Bagian #28

153 11 0
                                    

Assalamualaikum

Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.
.




"Mau lagi?" Tanya Akram yang melihat istrinya yang sangat senang, padahal hanya meminum es cendol saja.

"Enggak,udah cukup." Balasnya.perutnya sudah tidak bisa memuat lagi jika harus menambah.

"Abis ini mau beli apalagi?" Tanyanya.

"Apa aja nanti yang ketemu,kalo gada berarti langsung pulang aja." Balasnya.

"Sayang."

"Hm."

"Beneran gak mau kuliah?aku ngizinin lho kalo kamu emang mau." Katanya. Ia memang membolehkan jika Zara mau melanjutkan pendidikannya itu.

Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Enggak mas,aku mau fokus sama keluarga kecil kita aja.kalo aku kuliah aku takut gak bisa bagi waktu nantinya."

Dulu Zara memang bercita cita bisa sampai sarjana.namun itu dulu karena sekarang ia sadar kalo kewajiban sebagai istri adalah nomor satunya makanya ia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan Karena takut gak bisa membagi waktu yang nantinya malah akan membuatnya melalaikan kewajibannya itu.

Selain karena sudah menjadi seorang istri, alasan Zara lainnya karena ia sekarang juga ikut mengurus restoran milik orang tuanya yang selama ini di urus oleh tantenya.

Rima bukanya tidak mau mengurus restoran itu lagi,hanya saja ia ingin Zara tau bagaimana cara mengurusnya karena bagaimanapun restoran tersebut adalah milik Zara setelah orang tuanya meninggal.

Zara memang tidak datang setiap hari kesana,ia hanya akan mengontrol seminggu sekali tapi kadang dalam satu Minggu pun ia bisa saja datang tiga kali dalam satu Minggu itu.

"Apapun keputusan kamu aku dukung,tapi kalo seandainya kamu berubah pikiran kamu bilang sama aku ya." Ujarnya karena ia tidak mau memaksanya.

" Iya."  Balasnya.

"Ini yakin gak mau nambah?" Tanyanya takutnya Zara berubah pikiran.wanita itu menggelengkan kepalanya seraya menampilkan senyum indahnya.

Akram menggangguk dan bangun dari tempatnya.ia berjalan untuk membayar dulu.

"Zara." Pangggil seseorang membuat wanita itu menoleh kearah suara.

"Lo ngapain disini?" Tanya Zara heran.ia tidak menyangka akan bertemu Ghea disini.

Gadis itu tertawa sepertinya Zara lupa Dengan tempat tinggalnya yang tak jauh dari sini.

"Lo lupa ya kalo rumah gue gak jauh dari sini." Ujarnya.Zara menepuk keningnya,ia lupa tempat ini kan emang gak jauh dari tempat tinggal temannya itu

"Sayang." Panggil Akram yang sudah selesai membayar itu.

"Udah selesai?" Tanyanya yang langsung diangguki oleh lelaki itu.

"Tunggu, ini pacar lo zar?" Tanya Ghea memastikan.

"Bukan,ini suami gue."jawabnya dengan jujur.karena ia rasa sudah tidak ada alasan lagi untuk menutupinya.

Ghea terkekeh " bercanda nih pasti."

"Zara memang istri saya." Balas Akram menjelaskan.

"Mas kenalin ini Ghea temannya Zara." Ujarnya memperkenalkan temannya itu pada Akram.

Ghea menyenggol seraya berbisik pada temannya itu. "Lo kapan nikahnya?ko gak ngundang gue."

"Ntar aja gue jelasin." Balasnya yang ikut berbisik juga.

"Lo hutang penjelasan sama gue." Peringatnya.

"Iya."

__

    Zara membawakan susu coklat serta camilan untuk Akram yang sedang  menonton tv di ruang tengah.

"Makasih sayang."

"Sama sama." Balasnya.  " Mas." Lanjutnya.

"Iya."

"Kamu ingat teman aku yang tadi siang ketemu itu kan?" Tanyanya memastikan.

Akram mengingat ulang siapa yang di maksud istrinya itu. " Iya ingat,kenapa emangnya." Herannya karena Zara tiba tiba bertanya soal itu.

" Besok kalo dia main kesini boleh gak?" Izinnya.Ghea memang ingin penjelasan darinya dan jika Akram membolehkan ia akan mengundang Ghea kerumahnya.

" Boleh,asal dia datang sendiri bukan dengan cowok." Peringatnya.karena ia tidak mau ada lelaki dirumahnya disaat dirinya tidak ada.

Zara tersenyum seraya menatap suaminya itu. " Emang kenapa kalo ada cowoknya." Godanya.ia tau jika Akram sangat pencemburu namun ia hanya ingin mengetesnya saja.

"Karena dirumah gada aku, jadi gak boleh ada cowok yang bertamu kesini."

"Tapi kan ceweknya bukan aku doang,ada temen aku juga." Balasnya yang masih saja ingin mengetes Akram.

"Sayang."

Zara terkekeh pelan "Iya iya gak akan ada cowok nya,dia datang sendiri ko." Ujarnya seraya memeluk  suaminya itu.

"Awas aja kalo sampai aku tau ada cowoknya,kamu aku hukum."

"Iyaiya, posesif banget si.tapi makasih ya udah ngasih izin temen ku main.

"sama sama."balasnya.tangannya terulur untuk mengusap kepala Zara.

"Susu nya gak diminum."

" Kamu dulu yang minum, baru setelah itu aku yang minum."

"Biar apa?takut diracunin ya?" Tanyanya. Akram terkekeh pelan bukan itu maksudnya.

" Bukan sayang,minum dulu deh ntar aku kasih tau." Balasnya.Zara akhirnya meminum sedikit susu yang sudah ia buat tadi.lalu Akram meminumnya setelah Zara.

"Tuh kan jadi tambah manis kalo udah diminum kamu."

"Ih gombal ya kamu."



    

     

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang