Bagian #11

681 16 1
                                    

Assalamualaikum man teman semua.

Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe



H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
H
G
.
.
.
.
.
.
.
.
.













  
     
          
      "Lo tuli atau gimana si zar?" Tanya Akram dengan kesalnya pada gadis yang tidak mendengar kata katanya tadi.

Bagaimana ia tidak kesal,sejak tadi gadis itu hanya diam melihat lukanya itu tanpa berniat mengobatinya sama sekali.

"Zara gak bisa ngobatin sendiri tau,ini tuh sakit banget." Keluhnya.

Akram berdecak kesal lalu duduk di samping gadis itu.tangannya langsung mengambil kotak p3k itu.

Ia mengobati luka gadis itu yang terkena pecahan gelas itu.ia melakukan itu karena tidak ingin jika seandainya mamanya tiba tiba datang berkunjung dan melihat menantunya yang tidak ke urus itu.

"Mas Akram bisa pelan pelan gak si ngobatin lukanya kayak yang gak ikhlas tau gak." Protesnya.

"Ya emang gue gak ikhlas, terpaksa sebenarnya." Balasnya dengan sangat jujur sekali.

Zara mengerucutkan bibirnya.gak ikhlas si gak ikhlas tapi kan bisa pelan pelan aja kalo ngebantu itu,ini tuh luka lho yang kalo kayak gitu tuh malah nambah sakit tangannya.

"Awhss.. sakit ih."

"Lebay banget si,lo.gitu doang sakit." Cibirnya seraya merapikan rambutnya yang sempat di jambak oleh gadis gak tau diri ini.

"Ya,emang sakit tau."

Akram tidak menjawab apapun,namun tangannya mengambil remote tv dan menyalakannya.ia mencari channel yang menayangkan tontonan kesukaannya itu.

" Mas Akram."

"Hm."

"Kenapa si suka banget nonton ini?" Tanyanya.setiap kali nonton pasti yang akan di carinya adalah kartun ini terus.

" Kepo."

" Zara bukan Kepo tau cuma nanya aja." Balasnya.

"Sama aja." Kata Akram dengan ketusnya.

"Ih pokoknya kasih tau Zara kenapa mas Akram suka banget nonton  ini."

"Percuma gue jelasin juga, karena lo gak bakal ngerti." Balasnya.karena yang gadis itu tau hanya dunia Drakor saja.

Zara mendengus sebal dengan jawaban lelaki itu,ya walaupun benar adanya si tapi ya tetep bukan jawaban itu yang ia mau dengar.

"Eum mas Akram,nanti abis Dzuhur anterin Zara ya." Katanya dengan sangat antusias.

"Gak mau." Tolaknya.

Zara menghela nafasnya pelan, bahkan belum tau minta di antar kemana aja lelaki itu sudah langsung menolaknya begitu saja.

"Harus mau pokoknya,mas Akram itu harus tanggung jawab dong sama Zara."

"Lo pikir selama ini gue gak tanggung jawab gitu?gue tampung lo disini,gue kasih uang jajan pula itu bukan tanggung jawab emang?" Tanyanya yang tak habis pikir.

"Ya tapi kan keselamatan Zara juga tanggung jawabnya mas Akram sebagai suami.kalo Zara ntar dijalan kenapa kenapa gimana coba?gak nyesel emang?susah lho nyari perempuan kayak Zara lagi." Katanya dengan sangat percaya diri sekali.

Akram memilih diam karena malas meladeni gadis yang banyak maunya ini.ia heran,kenapa Zara tidak pernah menghilangkan rasa kepedeannya yang tinggi itu.

"Mas Akram ih."

"Diem,lo." Balasnya yang tak mau keganggu itu.

"Setuju dulu buat anterin Zara nanti,baru Zara diem." Katanya memberikan penawaran seraya menaik turunkan alisnya itu.

"Kemana?" Tanyanya.

Zara tersenyum mendengar jawaban itu. "Ke supermarket aja ko, keperluan rumah udah abis soalnya hhe."

"Iyaiya."

" Iya apa?" Tanyanya memastikan.

" Iya ntar gue anterin." Balasnya dengan sangat terpaksa.karena jika tidak sudah dipastikan jika gadis itu akan terus merengek.

" Janji ya."

"Iya,bawel banget si lo." Katanya yang sudah muak itu.

Zara tersenyum dan langsung diam sesuai janjinya tadi.ia ikut menonton walaupun sebenarnya ia tidak terlalu menyukainya.

Ia tidak tau kenapa suaminya ini sangat menyukai menonton Naruto itu, padahal sebenarnya masih banyak film film yang lain selain Naruto.

"Itu yang cewek rambut pink itu siapa namanya?" Tanyanya berusaha mencairkan suasana.

"Sakura haruno." Balasnya.

" Mas Akram suka gak sama Si pink itu?"

"Namanya sakura jangan seenak jidat lo main ganti ganti." Protesnya.

"Iya pokoknya itulah,suka gak?" Tanyanya.

"Suka." Balasnya cuek.

"Eum berarti kalo Zara berubah jadi si pink gitu eh ralat maksudnya kalo Zara penampilan nya kayak si sakura itu bisa buat mas Akram suka juga dong ya sama Zara." Kata Zara ngawur.

"Gausah ngarep apapun sama gue."

"Apa salahnya si mencoba, siapa tau kalo Zara berpenampilan kayak si Sakura itu mas Akram bisa suka juga sama Zara." Ujarnya dengan senyumnya.

"Stop berharap Zar." Katanya dengan serius.

"Zara gak bisa lakuin." Jujurnya.ia pernah mencoba untuk tidak berharap pada Akram namun nyatanya ia memang tidak bisa melakukan itu.

Akram memilih pergi ke kamarnya meninggalkan Zara sendiri di ruang tengah.


















        

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang