Malam setelah acara akad pagi tadi,Zara ikut pulang dengan suami serta mertuanya itu."Zara." Panggil mama Dewi.
"Iya."
"Maafin sikap Akram ya,dia tuh sebenernya gak kayak gitu ko." Ujarnya.
Sejak tadi putranya itu selalu menunjukkan ketidak sukaannya pada Zara meskipun statusnya sudah menikah.
"Iya gapapa ko,ma." Ujarnya dengan senyumnya itu.ia memang sudah biasa melihat Akram yang seperti itu padanya dan ia tak mau ambil pusing untuk itu.
Dewi mengangguk seraya tersenyum kearah menantunya itu. "Yaudah kamu istirahat ya." Ujarnya yang langsung diangguki oleh Zara.
Setelah ibu mertuanya pergi ke kamarnya,Zara pun berjalan kearah kamar Akram dengan membawa koper miliknya itu.
Ia mengetuk pintu kamar itu berulang kali membuat si penghuni kamar membuka Pintunya dengan wajah kesalnya.
"Lo ngapain si ketuk ketuk pintu hah?ganggu tau gak." Bentaknya.
"Ih mas Akram marah marah mulu deh, ntar cepet tua lho." Kata Zara dengan senyum nyebelinnya.
"Lo manggil gue apa?"
"Mas Akram."
"Gak Sudi gue dipanggil mas sama lo,pergi sana." usirnya seraya mendorong gadis itu hingga terjatuh.
"Ih gitu banget si sama istri sendiri,sakit tau" Rengeknya.
"Lo bukan istri gue.dan lo jatuh juga karena salah lo sendiri yang menganggu ketenangan gue" Bantahnya.
Bukannya menjawab atau apa,Zara malah menangis kencang seperti anak kecil yang ingin sesuatu.
"Gausah nangis, cengeng banget si lo." Bentaknya membuat Zara malah semakin kencang menangisnya sampai orang tuanya datang menghampiri mereka berdua.
"Ini ada apa?" Tanya Dewi seraya membantu Zara untuk bangun.
Zara melanjutkan tangisannya seraya memeluk ibu mertuanya itu. "Mama, Akram jahat,masa aku di dorong sampai jatuh mana gak di akuin istri lagi hiks..."
"Akram,papa gak pernah ya ngajarin kamu kasar sama perempuan, apalagi dia ini istri kamu." Kata lelaki paruh baya itu.
" aku gada maksud buat dorong dia, lagian salah sendiri malah gedor gedor pintu kamar Akram,ganggu tau gak."
"Zara gakan gedor ya kalo kamu gak kunci pintunya." Sahut gadis itu yang masih terisak.
"Ya lo ngapain ke kamar gue,kamar tamu tuh dibawah." Jawabnya yang tidak mau disalahkan.
Kedua orang tua itu menggelengkan kepalanya seraya menghela nafasnya. "Akram, sekarang ini kan Zara udah jadi istri kamu ya dia tidur sama kamulah masa di kamar tamu,ngadi ngadi aja kamu." Kata Dewi.
"Tapi ma_"
"Gada tapi tapian, pokoknya kamar kamu adalah kamar Zara juga." Keukeuh wanita paruh baya itu.
Dewi langsung mengajak Zara masuk kedalam kamar itu seraya membawakan koper milik menantunya itu.
"Udah ya jangan nangis lagi, sekarang ini kamar kamu juga." Ujarnya seraya menghapus air mata menantunya itu.
"Makasih mama,mama emang baik banget." Ujarnya.ia merasa senang dengan menjadi menantu mama Dewi karena ia merasa memiliki mama sendiri.
Kedua orang tuanya memang sudah meninggal sejak ia masih duduk dibangku SMP,dan setelah itu ia ikut tinggal dengan tantenya.
Wanita paruh baya itu mengangguk "udah ya istirahat,dan kalo misalnya Akram jahat sama kamu bilang aja sama mama,biar mama omelin."
"Siap mama."
"Yaudah mama keluar dulu." Pamitnya yang langsung diangguki oleh Zara.
Setelah mama mertuanya keluar,di waktu yang sama Akram masuk dengan menutup pintunya dengan kencang.
"Puas lo liat mama marahin gue hah,tukang aduan dasar."
"Wah puas banget lah." Katanya yang langsung pergi ke kamar mandi untuk berganti baju dengan baju tidurnya.
Tak lama pun Zara kembali usai berganti pakaiannya.dan saat ia mau tidur tiba-tiba lelaki itu menariknya dengan kasar.
"Lo mau ngapain?" Tanyanya.
"Tidur lah,mau ngapain lagi." Balasnya.
"Tidur di sofa,ini kasur gue." Ujarnya yang tak terima jika kasurnya ditiduri orang lain.
" Ih enggak mau,kalo mas Akram gak mau tidur sama Zara yaudah mas Akram aja yang tidur di sofa." Katanya yang langsung berbaring disana dengan nyaman.
"Lo tuh gak tau diri banget ya,turun."
"Gak mau."
"GUE BILANG LO TIDUR DI SOFA ZARA NARESHWARA!"
" Gak mau,kalo kamu masih maksa,aku bilangin mama lho." Ancamnya.
Melihat suaminya yang hanya diam membuat Zara tersenyum penuh kemenangan lalu kembali tidur.
Mau tidak mau Akram tidur seranjang dengan gadis menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRAM ZARA
General Fictionpernikahan yang seharusnya menjadi kebahagiaan nyatanya malah berujung penderitaan bagi seorang AKRAM ziyad Azzami.karena diwaktu yang sama kekasihnya membatalkan rencananya secara sepihak membuatnya mau tidak mau menikahi perempuan yang sangat tida...