bagian #6

179 10 0
                                    

Dengan senang Zara memilih baju untuk suaminya bekerja.hal ini memang hal yang selalu di impikannya dan sekarang bisa teruwujud.

"Ngapain lo?" Tanya lelaki itu yang baru saja selesai mandi.

Zara memperlihatkan pakaian yang sudah di pilihnya itu,lalu ia berikan pada Akram. " Zara udah pilihan baju buat mas Akram." Katanya seraya menampilkan senyum indahnya.

Akram melemparkan pakaian yang sudah dipilih istrinya itu ke tempat tidur. "Gue bisa pilih baju buat gue sendiri." Ketusnya yang langsung mengambil pakaiannya sendiri.

"Mas Akram ko gitu si, padahal kan nyiapin pakaian mas Akram itu udah tugasnya Zara sebagai seorang istri."

"Lo itu bukan istri gue,ngerti gak si.pernikahan kita itu cuma sebatas status bukan sungguhan." Bentaknya.

" Yang Zara ngerti adalah Mas Akram suami Zara,dan Zara istrinya mas Akram titik." Keukeuhnya.

"Emang susah ya ngomong sama bocil kayak lo." Cibirnya dengan nada ketusnya.

"Zara bukan bocil ya." Protesnya tidak terima.

Lelaki itu tidak menanggapinya dan segera memakai pakaiannya itu.

"Gue bisa sendiri." Ketusnya menolak bantuan Zara yang berusaha membantu mengancing kan baju kemeja laki laki itu

Zara tidak menanggapi penolakan suaminya itu dan tetap melakukan kegiatannya.

"Zara tunggu di bawah ya,mas Akram jangan lama lama." Ujarnya yang langsung pergi meninggalkan kamar setelah selesai membantu suaminya.

Akram berdecak sebal mendengar ucapan gadis itu.bahkan ia menirukan ucapan istrinya tadi.lebib tepatnya meledek.

Ia kadang bingung dengan gadis itu yang tidak pernah marah sekali pun ia sering mendapatkan penolakan darinya.

Selesai dengan semuanya Akram langsung turun namun bukan untuk sarapan melainkan untuk langsung pergi bekerja saja karena ia tidak berniat sarapan bersama Zara.

"Mau kemana?" Tanyanya seraya menahan pergelangan tangannya.

"Kerjalah, ngapain lagi." Balasnya dengan nada ketusnya itu.

"Ya makan dulu ke,Zara udah cape cape masak tau." Ujarnya.ya walaupun hanya nasi goreng ya tetap saja sayang jika harus di buang,kan sama sama makanan juga.

" Gue gak minta lo masakin gue." Balasnya.

"Di bekal aja ya." Tawarnya.ia berharap Akram mau membawa serta memakan nya nanti.

"Gue gak mau." Tolaknya lagi.

"Zara tau mas Akram gak mau kan sarapan bareng sama Zara.jadi di bekal aja ya,sayang tau kalo harus di buang." Bujuknya.

Lelaki itu hanya diam tidak menjawab apapun.dan Zara menganggapnya adalah jawaban iya.makanya ia buru buru untuk mengambil kotak makan itu untuk wadah nasi gorengnya itu.

Selesai itu ia kembali ke hadapan lelaki itu dan langsung memberikan kotak makan itu pada Akram.

" Di makan ya mas Akram,Zara buatnya dengan penuh cinta lho." Ujarnya yang mulai lagi alaynya.

"Dah ah,gue pergi." Pamitnya.

"Mas Akram tunggu." Cegahnya membuat lelaki itu dengan sangat terpaksa terhenti.

"Apalagi si Zar." Bentaknya karena kesal sejak tadi Zara menghalangi nya terus.

"Zara cuma mau salim mas Akram.gitu aja marah." Kata Zara.

Lelaki itu menghela nafasnya lalu menyodorkan tangannya yang langsung membuat Zara tersenyum dan mencium punggung tangan suaminya itu.

" Hati hati di jalan pak suami." Ujarnya dengan nada senangnya itu.

Lelaki itu hanya berdecak sebal lalu pergi begitu saja.

"Asem banget mukanya,tapi gapapa deh yang penting Zara bisa mencium tangan mas Akram." Bahagia nya.

Mungkin jika orang lain melihat zara yang sekarang sudah pasti akan di katakan gila karena tersenyum seraya menghirup tangannya yang masih ada wangi suaminya itu.

Padahal ia hanya mencium punggung tangan suaminya saja, bukan mendapatkan cintanya lelaki itu.

"Astaghfirullah,bisa telat gue." Ujarnya yang langsung mengambil tas sekolahnya itu selesai memakan nasi gorengnya tiga suap.

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang