Bagian #43

709 23 3
                                    

Assalamualaikum
Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.



"Aku minta maaf."

Zara hanya terdiam tidak bereaksi apapun.kalo boleh jujur ia sudah lelah mendengar kata maaf yang nantinya akan membuat hatinya sakit lagi.

"Untuk apa minta maaf kalo nantinya kamu buat luka lagi." Kata Zara pada akhirnya setelah beberapa hanya diam.

"Sayang_"

"Dengan gampangnya kamu mengucap kata cerai.tanpa kamu tau aku sakit hati mendengar itu." Zara memang hanya diam saat laki laki itu mengucap kata cerai saat itu,tapi dalam hatinya ia sakit hati dengan kata kata itu.apalagi kata itu terucap hanya karena kesalahpahaman.

"Aku bener bener minta maaf,aku janji gak akan mengulangi itu lagi."

Zara menghapus air matanya dan menghela nafasnya panjang. dan tanpa mengatakan apapun lagi,Zara memilih pergi meninggalkan laki laki itu sendirian.

Ia tidak tau harus bagaimana sekarang,tapi yang pasti saat ini ia begitu kecewa karena lagi lagi hanya di beri luka.

        Pagi nya seperti biasa,Zara menyiapkan sarapan untuk pagi ini.sekecewa apapun dirinya jika ia masih berada dirumah ini,artinya membuat sarapan memang harus ia lakukan.

Tak berselang lama setelah ia selesai juga menatanya di meja makan,Akram datang dengan setelan kerjanya itu.

"Mau kemana?" Tanya lelaki itu saat Zara hendak pergi.namun wanita itu hanya diam tanpa mengatakan apapun.

"Kamu gak makan?" Tanya lagi.

"Udah."balasnya dingin.dan tanpa mengatakan apapun lagi,Zara pergi ke atas menuju kamarnya

Akram menatap kepergian istrinya dengan sendu.mungkin rasa kecewanya yang sekarang memang lebih besar dari sebelum sebelumnya.ini salahnya juga karena banyak menorehkan luka pada perempuan itu.

Ia segera menyelesaikan sarapannya, walaupun sarapan kali ini tidak seperti biasanya karena kali ini ia hanya makan seorang diri tanpa ada yang menemani.

    Selesai menghabiskan sarapan juga mencuci piring kotornya,Akram berjalan ke arah kamarnya untuk mengambil tas kerjanya seraya berpamitan pada Zara.

Saat sampai di sana ia melihat Zara yang sedang berdiri di balkon kamarnya sedang menatap lurus kedepan.

"Sayang." Panggilnya.

"Aku berangkat kerja dulu." Katanya.zara mencium punggung tangan suaminya.

"Kalo nanti ada apa apa kabarin ya." Ujarnya setelah mencium kening istrinya itu.

Wanita itu tetap diam tanpa mengatakan apapun.Akram menghela nafasnya pelan dan berniat pergi namun langkahnya terhenti kala Zara memanggilnya.

"Kenapa?"

"Aku mau menginap dirumah Tante Rima untuk beberapa hari." Katanya.

Kali ini Akram yang terdiam,ia memang menginginkan Zara berbicara padanya namun bukan ini yang mau ia dengar.

"Mau kapan?biar aku antar." Ia tahu mungkin wanita itu ingin menenangkan diri dulu untuk sementara,ia tidak bisa egois dengan melarangnya pergi menginap disana.

" Gausah,nanti bang Elvin yang jemput." Katanya.semalam ia memang sudah membahas ini dengan tante juga sepupunya dan Elvin mengatakan yang akan menjemputnya nanti.

"Yaudah, nanti kalo udah sampai sana, jangan lupa kabarin ya.nanti kalo kamu pengen sesuatu kabarin aku aja." Katanya.

__

   Siangnya Elvin benar benar menjemputnya.hanya beberapa baju saja yang Zara bawa.

"Udah siap?" Tanyanya yang langsung diangguki oleh Zara.

Elvin memgambil alih tas yang dipegang Zara. "Bumil itu jangan bawa yang berat berat." Katanya.

"Orang cuma baju doang ko,gak berat.tapi kalo mau bawain yaudah makasih." Balasnya.

"Sama sama."

      Hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk sampai dirumah tantenya itu.saat ia masuk kedalam,Rima menyambutnya dengan hangat.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Tante apa kabar?" Tanyanya.

"Allhamdulillah baik,kamu sendiri gimana, kandungan baik baik aja kan."

" Allhamdulillah baik baik aja ko."

"Akan lebih baik baik lagi kalo Zara tinggal disini dan gausah balik lagi kerumah itu." Sahut Elvin yang baru bergabung dengan dua wanita beda usia itu.

"Vin."

"Apa Si,ma.orang bener ko,"

"Diem kamu."

Elvin berdecak sebal,tapi ia menurut dan diam sekarang.padahal ucapan adalah kebenaran.




   

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang