Bagian #5

199 12 0
                                    


 
"Zar." Panggil luna.

" Hm."

" Lo beneran gak penasaran soal siapa yang nanyain lo kemarin itu?" Tanya Ghea.

Zara menggelengkan kepalanya karena ia tidak peduli dengan siapapun yang menanyakannya kemarin.

"Gak asik lo ah, harusnya kan lo itu penasaran kayak gue yang penasaran sama apa yang lo belum ceritain ke gue." Gerutunya karena tidak sesuai ekspektasi.ia kira Zara akan penasaran nyatanya malah tidak peduli.

Zara hanya terkekeh pelan mendengarnya.apalagi melihat kekesalan yang di tunjukkan oleh temannya itu.

______

   Zara tersenyum senang saat Akram menjemputnya di sekolah.ia dengan antusias menghampiri Akram yang masih di dalam mobil itu.

"Suami Zara peka banget si, tau aja kalo Zara pengen di jemput." Kata gadis itu saat sudah masuk mobil milik suaminya.

Lelaki itu tidak menjawab apapun dan langsung melajukan mobilnya.

Sepanjang perjalanan perjalanan Zara terus saja berbicara tidak perduli walaupun tidak di tanggapi sama sekali oleh lelaki di sebelahnya itu.

"Lho lho ini rumah siapa?" Tanyanya karena Akram memberhentikan mobilnya di depan rumah yang sangat asing baginya.

Zara mendengus sebal karena lelaki itu sama sekali tidak menggubrisnya sejak tadi.ia ikut turun dan mengikuti lelaki itu yang seenaknya masuk ke dalam rumah itu.

"Itu kamar lo,dan yang satu lagi kamar gue." Kata Akram memberi tau.

"Ngaco,ini rumah orang,udah ah ayo pulang." ajak Zara.

"Ini rumah gue.lo mau pulang kemana?" Tanyanya.

"Serius ini rumah kita?" Tanya Zara dengan antusiasnya.

"Rumah gue.lo cuma numpang." Kata lelaki itu mengoreksi ucapan gadis kepedean itu.

"Mas Akram kan suaminya Zara,jadi rumah mas Akram rumah Zara juga alias milik kita." Sahut Gadis itu.

"Gak ada.intinya ini rumah gue dan lo cuma numpang.dan inget kamar lo disana, semua barang barang lo juga ada disana." Ujarnya mengingatkan.

Setelah mengatakan itu, Akram langsung pergi ke kamarnya meninggalkan Zara yang masih berdiri di tempatnya.

Dengan malas Zara pergi ke kamar yang sudah di tunjukkan oleh suaminya itu.

Ia melihat kamar itu yang tidak terlalu besar namun juga tidak kecil.dan memang benar semua barangnya sudah ada disana.

"Harusnya kan gue tidur bareng sama mas Akram buka sendiri kayak gini kayak jomblo." Gerutunya.

Ia mengambil handuk miliknya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket itu.

Selesai mandi dan berpakaian ia kembali keluar kamar karena perutnya yang terasa lapar.

"Mas Akram mau kemana?" Tanyanya saat lelaki itu sudah rapih dengan baju santainya namun memakai Hoodie seperti akan berpergian.

"Bukan urusan lo." Katanya yang langsung berlalu meninggalkan gadis itu yang mendengus kesal.

           Jam sepuluh malam Akram tiba dirumah, sebenarnya ia keluar hanya untuk mencari ketenangan saja yang tidak mungkin ia dapatkan selama ada Zara di hidupnya itu.

Ia melihat rumah itu yang tampak sepi, sepertinya Gadis itu sudah tidur.ia senang karena akhirnya ia bisa tidur sendiri lagi tanpa adanya Zara disampingnya.

Namun harapannya ternyata tidak sesuai ekspektasi saat melihat gadis itu yang sedang diduk di sisi ranjangnya seraya membaca novelnya.

"Lo ngapain disini?kamar lo itu di sebelah." Katanya Mengingatkan.

"Gak mau.Zara mau disini sama mas Akram pokoknya." Keukeuhnya.

"Gue yang gak sudi lo disini.udah bagus gue kasih kamar yang disebelah bukan kamar pembantu." Usirnya seraya menarik tangan gadis itu agar keluar dari kamarnya itu.

"Gak mau gak mau, pokoknya Zara mau sekamar sama Mas Akram gak mau pisah pisah kamar."

"Lo tuh sadar gak si,gue gak cinta sama lo dan gue terpaksa nikahin lo!"

"Zara tau tapi apapun itu dan bagaimana pun itu,sekarang mas Akram itu suaminya Zara dan gada salahnya kalo Zara pengen tidur sama mas Akram." Ia sadar jika pernikahannya ini ada karena paksaan.lebih tepatnya Akram yang terpaksa karena Zara justru malah senang.

"Salah.lebih salah lagi karena lo ada di kehidupan gue Zar."

"Mas Akram tuh yang salah,masa istri sendiri malah di suruh tidur di kamar sebelah."

" Please zar,lo pergi ke kamar lo."

" Nggak."

"Oke.lo boleh disini sepuas lo,biar gue yang di kamar sebelah."

"Oke,tapi jangan salahin Zara kalo mama tau soal mas Akram yang gak mau sekamar sama Zara." Ancamnya.

"Gak peduli gue." Ujarnya yang tak mempan dengan geretakan itu karena ia yakin gadis itu hanya mengancamnya saja.

Zara segera mengambil ponselnya dan menelpon mama mertuanya itu.

"Assalamualaikum,ma."

"Wa'alaikumsalam sayang, kenapa?"

"Zara mau bilang sama mama,masa nih ya mas Akram mau pi_" ucapan Zara terhenti kala Akram mengambil handphonenya itu.

" Ma,maaf ya ganggu.kapan kapan lagi aja telponnya.assalamualaikum." ujarnya yang langsung mematikan sambungan telepon nya.

"GILA LO YA, NGAPAIN PAKE ACARA NGADU KE MAMA SEGALA." Bentaknya.

"Emang kenapa,orang mama sendiri ko yang bilang kalo ada apa apa harus bilang ke mama da_"

"Diem lo."

"Zara bakal diam kalo mas Akram mau sekamar sama Zara dan Zara gakan bilang ke mama soal niat awal mas Akram tadi." Ujarnya dengan senyum kemenangannya.
















  

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang