Chapter 1. Penawaran Tak Terhindarkan

2.1K 38 1
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦


Prang!

Jasmine merenung sejenak pada hamparan beling yang berserakan di lantai, hasil dari kecerobohan tangannya yang tak sengaja menyenggol gelas. Dia mengangkat pandangan perlahan, menemukan salah seorang pria sudah berdiri tepat di hadapan. Keberadaan pria itu menegaskan otoritas, sementara sosok bertubuh kekar lainnya tetap di tempat seolah-olah ingin menunjukkan siapa pemimpin mereka.

"Ma-mau apa kau?!" seru Jasmine dengan tangan mengepal kuat, berusaha untuk tak gentar menghadapi para pria sendirian.

"Katakan padaku siapa namamu," ucap pria yang diyakini sebagai pemimpin oleh Jasmine. Sorot matanya tampak tajam dan nada suaranya penuh ancaman.

Jasmine tak ingin mengatakan soal dirinya pada pria asing yang menerobos rumahnya, jadi dia tak menjawab.

Sikap tanpa kompromi Jasmine hanya membuat pria itu menyeringai, lalu dia mengeluarkan sekotak rokok dari saku dan menyulutnya sebatang. Sementara waktu berjalan, dia merokok dengan tenang di hadapan wanita yang memandangnya dengan ekspresi tak setuju.

"Sesimpel itu, tak bisa mengatakannya?"

Seorang pria berkacamata tiba-tiba melangkah tegas ke hadapan mereka, menyodorkan sebuah dokumen misterius. "Ini data yang Anda minta, Tuan Hawthorne."

Pria dengan aura kekuasaan yang pekat itu dipanggil Tuan Hawthorne, kini sedang membaca dokumen di tangannya.

"Menyembunyikannya takkan menguntungkan apa-apa bagimu. Aku bisa meminta orangku mencari tahu tentang dirimu, Jasmine Everhart."

Pria berkacamata dengan sigap mengambil alih dokumen saat akan diberikan padanya, lalu dia mundur perlahan.

Asap rokok mengepul di udara, Tuan Hawthorne menjatuhkan rokok yang baru beberapa kali isap dan menginjaknya.

"Di mana ayahmu?"

Pertanyaan tajam itu membuat Jasmine terkejut bercampur bingung. "Kenapa ... a-yahku?"

"Mari kita persingkat saja," ucap Tuan Hawthorne, suaranya tegas. "Ayahmu membawa kabur uangku dan aku tak tahu di mana dia bersembunyi sekarang. Apa kau tahu di mana ayahmu?"

"Tak mungkin ...," lirih Jasmine tak percaya.

Tuan Hawthorne menaikkan sebelah alisnya. "Apanya yang tak mungkin?"

Jasmine menelan ludah. "Ayahku tak mungkin membawa kabur uang orang lain. D-dia ...!"

Pandangan Jasmine berputar, agak linglung dengan keadaan yang membuatnya harus menghadapi para pria dalam jumlah banyak. Jantungnya berdegup kencang dan keringat sudah membanjiri tubuhnya.

Jasmine berusaha memfokuskan diri, kembali memperjuangkan nama baik ayahnya. "Ayahku bukanlah orang seperti itu!" ucapnya dengan lantang.

Tuan Hawthorne bergerak maju, bersamaan dengan langkah mundur Jasmine. Pada saat itu, Jasmine merintih akibat telapak kaki yang menginjak beling sehingga tubuhnya langsung kaku di tempat.

Tuan Hawthorne mencengkeram dagu Jasmine. "Jadi, maksudmu aku sedang berhalusinasi?"

Jasmine menggunakan kedua tangannya untuk melepaskan cengkeraman. Itu tak mudah karena semakin dia berusaha melepaskan diri, semakin kuat pula cengkeraman yang didapat.

"Aku paling tak suka dengan orang yang mencuri milikku. Sekarang yang perlu kau lakukan adalah membayar utang ayahmu sebelum kesabaranku habis."

Jasmine merintih, bahkan mata yang memanas sudah menjatuhkan air mata. Bersamaan dengan tetesan yang mengenai sela jari Tuan Hawthorne, cengkeraman itu pun dilepaskan secara kasar.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang