Bagian #18

827 26 0
                                    





Assalamualaikum

Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe












H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.






          Seperti berangkat tadi, pulang pun keduanya hanya saling diam.Zara dan Akram memang tidak menunggu sampai acara selesai.lebih tepatnya Zara yang mengajak pulang lebih dulu karena ia tidak mau Akram merusak acara pertunangan sepupunya sendiri hanya karena emosinya itu.

" Zara." Panggilnya saat keduanya sudah berada didalam rumah.

"Apa?"

"Gue gak suka ya lo deket deket sama cowok lain." Katanya yang masih mengingat kejadian tadi itu.

"Memangnya kenapa?urusannya sama kakak itu apa?" Tanyanya.

"Ya karena gue gak suka,dan lo itu istri gue." Balasnya.

Zara tersenyum miring. " Bukankah kita hanya sebatas pasangan suami istri di atas kertas doang kan?jadi seharusnya mau Zara deket sama siapapun itu bukan urusannya kak Akram." Katanya mengingatkan.

"Zara itu bukan orang penting dalam hidup kak Akram kan?jadi tolong ya mulai sekarang bersikaplah seperti apa dari isi perjanjian yang kak Akram buat sendiri itu." Lanjutnya.

Melihat Akram yang hanya diam membuat Zara memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya.

                             OoO

      Setelah obrolan mereka malam itu,kini keduanya memang seperti orang asing yang tinggal dalam satu rumah yang sama.

Zara semakin bersikap dingin pada lelaki itu,kalau pun tidak sengaja bertemu dirumah pun, keduanya memilih diam tanpa mau bertegur sapa.

Akram sudah tidak lagi memprotes jika melihat Zara dekat dengan siapapun itu, karena ia sadar selama belum mencintai gadis itu.itu artinya ia tidak memiliki hak untuk melarangnya.

Keduanya hanya akan terlihat seperti pasangan yang baik baik saja jika sedang di depan keluarga nya saja.untuk sementara waktu biarlah keluarganya berpikir jika rumah tangganya itu baik baik saja, setidaknya sampai mereka benar benar usai.


 

      Tapi sedingin dingin Zara,gadis itu masih baik mau membuatkan sarapan untuk lelaki itu.tapi memang ia selalu lebih awal sarapannya yang membuat mereka tidak pernah sarapan bersama seperti awal awal pernikahannya.

Selesai menghabiskan sarapannya,Zara langsung mengambil tas sekolahnya.

"Zara." Panggil seseorang membuat Zara yang baru saja keluar dari gerbang rumahnya itu terkejut.

"Lo ngapain disini?" Tanyanya pada Zio yang tiba-tiba saja ada di sini.

"Jemput lo,lah.ngapain lagi." Katanya dengan senyumnya itu.

Zara menghela nafasnya pelan,emang bener bener ya cowok satu ini.padahal ia sudah menolak di jemput,namun tetap saja lelaki itu datang kemari.

"Kan udah gue bilang, gausah jemput gue.ngapain lo masih ngeyel kesini." Katanya.

"Yaudah si, tinggal naik aja sini.ribet banget." Balas Zio seraya menepuk jok belakangnya.

"Gak." Tolaknya.

"Eh jangan gitulah.gue udah jauh jauh  kesini,masa tetep berangkat sendiri si." Kata Zio yang tak terima jika Zara berangkat ke sekolah sendiri.

"Ya l_"

"Sekali aja Zar, kasian tau motor gue belum pernah didudukin sama cewek cantik." Katanya,memotong ucapan gadis itu.

"Gak mempan gombalan lo tau."

"Gue ngomong fakta tau,ka_"Zio langsung terdiam saat Zara menutup mulutnya itu.

"Mana helem nya?" Tanyanya yang langsung membuat Zio tersenyum senang,lalu memberikan helem yang satunya itu.

"Gitu ke daritadi."

"Bawel lo.cepet jalan." Katanya.

"Gak mau pegangan nih?" Tanyanya yang masih saja mencari kesempatan.

Memang benar benar ya laki laki satu ini, selalu saja mencari kesempatan dalam kesempitan.

Zara menghela nafasnya berat. "Lo kalo masih banyak mau,gue turun nih" ujar gadis itu tak main main.

"Eh jangan jangan,iya ini mau jalan ko." Akhirnya Zio mengalah daripada gadis itu tidak jadi berangkat bareng dengannya.

   
      Tanpa mereka sadari sedari tadi, Akram memperhatikan kedua anak SMA itu.

"Kenapa gue gak suka liat mereka Deket? gue gak mungkin cemburu kan?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Gue mikir apasi,yaiyalah gak mungkin juga cemburu sama tuh bocah,gue kan gak cinta sama Zara." Lanjutnya lagi yang tetap menyangal perasaannya itu.

    

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang