Bagian #7

660 15 0
                                    

"Zara." Pangggil seseorang yang membuat si pemilik nama menoleh kearah suara.

"Iya." Balasnya.

"Nungguin siapa?" Tanyanya.

"Eum nungguin angkutan umum,lo sendiri ngapain?" Tanyanya karena biasanya kan Zio pulang naik motornya.

"Sama." Balasnya dengan senyumnya itu.ia memang sengaja ingin naik angkutan umum agar bisa berdekatan dengan Zara.

Gadis itu mengerutkan keningnya. "Yang bener aja,lo ada motor ngapain naik angkutan umum segala.ngadi ngadi aja lo." Kekehnya.

Zara tau betul jika tadi pagi saja lelaki itu ke sekolah naik motornya,ya harusnya kan pulang juga naik motornya bukan malah naik angkutan umum.

"Motor gue ada yang minjem,jadi gue pinjemin." Balasnya.

Zara menggelengkan kepalanya karena alesan lelaki itu sangat tidak masuk akal.mana ada seorang Zio meminjamkan motor dengan suka rela.

Tapi apapun alesannya ia tidak mau perduli,dan saat ada angkutan umum itu datang,ia langsung menaikinya saja.

Dan benar saja Zio ikut naik juga,bahkan sengaja meminta tukeran tempat duduk dengan orang lain agar bisa bersebelahan dengan Zara.

"Zar." Pangggilnya.

"Apaan?"

"Lo hari Minggu sibuk gak?" Tanyanya.ia sangat ingin mengajak jalan Zara pas hari libur.

"Kenapa emangnya?" Tanyanya balik.

"Jalan yu,gue gabut tau kalo hari libur." Katanya.

"Enggak ah,gue mau dirumah aja." Balasnya.Zara selalu menantikan hari Minggu karena di hari itu ia bisa seharian melihat suaminya yang tampan itu.

"Sekali aja zar,mau ya.atau kalo boleh gue kerumah lo deh,main gitu." Kata Zio.

"Sorry ya zio,tapi gue gak bisa Soalnya gue bener bener mau dirumah tanpa di ganggu orang." Balasnya.

"Serius nih, beneran gak mau?" Tanyanya lagi memastikan.

"Enggak,Zio.kalo lo gabut ajak orang lain aja banyak ko yang mau." Balasnya.karena Zio itu termasuk orang yang tampan jadi pasti banyaklah yang mau jalan sama dia.

"Tapi gue maunya sama lo Zara,tapi kalo gak bisa yaudah gapapa lain kali aja mungkin." Pasrahnya.

Setelahnya hening, sampai akhirnya Zara memberhentikan angkotnya. "Gue duluan ya Zio." Pamitnya sebelum turun dari sana.

__

Zara sedari tadi mondar mandir gak karuan, bahkan berkali kali mencoba menghubungi Akram yang belum pulang sampai sekarang padahal ini sudah malam.

Sampai akhirnya suara pintu terbuka membuatnya langsung melihat kearah pintu itu dan disana menampilkan Akram yang baru saja datang .

Zara langsung berlari dan memeluk suaminya itu. "Mas Akram kemana aja?kenapa jam segini baru pulang,Zara kwatir tau." Katanya tanpa melepaskan pelukannya.

"Apasi,lebay banget lo.udah lepas ah." Ketusnya.

"Gak mau,masih kangen sama mas Akram."

"Gerah Zara,gue mau mandi.ngerti gak si lo." Bentaknya.

Zara berdecak dan akhirnya melepaskan pelukannya dengan tidak rela.

"Yaudah mas Akram tunggu bentar,biar Zara yang siapin air angetnya oke."

"Serah lo,gak pake lama tapi."

"Oke mas Akram sayang,cuma bentar ko." Ujarnya yang langsung berlari ke kamarnya.

"Bocah." Gumam Akram seraya melihat kepergian Zara itu.

Tak lama pun Zara kembali dan memberi tau jika semuanya sudah siap.

Lelaki itupun langsung pergi ke kamar mandi meninggalkan Zara sendiri.

Sambil menunggu Akram yang masih mandi,Zara menggunakan waktu itu untuk menghangatkan lagi makanan yang mulai dingin itu.

Karena biasanya kan Akram pulangnya sore dan sekarang sudah malam jadi jika tidak di hangatkan gak bakal enak.

Dikit demi dikit Zara memang mulai bisa memasak walaupun kadang masih di protes Akram karena kadang keasinan.

Tapi hal itu malah membuat Zara bersemangat belajar memasak agar ia bisa memasak makanan untuk suami tercintanya tanpa keasinan lagi.

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang