AQQ 5

540 25 58
                                    

"Jika caramu diam membuatnya tenang, maka lakukan. Untuk apa kamu melakukan suatu hal yang membuat dia terusik?"

Gimana puasanya? Masih lancarkan? Alhamdulillah sudah bab ke 5 aja nih yg artinya sudah hari ke 5 puasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana puasanya? Masih lancarkan? Alhamdulillah sudah bab ke 5 aja nih yg artinya sudah hari ke 5 puasa...

Tetap semangattt yaaa kesayanga achik smuanyaa....

Terimakasih sudah stay di AQQ, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin....

Yukk ahh jangan lama2 achik berdialog, mari saksikan kelanjutan ceritanyaaa...

Happy reading kesayangan achik 😚😚😚😚😚😚

*********

Sabtu pagi Sabira masih ada janji dengan dosen pembimbingnya, sepanjang jalan Sabira merasa tenang sebelum masuk ke area Kampus yang masih cukup ramai meski dihari libur.

"Kok seperti ada yang mengikutiku ya?" tanya Sabira.

Sejak masuk ke dalam kantin Sabira merasa ada yang mengikuti tapi tidak ada siapapun dibelakangnya.

"Mungkin hanya perasaanku saja," ucapnya.

Sabira mengambil duduk di ujung kantin, dia mulai membuka laptopnya.

"Semoga saja hari ini aku mendapatkan persetujuan seminar," ucap Sabira penuh harap.

Tiba-tiba ada seseorang datang membawakannya satu potong roti sanwich keseukaan Sabira dan juga satu botol susu pisang.

"Ini untuk siapa, bu? Prasaan saja belum pesan apa-apa."

"Saya cuma membawakan titipan seseorang untuk neng Sabira."

"Berapa semuanya bu?" tanya Sabira bersiap membayar.

"Tidak usah, semuanya sudah dibayar lunas."

Sabira mengedarkan pandangannya kesekeliling Kantin, namun lagi-lagi Kantin masih sepi. Lalu siapa? Siapa sebenarnya orang itu.

"Saya bayar sendiri aja ya, bu."

Sabira menyodorkan uang selebaran pada sang pemilik Kantin.

"Jangan, itu amanah. Nanti saya berdosa, kalo begitu saya permisi kembali ke belakang ya. Pesannya tadi, jangan lupa dimakan pasti neng Sabira belum Sarapan."

"I-iya, terimakasih ya ibu."

Sepeninggal pemilik Kantin, Sabira kembali dibuat bingung. Diatas kotak sanwich tersebut sudah bertuliskan 'Untuk Sabira', yang artinya orang tersebut sudah tau tentang Sabira.

"Siapa ya? Apa orang yang sama?"

****

Sabira menemui Ulwa di caffe sebrang kampus, mereka berjanjian disana untuk mengerjakan skripsinya kebetulan di caffe itu ada wifi gratis maklumlah mahasiswa harus mencari gratisan.

ARWA'UL QULUB QOLBUK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang