AssalamualaikumBudayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe
H
A
P
P
YR
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.
.Akram kembali keruangannya setelah meeting tadi,dan saat ia melihat handphone nya ada banyak panggilan tak terjawab dari mamanya itu.
Baru saja ia ingin menelpon balik, mamanya mengirimkan pesan.lamgsung saja ia membukanya.
Mama
Istri kamu lahiran sekarang.
Akram langsung mengambil kunci mobilnya dan buru buru pergi.baru saja ia keluar dari ruangan tiba-tiba sekretarisnya memanggilnya.
"Bapak,mau kemana?sebentar_"
"Batalin semua jadwal saya hari ini." Perintahnya.tidak peduli konsekuensinya dari membatalkan semuanya karena yang terpenting sekarang hanyalah Zara
"Tapi ini penting semu_"
"Gak ada yang lebih penting dari istri saya." Bentaknya.setelahnya ia buru buru pergi seraya berusaha menghubungi mamanya meminta lokasi tempat Zara lahiran.
Butuh waktu hampir satu jam untuk sampai ketempat tujuan, karena perjalanannya macet membuatnya tak bisa datang cepat.
"Zara gimana,ma?" Tanyanya pada mamanya.
"Zara masih di tangani dokter, karena pendarahan hebat membuat dia kritis setelah melahirkan.kita berdoa ya semoga dia baik baik aja" Ujarnya.
Seketika tubuh Akram melemas bahkan ia tidak bisa menahan air matanya lagi.
Papa nya Akram yang juga ada disana mencoba menenangkan putranya itu. "Doa kan saja, insyaallah semuanya akan baik baik aja."
Laki laki itu mengangguk. "Anak Akram dimana?" Tanyanya.
"Dia masih dibersihkan, mungkin sekarang sudah beres,lebih baik kamu kesana, adzani dulu anak kamu." Beritahu nya.karena bayi itu memang belum di adzani.
Akram mengangguk dan pergi keruangan bayi di antar oleh tante Rima.
Dengan pelan,akram mengangkat bayi nya yang berjenis laki laki itu.ia mulai mengadzaninya.
Akram tersenyum tapi air matanya sudah turun.bayi itu sangat mirip dengannya.ia bahkan tidak menyangka akan menjadi ayah di usianya sekarang.
O0O
Satu Minggu sudah berlalu, setelah mengalami kritis waktu itu Zara baik baik saja,dan saat sudah diperbolehkan pulang,Zara memilih pulang dan tinggal bersama tantenya.
Akram sudah mengajaknya pulang tapi Zara tidak mau pulang bersamanya.dan akhirnya Akram mengalah dan membiarkan istrinya kembali tinggal bersama tantenya lagi.
Malam ini Akram datang kerumah Rima, niatnya ia ingin menginap jika di izinkan.sejauh ini sikap Zara masih sama,lebih tepatnya masih banyak diam tanpa merespon banyak jika ia berbicara.
Saat datang kesana, orang yang pertama ia temui adalah Rima,dan wanita paruh baya itu menyuruhnya ke kamar tamu yang ditempati Zara setelah melahirkan.
Sebenarnya kamar Zara ada di atas tapi karena baru melahirkan jadi ia menempati kamar tamu yang ada dibawah biar gampang dan tidak cape karena bolak balik naik turun tangga.
"Assalamualaikum." Ucap Akram saat memasuki kamar yang pintunya terbuka itu.
"Wa'alaikumsalam." Balas Zara pelan,namun masih bisa didengar oleh Akram.
Dengan ragu Akram menghampiri Zara yang baru saja menidurkan putra mereka ke tempat tidur bayi.
"Aku nginep disini boleh?" Tanyanya.sebenernya ia sudah meminta izin pada Rima tadi dan memang di bolehkan,hanya saja ia ingin mengetahui jawaban dari istrinya itu.
"Terserah." Balasnya singkat.
"Kapan kamu mau pulang?" Tanyanya.dan kali ini Zara diam tidak menjawab apapun.
"Zara." Panggilnya karena sejak tadi wanita itu hanya diam seolah tidak mendengar pertanyaannya.
"Aku gak mau pulang."
"Sampai kapan, sampai kapan mau disini.rumah kamu bukan disini ta_"
"Disana pun bukan rumah aku." Balasnya.
"Kata siapa bukan rumah kamu,itu juga rumah kamu,rumah kita.disana rasanya sepi semenjak gak ada kamu j_"
"Aku gak mau bahas ini sekarang." Selanya.Zara memang tidak mau pulang karena ia sendiri belum tau dengan keputusannya sendiri.
___
Pagi pagi lebih tepatnya setelah sarapan,sudah ada keributan.lebih tepatnya Elvin yang membuat keributan karena tidak suka Akram menginap dirumahnya.
"Lo denger ya baik baik,lo di bolehin nginep disini bukan berarti kita semua apalagi Zara udah maafin lo,dan harusnya lo itu sadar diri kalo lo itu gak pantes jadi dapet kesempatan apapun lagi dari Zara."
"Gue tau gue banyak salahnya,tapi yang nentuin gue pantes apa enggaknya dapet kesempatan itu bukan lo tapi istri gue." Balasnya.
"Tapi gue abang nya,dan menurut gue lo gak pantes dapet kesempatan setelah berulang kali nyakitin sepupu gue, apalagi selalu lo banding bandingin sama mantan kesayangan lo itu."
"Kalian kenapa lagi si,ini masih pagi bisa gak gausah ribut ribut kayak gini." Rima mencoba menghentikan perdebatan itu.
"Elvin gak suka dia disini." Setelahnya Elvin pergi begitu saja meninggalkan mereka.
"Maafin anak Tante ya,dia cuma masih kesel aja sama kamu,Elvin kayak gitu karena dia sayang banget sama Zara."
Akram mengangguk " Akram ngerti ko,tan.ini semua juga memang salah Akram dari awal,harusnya Akram yang minta maaf karena selalu nyakitin Zara" katanya.
Diwaktu yang sama handphone milik Rima berdering,lalu wanita paruh baya itu pergi untuk mengangkat telepon.
Pandangan Akram tertuju ke luar,lebih tepatnya di halaman belakang dimana ia melihat Zara yang sedang menjemur pakaian si bayi.
Ia menghampirinya, berniat membantunya.
"Aku bisa sendiri." Tolaknya.namun Akram seolah menulikan telinganya dan tetap membantunya menjemur pakaian itu.
Akram tersenyum tipis nyaris tak terlihat melihat kekesalan Zara yang terlihat menggemaskan itu.
"Ini biar aku aja yang lanjutin.itu abi kebangun lho." Ujarnya saat mendengar suara tangisan putranya itu.
Nama anak mereka adalah Abimanyu putra Azzami,dan panggilan nya adalah abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRAM ZARA
General Fictionpernikahan yang seharusnya menjadi kebahagiaan nyatanya malah berujung penderitaan bagi seorang AKRAM ziyad Azzami.karena diwaktu yang sama kekasihnya membatalkan rencananya secara sepihak membuatnya mau tidak mau menikahi perempuan yang sangat tida...