Extrapart kedua

774 24 4
                                    


Assalamualaikum
Happy reading
.
.
.
.
.














Zara tersenyum melihat kegembiraan putranya yang sedang bermain dengan temannya.Abi memang memiliki teman yang rumahnya tidak jauh dari tempatnya tinggal.dan saat ini mereka sedang bermain di taman yang letaknya masih di sekitaran perumahan.

"Denger denger,mbak Zara lagi hamil anak kedua ya?" Tanya lili yang tak lain adalah ibu dari temannya Abi.

Zara tersenyum seraya mengangguk, "iya, allhamdulillah."

"Selamat ya,bentar lagi Abi jadi kakak dong ya."

"Iya,mbak.tapi Abi masih nolak punya adek,jadi saya bingung mba." Ujarnya.saat mengetahui kehamilannya, putranya itu sangat tidak suka dan bilang tidak mau menerima adiknya.

Wanita di sebelah Zara itu tersenyum,ia paham bahwa tidak semua anak bisa langsung menerima kehadiran calon adiknya. "Harus sering sering dikasih pengertian aja,lama lama pasti Abi juga akan terima kehadiran calon adiknya,dia kayak gitu mungkin karena takut kasih sayang orang tuanya hilang.dulu kakaknya farzan juga gitu tapi sekarang justru dia sayang banget sama adeknya." Katanya. Farzan itu adalah teman mainnya Abi.

Mungkin yang dikatakan itu memang benar,ia harus lebih sering memberikan pengertian pada putranya itu.karena bagaimana pun Abi harus menerima kehadiran calon adeknya itu.


Sore hari,Zara kembali kerumah, karena tidak mungkin ia masih diluar sedangkan suaminya akan pulang.

Abi juga sudah mandi,sepulang dari taman tadi, awalnya anak itu masih ingin bermain,namun akhirnya menurut juga.

"Ma,besok main lagi ya sama falzan." Kata Abi.

"Eum, besok keluarganya farzan itu mau pergi,jadi kamu gak bisa main kalo besok." Tadi lili memang mengatakan jika besok keluarga kecilnya itu akan pergi berkunjung ke luar kota, ke tempat tinggal orang tuanya papa nya Farzan.

"Yah, berarti aku main sendili dong." Katanya dengan lesuh.

"Abi mau punya teman yang bisa setiap hari main sama Abi?" Tanya Zara membuat anak itu mengangguk antusias.

"Nanti abi akan punya teman kalo adeknya Abi udah lahir,nanti kalo udah rada besar kalian bisa main bareng t_"

"Abi,gak suka adik." Ujarnya dengan raut tidak sukanya.

" Kenapa? punya adik itu menyenangkan lho." Bujuknya.ia berharap Abi bisa menerima calon adiknya itu.

"Ntal mama sama papa ndak sayang lagi sama Abi,ntal sayangnya mama sama papa cuma sama dia,abi ndak mau." Pada akhirnya Abi mengeluarkan unek-uneknya.

Zara tersenyum,lalu tangannya mengusap lembut kepala putranya itu. "Kata siapa kayak gitu, walaupun nanti adik kamu udah lahir,mama sama papa akan tetap sayang sama Abi.jadi Abi gausah kwatir ya."

"Tapi dia jahat,dia bikin mama sakit,Abi ndak suka sama adik jahat." Ia selalu melihat mamanya yang tiap pagi muntah muntah dan terlihat sangat lemas,dan itu semua karena calon adiknya yang nakal.

"Sayang,adik kamu nggak jahat."

"Tapi setiap pagi mama sakit gara gara dia."

"Hampir semua ibu hamil memang seperti itu sayang,bukan cuma mama aja.bukan karena adik kamu yang jahat.dulu saat hamil kamu juga kadang mama gitu, apa Sekarang Abi jahat sama mama, engga kan?"

Abi menggelengkan kepalanya,ia tidak merasa jahat sama mamanya, justru ia sangat sayang sama mamanya itu. "belalti adik ndak jahat."

Zara mengangguk, "jadi Abi mau kan punya adik,mau nerima kehadiran dede bayi yang masih di perut mama?" Tanyanya.

Abi terdiam beberapa saat,namun akhirnya mengangguk mengiyakan. Zara tersenyum lalu memeluk putranya itu. "Makasih udah mau nerima dede bayi,mama janji akan selalu sayang sama anak anak mama nantinya tanpa membeda bedakan kasih sayangnya."

Diwaktu yang sama,Akram yang baru pulang nengerutkan keningnya melihat istri dan anaknya yang sedang berpelukan itu. " Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Ada apa nih, sampai peluk pelukan segala,hm?"

"Papa kepo." Balas sang putra.Abi kembali memeluk mamanya seolah tidak ada hari esok.

"Papa jangan peluk mama aku" larang Abi,saat melihat papanya yang hendak ikut memeluk mamanya itu.

"Lho kenapa, orang papa mau meluk istrinya papa heh."

"Papa bau."

______

Selesai menemani Abi itu,Zara langsung ke kamarnya untuk istirahat.saat sampai di sana,ia melihat Akram yang sudah berada di sana lebih dulu.

"Udah selesai pekerjaannya?" Tanyanya.karena tadi ia masih melihat jika suaminya masih sibuk berkutat dengan laptopnya itu.

Akram mengangguk,lalu memeluk istrinya saat bumil itu sudah duduk di sampingnya.

"Kamu lagi happy ya?" Tanyanya.ia bisa melihat jika istrinya itu sedang bahagia hari ini.

Zara mengangguk sebagai jawabannya.

"Apa yang membuat kamu bahagia sayang, cerita dong,aku pengen tau." Katanya yang penasaran.

"Aku seneng, karena Abi akhirnya nerima calon adiknya."

"Serius?"

"Iya,mas.makanya aku seneng banget,aku ngerasa kalo sekarang udah lega aja." Katanya.kemarin kemarin ia masih bingung dan sedih saat anaknya sendiri tidak menerima calon adiknya.

"Allhamdulillah kalo Abi udah mau nerima kehadiran calon adiknya, berarti kalo nanti dia adik adik lainnya juga gapapa dong ya." Ujarnya tanpa dosa.

Zara mencubit pelan lengan suaminya itu.

"Sakit sayang."

"Ya ngomong nya, nyebelin.ini aja belum lahir udah ngomong aneh aneh."

"Bercanda sayang, serius amat." Kekehnya.



















Hai hai author come back haha

Seneng nggak sama part ini wkwk

AKRAM ZARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang