Bagian #27

744 20 0
                                    

Assalamualaikum

Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.









"Kamu lagi ngapain?" Tanya Zara saat melihat suaminya yang sedang di dapur.

"Bikin sarapan" Balasnya.

"Harusnya aku tau yang bikin,bukan kamu." Ujarnya yang merasa tidak enak itu.

"Ya gapapa,cuma nasi goreng doang ko." Karena yang ia bisa hanya itu. Ia tidak tega jiga harus membangun istrinya yang tertidur pulas setelah shalat subuh tadi.

"Sayang." Panggilnya.

"Apa?"

"Morning kis nya mana?" Tanyanya karena ia merasa pagi ini belum mendapatkan nya.

Zara tersenyum lalu mengecup pipi suaminya itu sekilas. Setiap hari Akram memang selalu menagihnya tanpa ada kata libur.

"Makasih,jadi makin semangatnya nih." Balasnya.

"Lebay ah." Cibirnya.

"Ih beneran tau,nih buktinya udah jadi aja karena terlalu semangatnya." Kata Akram seraya menuangkannya pada piring itu.

Zara tersenyum.ada ada aja emang candanya.semakin kesini Akram memang sudah tidak sedingin juga sekaku dulu.

Selesai itu keduanya menikmati nasi goreng yang sudah di buat Akram tadi.rasanya cukup enak dan sangat pas di lidah.

"Sayang."

"Hm."

"Nanti kamu ikut ya ke acaranya temen aku." Katanya.

Semenjak hubungannya membaik Akram memang mengubah kosa katanya yang tadinya lo-gue kini menjadi aku-kamu.

Dan hal itu bukan Zara yang memaksa namun memang keinginan Akram sendiri yang ingin mengubahnya.

"Acara apa?" Tanyanya.

"Nikahan,itu lho yang pernah kesini itu yang kata kamu jelek banget." Ujarnya.

"Ganteng banget kali." Koreksinya.waktu itu emang pernah ada yang datang kerumah dan orangnya emang ganteng banget.dan saat ia mengatakan itu tentu saja membuat Akram cemburu abis.

" Jelek ah, tetep gantengan aku kemana mana." Sahutnya yang masih tidak terima itu.

"Iya deh iya kamu yang paling ganteng." Kata Zara membuat lelaki itu tersenyum setelah mendengarnya.

"Gimana?ikut ya."

"Iya,aku ikut."

"Tapi jangan tampil terlalu cantik ya,nanti ada yang naksir lagi." Peringatnya. Ia sangat hafal dengan teman temannya yang lain yang tak bisa melewatkan wanita cantik untuk di lirik.

" Ih mana ada gitu,kalo aku buluk nanti yang ada malah kamu yang di taksir cewek." Balasnya.

"Ya kan yang penting aku sukanya sama kamu."

"Aku juga sama,mau banyak yang lirik juga tetep aja kamu yang aku suka." Balasnya tak mau kalah.

"Yaudah aku nyerah, tapi pokoknya pake make-up nya yang paling tipis aja."

" Iya ih posesif banget si suami aku." Kata Zara seraya mencubit pelan hidung suaminya itu.

__

    
      Selagi menunggu Zara yang masih didalam, Akram memanaskan motornya lebih dulu.

"Ayo." Ajak Zara setelah sudah siap.

Akram memakai helemnya lalu memakaikan helem satunya lagi pada Zara.

"Pegangan." Katanya memperingati.Zara menurut saja dan memeluk suaminya itu agar motornya segera jalan.

"Kalo gada nanti beli yang lain aja ya."  Kata Akram. Istrinya itu memang menginginkan es cendol.

"Gak mau,maunya beli itu aja." Keukeuhnya.karena kayaknya seger jika di minum siang siang begini.

"Kamu ngidam ya?" Tanyanya karena biasanya yang menginginkan sesuatu dan harus dapet itu orang hamil yang ngidam.

"Ngaco,hamil aja belum gimana mau ngidam." Balasnya.

"Ya siapa tau aja kamu hamil sayang,cuma kamunya belum tau."

"Nggak mungkin mas,orang kemarin aja baru selesai haid gimana si." Balasnya.

"Iya ya, padahal kalo hamil beneran aku seneng banget lho sayang." Katanya.

"Udah siap jadi ayah emang?" Tanyanya.

"Siap banget,kan lucu nanti ada bayi yang mirip kita." Akram memang sudah siap jika suatu saat nanti diberi kepercayaan untuk memiliki anak.

" Berdoa aja, semoga segera hadir." Kata zara.karena sebenarnya pun ia sudah ingin memiliki anak yang mungkin akan menggemaskan.

Obrolan mereka terus berlanjut sampai akhirnya bisa menemukan apa yang di inginkan oleh Zara.

Akram langsung memesan dua,dan sekarang hanya tinggal menunggu jadi saja.

"Handpone terus yang diliat." Sindir Zara.

Akram tersenyum lalu memasukkan handphone nya kedalam saku celananya. " Maaf."

"Ya kebiasaan banget."

"Tadi ngebahas kerjaan bentar." Balasnya.tadi memang sekretarisnya yang mengechat.

Zara hanya diam tanpa merespon apapun.

"Jangan marah ya,maaf.nggak lagi."

"Oke,tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Es cendol buat aku tambah satu gelas ya."

Akram terkekeh pelan seraya mengacak ngacak rambut istrinya itu. " Iya iya,mau tambah dua juga aku beliin kalo emang muat di perut kamu.




AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang