"Aku tidak mau menikah denganmu hanya karena paksaan orang tuaku!"
"Saya mencintaimu."
"Bohong! Aku bukanlah wanita sempurna yang pantas kau cintai!"
"Saya tidak mencari kesempurnaan, saya tulus ingin menikahi kamu karena saya mencintaimu bukan ka...
"Cinta memang membuat orang lupa akan daratan, padahal cinta dapat menjerumuskan pada hal gaib."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masyaallah, sudah hari ke dua aja nih puasanya. Semangat terus yaa sampai akhir 😊
Jangan lupa selalu mampir dilapaknya achik biar puasanya makin lancar dan berkah 😂
Jejaknya juga jangan gaib, dosa loh lagi puasa kalo baca tanpa kasih star 😙
Happy reading anak2 achik tersayang....
********
Sabira mencari cara agar dia tidak ikut kajian malam ini bersama dengan Ulwa dan teman-teman asrama lainnya, dan berharap usahanya akan berhasil mebuat dia lepas dari Ulwa.
"Sabira," panggil Ulwa.
Sabira pura-pura tertidur di dalam selimut tebalnya, Ulwa mencoba membangunkan Sabira dan drama pun dimulai.
"Bira, bangun yuk. Teman-teman sudah menunggu di luar," ucap Ulwa.
Sabira membuka selimutnya. "Aku izin ya malam ini, badanku tiba-tiba tidak enak. Kalian berangkat saja," ucap Sabira berbohong.
Ulwa mencek suhu tubuh Sabira. "Kamu sakit apa? Kita kedokter ya, aku antar. Ayo," ajak Ulwa cemas.
"Tidak usah, nanti juga sembuh sendiri. Aku cuma butuh istirahat, kamu berangkat saja."
"Ya gak mungkinlah aku tinggalkan kamu sendirian di Asmara, biar aku batalkan saja pergi ke kajiannya. Kita semua akan menemani kamu," ucap Ulwa.
Drama Sabira gagal, Sabira terpaksa menghentikan dramanya dan bergegas bersiap mengikuti kajian.
Dia akan mencari cara lain saja nanti, dari pada dia tidak bisa keman-mana karena Ulwa menunggunya.
"Kamu tunggu diluar, biar aku bersiap."
"Kamu yakin? Kamu kan sedang sakit, biar aku antar ke dokter ya."
"Tidak usah, kita ke kajian saja. Hanya sebentar juga kan, kasian yang lain."
"Oke, aku tunggu diluar."
Sabira mencari ponselny yang dia sembunyikan dibawah kasurnya secara diam-diam, padahal peraturan asrama tidak membolehkan Sabira membawa ponsel ke dalam asrama tetapi Sabira nekat karena ponsel tersebut pemberian Reno.
From Reno Sayang, aku jemput kamu ditempat biasa ya? Kamu dandan yang cantik 😘
To Reno Oke. Tapi aku harus ikut Ulwa ke kajian dulu.
From Reno Jangan lama ya, orang tua aku sudah tidak sabar bertemu dengan kamu.
Sabira tersenyum sendiri ketika membaca pesan dari Reno, dia teringat Ulwa dan segera bersiap sebelum Ulwa memergokinya memegang ponsel.