminya pesan bahkan sering menelponnya hanya saja ia tidak merespon apapun.

Dua kali laki laki itu datang untuk pun tidak pernah ia menemuinya.yang bertemu hanyalah tantenya.

"Zara." Panggil Rima membuat sang pemilik nama menoleh.

"Iya,tante."

"Di bawah ada Akram,kali ini dia mau jemput kamu." Katanya.jika kemarin kemarin Akram datang untuk memberikan makanan keinginan bumil tapi kali ini dia datang untuk menjemput.

Dalam seminggu ini Akram memang tidak berkomunikasi dengan Zara,namun untuk menanyakan kabar juga apa keinginan perempuan itu,maka yang ia hubungi adalah tantenya.

"Zara,tante tau kamu kecewa.tante juga gak akan maksa kamu untuk tetap sama Akram kalo kamu gak mau nantinya.tapi untuk sekarang bagaimana pun itu,dia masih suami kamu.temuin dia ya." Ujarnya.

Pada akhirnya Zara mengangguk dan berjalan kearah ruang tamu Dimana Akram berada.di lihatnya laki laki sedang duduk disana.

"Apa kabar?" Tanyanya saat melihat istrinya yang ada dihadapan sekarang.jujur ia sangat rindu karena ini pertama kalinya bertemu setelah satu Minggu benar benar tak bertemu apalagi berkomunikasi langsung.

"Baik."

Akram tersenyum tipis "Ak_"

"Aku gak mau pulang." Ujarnya menyela ucapan suaminya itu.

Empat kata itu mampu membuat Akram terdiam sejenak.padah ia belum mengatakannya tapi wanita itu sudah menolak ajakannya.

"Aku tau kamu benci aku,tapi emang harus gini ya?" ia pikir setelah satu Minggu kemarin ia membiarkan istrinya tinggal dirumah tantenya akan membuat semuanya menjadi baik baik saja namun ternyata tidak semudah itu.

"Aku cape,mas.aku cape sama sikap kamu.aku juga gak tau kedepannya akan gimana,aku gak tau apa aku masih bisa sama kamu atau enggak.tapi untuk sekarang aku mau fokus sama kandungan aku,aku gak mau banyak pikiran hanya karena ini,jadi tolong izin aku tinggal disini." Untuk sekarang ia belum bisa berpikir jernih dan ia tidak mau terbebani dengan hal hal lainnya nanti.

"Sampai kapan kamu akan disini?" Tanyanya.

"Sampai aku melahirkan."

"Lalu setelah itu,kamu mau pulang kerumah kita lagi?"

"Aku gak bisa pastiin itu dan Aku minta selama itu jangan pernah temuin aku." Lanjutnya.

"Aku gak setuju."

"Ini keputusan aku.ini adalah cara agar kita sama-sama berpikir untuk kedepannya harus gimana.apa masih bisa dipertahankan atau enggak."

"Tapi gak harus kayak gini sayang."

"Terus harus gimana,udah cukup ya selama ini aku dengan mudahnya maafin kamu,tapi untuk kali ini enggak.aku cape selalu di pandang buruk sama kamu,aku cape selalu kamu bandingkan dengan mantan kamu itu." Katanya.

Sebenarnya Zara bisa saja memutuskan untuk berpisah sekarang,tapi untuk saat ini ia tidak mau mau gegabah.ada banyak hal yang harus ia  pikirkan walaupun hatinya selalu berkata agar ia berpisah saja.

Untuk saat ini memang jalan terbaiknya adalah ia memfokuskan kan pada kondisi kandungannya dengan cara menjauh sementara dari Akram,setidaknya sampai ia melahirkan.dan setelah itu baru ia akan menyelesaikan permasalahan semuanya.

Karena ia tau Akram akan menolak jika ia mengatakan soal perpisahan sekarang dan karena hal itu juga ia takut jika Akram akan melakukan hal hal diluar kendalinya yang bisa saja membuat zara malah tidak bisa menjaga kandungan sendiri.












AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang