AQQ 23

386 10 50
                                    

"Hentikann atau lanjutkan."

Jangan lupa 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa 🌟

Happy reading

*****


Kejadian mengerikan itu disaksikan tamu undangan yang datang, Reno sudah kehilangan kendalinya karena dia merasa Sabira sudah membohonginya.
Sabira menepis tangan Bilal yang menghalanginya untuk mendekati Reno, dia ingin meluruskan segalanya.

"Reno, tolong tenang dulu. Kita bisa bica baik-baik," pinta Sabira dengan suara bergetar.

Brak!

Reno menendang dekor bunga yang ada didekatnya hingga membuat semua orang terkejut, dia kembali mencengkram tangan Sabira.

"Gak ada yang dibicarakan lagi, semuanya sudah jelas. Lo cuma cewek murahan!" bentak Reno.

"Aaakh! Sakit Ren..."

"Lepaskan anak saya!" teriak abi.

Reno menatap abi dengan emosi, semakin ada orang yang meneriakinya maka dia akan semakin mencengkram Sabira.

"Anak lo ini udah bikin gue marah! Dia berani nipu gue, padahal dia yang minta kita balikan bahkan nyuruh gue ke sini!"

"Aku gak pernah minta kamu kesini...."

Air mata Sabira sudah menetes saat itu juga, tangannya terasa semakin sakit karena tekanan dari tangan Reno.

"Masih aja lo ngelak, gue punya buktinya! Lo ngechat gue minta balikan," ucap Reno melepas tangan Sabira dan merogok ponsel di kantongnya.

Saat mendengar kata 'Balikan' tentu saja abi dan umi bertanya-tanya, begitu juga dengan tamu undangan dan juga ayah serta bunda.

****

"Ni buktinya!" tunjuk Reno.

(Hebat Reno cuma fto doang dia smpe dirmh sabira 😂)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Hebat Reno cuma fto doang dia smpe dirmh sabira 😂)

Pesan itu dikirim mengguakan ponsel yang Reno berikan pada Sabira, tapi seingatnya ponsel itu hilang saat Sabira kembali kerumahnya. Bahkan dia sudah mencari dalam kopornya tidak ada, lalu bagaimana bisa ponsel itu mengirim pesan.

"Aaakkh..." rintih Sabira.

Reno menarik tangan Sabira hingga tepat berada di depan abinya.

"Om mau liat juga kan? Ini kelakuan anak om diluar sana," ucap Reno memberikan ponselnya.

Sabira menepis tangan Reno, dia mengambil ponselnya dan melemparnya.

"Abi jangan percaya sama dia, dia cuma mengada-ngada abi. Bira-Bira gak lakuin itu abi," ucap Sabira.

Abi merasa malu dengan isi pesan tersebut, dia hanya tertunduk dihadapan para tamu undangan.

"Gimana om? Solehah sekali bukan anak om ini?"

"Cukup Reno!" teriak Sabira.

"Aku berani bersumpah, aku gak pernah kirim pesan itu! Kamu juga sudah tau betul, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi setelah malam itu. Dan soal chat itu, aku gak tau sama sekali. Karena hp itu hilang!" lanjutnya.

"Masih ngelak! Lo kira gue bego!"

"Aku gak bohong! Hp itu hilang, demi Allah aku gak...."

"Cukup Sabira! Kamu sudah membuat keluarga kita malu!"

Bentakan abi membuat dadanya terasa sesak, rasanya sudah cukup kejadian itu disaksikan oleh banyak orang. Abi memegangi dadanya yang semakin menyempit, penglihatannya terasa buram.

Tiiiiiiiitttt.....

Telinganya terasa berdengung, tubuhnya tak mampu lagi menahan kakinya untuk berpijak.

"ABI!"

Waktu seakan berhenti berputar, bumi seakan menelan semua yang ada saat melihat abi tersungkur menahan sakit. Sesaat abi masih membuka matanya, namun perlahan abi memejamkan matanya.

"Abi bangun!" pinta umi dan Shanum.

Dengan cepat Bilal meminta bantuan supir serta orang-orang untuk membawa abi ke rumah sakit, Bilal juga menelpon rumah sakit agar dengan cepat menangani ayah meruanya.

Setelah abi berhasil dibawa dengan mobilnya, Bilal kembali ke dalam masjid yang tinggal tersisa Sabira, Reno dan Ulwa. Sabira masih mematung, pandangannya kosong kedepan. Detik berikutnya.....

Plak!

Sabira melayangkan tamparan tepat dipipi kanan Reno, Sabira sudah kesetanan apa bila menyangkut ayahnya.

"Puas lo! Hah? Puas lo udah ngancurin hidup gue!"

"Gue gak akan pernah maafin lo kalo sampai terjadi sesuatu sama abi!"

"Satu hal lagi yang harus lo tau, gue gak pernah minta lo balik apa lagi minta lo datang kesini!"

Ck! Decak Reno tak percaya dengan setiap ucapan Sabira, Reno memang sudah tidak waras jika mengenai Sabira.

"Terus kalo bukan lo yang kirim chat ini siapa BEGO!"

Bilal masih dengan tenangnya menyaksikan pedebatan sengit antara Sabira dan Reno, begitu juga dengan Ulwa masih merutuki kebodohannya yang gagal menghalangi Reno.

****

"Ren, mendingan kamu pergi dari sini deh. Kacau tau gak," titah Ulwa membuka suara.

Reno mendorong Sabira hingga tersungkur, Bilal membantu Sabira berdiri namun Reno malah hendak melayangkan pukulan tapi dengan cepat Bilal menahan tangan Reno.

"Siapa lo hah? Berani lo ngelawan gue!"

"Saya sudah menahannya sejak tadi, dan sekarang biar saya perkenalkan diri saya dulu..."

"Saya suami Sabira, dan kamu sudah berani berbuat kasar kepada istri saya."

Bilal memutar tangan Reno hingga Reno merintis kesakitan, tapi bukan Reno jika berhenti sampai disitu.

"Asal lo tau, cewek yang lo nikahin itu gak lebih dari sampah!"

Mampus! Nyungsep tu si Reno di dorong Bilal hingga terpental, Bilal masih dalam posisi tenangnya.
Bilal tidak lagi menghiraukan Reno, dia berbalik melihat Sabira yang menangis dalam pelukan Ulwa.

"Habibah," panggil Bilal.

Ulwa melepas pelukan Sabira, agar Sabira bisa melihat Bilal. Namun Sabira malah memukul-mukul Bilal sampai dia merasa puas dan Bilal hanya diam tak memberikan perlawanan.

"Aaaaaaaa! Hiks....."

"Lo jahat! Lo jahat Reno! Lo udah bikin abi koleb!"

"Gue benci lo Reno!"

Sabira perlahan melemah tenaganya sudah habis, dia masuk kedalam pelukan Bilal.

"Abi, aku mau ketemu abi..."

*****

GIMANA BAB KALI INI?

ARWA'UL QULUB QOLBUK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang