Bagian #4

785 18 0
                                    


Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.









Hari ini Zara kembali bersekolah setelah sehari meliburkan diri usai pernikahannya itu.

Selesai bersiap siap gadis itu pergi ke bawah untuk ikut sarapan pagi.ia duduk di samping Akram.

"Lo bisa gak si duduk di tempat lainnya aja." Kata lelaki itu yang merasa tidak nyaman dengan gadis disampingnya ini.

"Gak mau." Balasnya. Zara berdiri dan mengambil alih piring yang sedang dipegang Lelaki itu lalu mengambilkan nasi juga lauknya itu.

"Itu kebanyakan Zar." Protesnya saat gadis itu menuangkan nasi yang menurutnya kebanyakan.

"Enggak dong,kan berdua sama Zara." Ujarnya dengan senyumnya itu.

"Gak Sudi gue." Ujarnya yang hendak pergi namun telat karena Zara lebih dulu menahan pergelangan tangannya itu.

"Sarapan dulu,gak baik lho kalo pergi gak sarapan." Ujarnya seraya menaik turunkan alisnya.

"Bener tuh, lagian apa salahnya kalo makan sepiring berdua sama istri sendiri." Sahut mama Dewi.

"Mama g_"

"Akram bisa gak si kamu gausah bikin keributan, tinggal makan aja apa susahnya,kayak anak kecil aja." Kata papanya yang ikut menyaut.

Akram menghela nafasnya pelan dan mau tidak mau tetap sarapan.Sedangkan gadis itu tersenyum kecil saat suaminya tidak membantah apapun apalagi saat ia menyuapinya.

Sedangkan Dewi yang melihat anak dan menantunya itu hanya bisa tersenyum tipis.ia bisa melihat jika Zara sangat mencintai putranya dengan tulus.

Usai sarapan Akram segera mengambil jas serta tas kerjanya itu sebelum berpamitan.

"Anterin Zara ke sekolah dulu." Kata Dewi mengingatkan.kebetulan arah sekolah dengan kantor itu searah.

"Dia bisa pergi sendiri,ma."

"Tapi dia itu tanggung jawab kamu,jadi ya mending bareng aja.searah juga kan." Ujarnya.

Akram tidak menjawab apapun dan pergi keluar selesai berpamitan.

Zara ikut berpamitan sebelum menyusul suaminya itu, karena takut di tinggal.

Sepanjang perjalanan Akram hanya diam saja dengan wajah datarnya itu, sampai akhirnya sampai di tempat sekolah Zara.

"Turun." Suruh Akram pada gadis menyebalkan ini.

"Biasa aja dong mas Akram,ngegas amat."

"Bisa gak si panggil Akram aja,gausah mas mas segala."

"Lho gak bisa dong,kamu kan suami aku dan lagi umurnya Zara itu dibawah mas Akram ja_"

"Ck.. udahlah turun sana." Usirnya dengan kesalnya.

"Iyaiya.yaudah mana tangannya." Pintanya.

"Buat apaan,minta duit?kan udah gue kasih." Ujarnya.

"Ih mau Salim,mas Akram." Katanya.lelaki itu berdecak sebal lalu memberikan tangannya.

"Hati hati di jalan ya mas Akram, jangan kangen Zara oke." Ujarnya dengan sangat percaya diri.

"Dih najis banget ngangenin cewek aneh kayak lo." Cibirnya.

"Eum jahat banget si mas Akram,tapi gapapa deh yang mas Akram ganteng hhe." Zara langsung keluar dari mobil itu setelah berhasil mencium pipi suaminya itu.

"Cewek gila." Makinya.

Jika Akram kesal dengan kelakuan istrinya itu, berbeda dengan Zara yang tersenyum senang karena bisa diantar oleh orang yang dia suka itu.

" Senyum senyum terus,kayak orang gila tau gak lo." Cibir temannya itu.

"Apasi,orang gue lagi seneng malah dikatain Gila." Balasnya yang tidak terima itu.

"Seneng kenapa?udah dapet undian?atau dapet tiket konser gratis?" Tanyanya penasaran.

"Yang pasti tebakan lo salah semua,ini lebih lebih bisa bikin gue bahagia seumur hidup kayaknya." Ujarnya dengan antusias.

"Ya apaan, jangan bikin gue penasaran deh Zar."

"Ada deh,entar lo juga tau sendiri." Balasnya yang sengaja tidak langsung memberi tahu temannya itu.

"Oh jadi ceritanya lo mau main rahasia rahasian." Tanyanya.

"Enggak juga si, tapi yaudahlah ntar juga lo tau sendiri,gue yakin lo pasti kaget haha."

"Serah lo deh,btw kemarin ada yang nanyain tuh." Beritahunya.

"Siapa?"

"Kasih tau gak ya?" Ujarnya dengan mengetuk ngetuk dagunya itu.

"Gausah di kasih tau lah,gak penting juga pasti." Ujarnya yang langsung pergi meninggalkan temannya itu.

"Zar,lo yakin gak mau tau siapa?" Teriaknya.

"Gak." Balasnya.














AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang