Assalamualaikum
Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe
H
A
P
P
YR
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.Waktu terasa begitu cepat, rasanya baru kemarin Zara tau jika dirinya sedang mengandung dan sekarang sudah delapan bulan saja.
Sampai detik ini ia masih tinggal bersama sepupu juga tantenya.mereka berdua begitu menjaganya yang terkadang membuat zara tidak enak sendiri.
Dan selama ini juga,Akram menuruti ucapannya agar tidak menemuinya dulu.ada rasa sedih dalam hati Zara.tapi bukan karena ia yang masih mencintai laki laki itu, melainkan karena ia harus merasakan pernikahan yang seperti ini yang jauh dari kata bahagia.
"Zara."
"Hm."
"Menurut kamu, bagusnya abang nikah apa enggak si?" Tanyanya tiba-tiba.
Zara mengerutkan keningnya heran kenapa tiba-tiba Elvin menanyakan hal ini sekarang.
" Ya nikah lah bang,masa mau jadi perjaka tua." Jawabnya, "btw kenapa tiba-tiba nanyain ini?udah punya gebetan ya?"curiganya.
Elvin mengacak ngacak rambut Zara, " enggak, cuma pengen nanya aja,"Balasnya.
"Yakin?" Tanyanya yang masih tidak percaya.
"Iyalah, ngapain juga abang bohong.kalo nanti ada juga pasti abang kenalin sama kamu." Jawabnya.ia memang belum ada gebetan atau semacamnya hanya saja teman temannya selalu menanyakan kapan ia menikah, padahal punya pacar aja enggak.
Berbeda dengan Zara yang mulai menjalani hidup bahagia sejak tinggal kembali dengan keluarganya,lain halnya dengan Akram yang masih merutuki kesalahannya itu.
Selama beberapa bulan ini ia cukup tersiksa karena hanya bisa melihat Zara dari kejauhan saja,atau hanya melihat video yang dikirim oleh tantenya Zara.
Ia memang meminta agar Rima memberi tahu apapun tentang istrinya itu,yang tentu saja Zara ataupun Elvin tidak mengetahui hal ini.
Awalnya Rima pun keberatan dengan permintaannya namun pada akhirnya ia mau untuk memberikan video keseharian Zara selama tinggal dirumahnya karena bagaimanapun Akram masih suaminya untuk saat ini.
"Udah delapan bulan aja ya,aku kangen kamu sayang.aku tau aku bukan orang baik apalagi sempurna tapi aku berharap kamu akan kembali," katanya.
Ia tau semua ini terjadi karena sikapnya yang buruk.Sebenernya Akram hanya terlalu cemburu dan takut kehilangan Zara sampai ia gampang marah saat tau Zara dekat dengan laki laki lain.bodohnya ia karena tidak mencari tau semuanya terlebih dahulu.
Kalo semesta masih memberikan kesempatan untuknya memperbaiki segalanya,ia tak akan menyia nyiakan hal itu lagi.
OoO
"Mau kemana Zar?" Tanya Rima yang melihat ponakannya yang sudah rapih.
"Zara tiba tiba pengen ke danau tan.boleh pergi pergi kan?" Izinnya.
"Yaudah tapi tante temenin ya," katanya.ia tida mau terjadi apa apa sama Zara yang sedang hamil besar itu.
Zara memegang tangan tantenya membuat langkah kakinya terhenti. "Gausah,tante.zara pengen pergi sendiri aja." Kali ini ia ingin pergi sendiri tanpa ditemani siapapun.karena selama ini setiap kali ia ingin pergi kemanapun pasti saja di temani tantenya atau Elvin.
"Tap_"
"Janji,Zara akan pulang dengan selamat dan insyaallah gak akan kenapa napa.boleh ya tante,kali ini aja ." Rengeknya.
Wanita paruh baya itu menghela nafasnya pelan. " Yaudah,kali ini tante izinkan.tapi janji ya kalo ada apa apa langsung telpon tante atau Elvin ya,"pesannya.
"Siap,tante.yaudah aku pergi dulu ya, assalamualaikum," ujarnya seraya mencium punggung tangan tantenya itu.
"Wa'alaikumsalam,hati hati."
Hanya perlu beberapa menit saja agar sampai di tempat yang di tuju itu.
Sudah lama ia tidak kesini, terakhir kali kesini saat bersama papa nya si calon bayi.
Langkahnya terhenti tepat di depan danau itu.tiba tiba tubuhnya mematung saat melihat siapa yang sedang duduk di bangku kayu itu.
Orang itupun sama terkejutnya dengan Zara saat mengetahui keberadaannya.
Namun setelahnya orang itu berdiri dan menghampiri Zara tapi tidak begitu dekat tapi berjarak karena ia tau tidak mungkin Zara tidak akan nyaman.
"Apa kabar?" Tanyanya.namun zara hanya diam.
Laki laki itu tersenyum tipis nyaris tidak terlihat. "Duduk aja,gak baik lama lama berdiri." Lanjutnya.
Tanpa mengatakan apapun,Zara melewatinya dan duduk disana karena kakinya memang terasa pegal.
Laki laki itu ikut duduk namun masih menjaga jarak. "Aku minta maaf udah langgar janji.aku udah janji gak akan menampakkan diri sebelum waktunya tapi sekarang tanpa sengaja aku nampakkin diri sekarang." Katanya.
Akram benar benar tidak menyangka akan bertemu Zara sekarang.entah kebetulan atau apa tapi ia menyukai pertemuan ini.
"Kamu gak nyaman ya? yaudah aku pergi ya." Kata Akram yang mulai berdiri.ia sadar jika Zara masih tidak nyaman dengan kehadirannya.
"Kamu gak mau nyapa anaknya?" Akram menoleh kearah wanita yang itu yang sama sekali tidak menoleh saat mengatakan itu.
"Boleh?" Tanyanya ragu.
Zara mengangguk, "sepuluh menit dari sekarang."
Akram tersenyum dan berjongkok didepan istrinya itu.tangannya menyentuh perut buncit itu untuk yang pertama kalinya.
Akram tak sanggup menahan air matanya,air matanya tiba-tiba turun begitu saja, bahkan tangannya bergetar. "Assalamualaikum,Apa kabar anaknya papa,mama.maaf karena papa gak bisa ikut jagain kamu." Ujarnya.
"Sehat sehat ya,kamu didalam.jangan nyusahin mama, jangan bikin mama sakit.papa juga berharap kamu lahir dengan selamat.papa menyayangi kamu juga mama." Terakhir Akram mencium perut buncit itu cukup lama.
"Papa pergi ya,maaf gak bisa lama lama nyapa kamu, karena mama hanya ngasih waktu sepuluh menit.sampai ketemu nanti ya sayang."
Akram berdiri. " Makasih udah izinin aku nyapa dia.aku pulang duluan, assalamualaikum." Katanya yang langsung pergi dari sana.
Akram memang mengatakan itu,tapi ia tidak benar benar pergi dari sana, karena ia ingin memastikan istrinya pulang dengan selamat, walaupun hanya bisa memantau dari jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRAM ZARA
General Fictionpernikahan yang seharusnya menjadi kebahagiaan nyatanya malah berujung penderitaan bagi seorang AKRAM ziyad Azzami.karena diwaktu yang sama kekasihnya membatalkan rencananya secara sepihak membuatnya mau tidak mau menikahi perempuan yang sangat tida...