Bagian #20

210 13 0
                                    


Assalamualaikum

Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.














"Sampai kapan mau berdiri depan kaca kayak gitu?" Tanya Akram seraya melipatkan kedua tangannya menatap Zara yang masih saja bercermin melihat tubuhnya yang menggunakan baju kebesaran milik Akram itu.

Zara membalikkan badannya memandang tidak suka pada lelaki yang seenaknya membuat keputusan.

"Kamu tuh nyebelin tau gak,udah maksa ngajak kesini bareng tanpa pulang dulu,dan seenaknya juga bilang nginep tanpa ada ngomong dulu." Omelnya.

"Biasanya lo juga seneng kalo nginep disini kan?" Tanyanya. Dari awal pernikahannya,Zara lah yang selalu bersemangat menginap disini.

"Tapi kali ini beda." Balasnya.karena jujur ia tidak nyaman jika harus sering berpura-pura bersikap jika semuanya baik baik saja.

" Bedanya apa?" Tanyanya pura pura tidak tau.padahal ia tahu jika zara kesal karena dia sama sekali tidak meninggalkan bajunya satupun,itu sebabnya sekarang ini gadis itu memakai baju miliknya.

Jujur saja Akram sangat merindukan saat gadis itu banyak bicara walaupun itu dalam hal mengomel yang akhir akhir ini tidak di tunjukan nya.

Gadis itu tidak lagi menjawab apapun dan memilih merebahkan tubuhnya di sofa.kenapa Zara memilih di sofa? jawabannya karena ia hanyalah seorang tamu disini.

"Tidur dikasur aja." Katanya pada gadis itu yang berusaha menutup kedua matanya untuk tidur.

" Nggak.makasih." balasnya tanpa membuka matanya itu.

Akram yang tidak menerima penolakan itu pun langsung menggendong gadis itu lebih tepatnya memindahkannya ke kasur.

" Gausah kurang ajar jadi orang." Bentaknya.baru kali ini zara membentak Akram seperti ini.

"Gue cuma mindahin, dimana letak kurang ajarnya." Katanya yang merasa tidak merasa bersalah karena ia hanya menggendong istrinya bukan orang lain.

Zara hanya diam, karena jawaban lelaki itu memang benar.hanya saja ia tidak suka dengan cara lelaki itu yang selalu membuat bingung perasaannya sendiri.

"Tidur disini,biar gue yang di sofa." Ujarnya seraya turun dari tempat tidur dan berbaring di sofa panjang itu.


Paginya Zara sudah berada di dapur membantu mama mertuanya membuat sarapan.

"Padahal kalo mama masih gak enak badan, istirahat aja.biar Zara sama bibi aja yang bikin sarapan." Kata Zara.

"Mama bosan kalo cuma tiduran aja,lagian mama juga kangen masak bareng sama mantu mama ini." Balas Dewi dengan senyum hangatnya.

Zara semakin merasa bersalah karena secara tidak langsung ia membohongi ibu mertuanya dengan bersikap bahwa pernikahannya baik baik saja.padahal nyatanya pernikahan ini gak ada arti apa apa dan akan berakhir suatu hari nanti.

"Lho kamu kenapa nangis?apa Akram ada nyakitin kamu lagi?" Tanyanya.

Zara menggelengkan kepalanya. "Enggak,ko.zara cuma masih gak percaya aja kalo sekarang Zara punya mama walaupun bukan mama kandung." Balasnya.

Wanita paruh baya itu memeluk Zara. "Walaupun bukan mama yang melahirkan kamu,tapi mama sudah menganggap kamu seperti anak kandung mama sendiri.bahkan kalo seandainya Akram salah pun,atau bahkan nyakitin kamu,mama akan bela kamu." Katanya.

"Tapi Zara hanya orang lain,dan mas Akram anak kandung mama"

"Sayang,gini siapapun orang itu kalo dia salah maka dia gak pantes dibela,karena jika itu terjadi dia gak akan pernah belajar dari kesalahannya."

Dari dulu, baik Dewi juga suaminya.mereka tidak pernah membenarkan kesalahan.jika anaknya yang berasalah maka mereka tidak akan membelanya hanya karena Akram anak mereka.tapi sebaliknya jika anaknya tidak bersalah mereka adalah orang pertama yang akan membelanya.
























See you

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang