Jangan lupaa 🌟🌟🌟🌟
Happy reading....
*********
Aroma obat menguasai indra penciuman pasien yang saat ini tengah berbaring dibrankar ruang inap, setelah satu minggu tertidur pulas. Kinia bangun, namun pandangannya menjadi gelap seperti ada yang menutup matanya."Aku dimana?" tanyanya.
Dia meraba kesekitarnyaa, panik melanda kesekujur tubuhnya hingga perasaan akan hal buruk menguasai pikirannya.
Prang!
Gelas yang ada disampingnya terjatuh, hingga menimbulkan bunyi yang begitu keras membangunkan orang yang sedang tertidur disofa.
"Aku dimana?"
"Kenapa gelap sekali!"
Teriakannya ikut menyertai tangis mengucur deras darimatanya.
"Sabira."
"Bilal, ini kenapa gelap?"
"Gelap? Enggak sayang, ini terang kok."
"Enggak! Ini gelap, hidupkan lampunya!"
Ya, dia adalah Sabira. Yang berteriak Sabira, dan yang tertidur di sofa adalah Bilal. Semenjak kecelakaan, Sabira dinyatakan koma selama satu minggu.
"Siapapun itu, tolong hidupkan lampunya!"
"Ssssssttt.... tenang yaa sayang, jangan menangis. Ada aku disini," ucap Bilal.
"Aku takut gelap! Tolong hidupkan lampunya! Gak lucu bercandanya!"
"Iya iya, aku hidupkan lampunya ya."
"Cepattt aku takut!"
Bilal menekan tombol darurat yang ada disamping nakas kamar rawat Sabira, tak lama dokter datang saat Sabira semakin histeris.
"Bilal, kenapa gelap sekali? Apa mati lampu?" tanya Sabira.
Dokter memeriksa kondisi Sabira, setelah diberikan suntikan penenang. Sabira kembali tertidur, semenatara itu dokter ingin bicara empat mata dengan Bilal mengenai kondisi Sabira di ruangannya.
Sebelum ke ruang dokter, Bilal meminta waktu untuk bicara dengan Sabira meski Sabira tidak dapat mendengarkan karena efek obat penenangnya tadi.
"Sayang, aku pastikan kamu tidak akan kehilangan apapun. Kamu tidur dulu ya, nanti aku kembali lagi. Aku selalu sayang kamu, dalam keadaan apapun dirimu."
****
Ruang Doter Tomi....
Bilal mencoba mengatur napasnya sejenak sebelum akhirnya dia perlahan membuka kanop pintu ruangan dokter Tomi yang menangani Sabira, ruangan serba putih itu nampak rapi namun terasa menyeramkan untuk Bilal.
"Silahkan duduk," titah dokter Tomi.
Dokter tomi memberikan kertas hasil pemeriksaan Sabira, tapi karena Bilal tidak mengerti dia menyerahkan kembali kertas itu pada dokter Tomi.
"Maaf dokter, mungkin bisa dokter jelaskan saja mengenai kondisi istri saya."
"Sebenarnya, istri anda mengalami kebutaan..."
Degh! Ya Tuhan berita macam apa ini? Buta? Sabira buta? Bagaimana bisa.... kalimag itu yang terngiang diotak Bilal. Rasanyaa jantungnya berhenti berdetak sesaat, hancur pasti akan Sabira dapatkan saat tahu soal kondisinya.
"Bagaimana bisa istri saya buta dokter? Apa dia tidak bisa melihat lagi?" tanya Bilal.
"kecelakaan tersebut saya mengalami benturan keras dibagian kepala sehingga mata pasien mengalami kebutaan," jelas dokter Tomi.
"Cedera pada kepala dapat menimbulkan berbagai komplikasi salah satunya adalah kehilangan penglihatan. Hal tersebut dapat terjadi akibat saraf yang berperan dalam proses penglihatan ikut mengalami cedera akibat cedera kepala yang terjadi atau cedera terjadi pada komponen mata seperti retina ataupun kornea."
"Untuk mengetahui apakah penglihatan istri anda dapat kembali normal atau tidak tentu bergantung pada komponen apa yang mengalami kerusakan dan seberat apa cedera yang terjadi. Oleh sebab itu disarankan untuk menemui dokter spesialis mata agar dapat dilakukan pemeriksaan secara langsung. Dengan begitu penyebab pasti akan diketahui dan penanganan akan lebih terarah."
Tentu Bilal menginginkan yang terbaik untuk Sabira, dia akan menemui dokter spesialis mata terbaik yang ada di dunia bila perlu agar Sabira dapat melihat kembali dengan normalnya.
"Saya akan rekomendasikan anda dokter spesialis mata yang ada di rumah sakit ini dulu, beliau sangat hebat dalam menangani kasus seperti ini. Kamu bisa temui dia di jam 9 pagi besok, bilang saja atas rekomendasi dari dokter Tomi."
"Baik dokter, terimakasih atas rekomendasinya. Kalau begitu saya permisi dulu," pamit Bilal.
Kebutanan Sabira terus menguasai pikiran Bilal, dia tidak mungkin memberitahu Sabira tentang kondisnya, tapi sampai kapan dia diam? Saat ini saja Sabira sudah ketakutan, karena sejak dulu Sabira memang tidak suka ruangan gelap.
Dia harus menemui dokter spesialis mata besok, agar Sabira bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
"Suster! Buraun, ada pasien yang ngamuk!"
"Pak, tolong bantu amankan pasien itu!"
Para perawat berlarian mengejar pasien yang mengamuk katanya, seketika Bilal teringat dengan Sabira yang ia tinggalkan sendirian.
****
"Sabira!"
Dengan napas terengah Bilal berlarian hingga sampai di kamar rawat Sabira, seketika kakinya terasa lemas ketika melihat Sabira masih tergidur pulas. Hatinya merasa lega, ternyata pasien yang mengamuk bukan istrinya.
"Mas, itu kamu bukan?" tanya Sabira.
Sabira terbangun saat mendengar langkah kaki Bilal.
"Aku ganggu tidur kamu ya sayang? Maaf ya," ucap Bilal lembut.
Sabira ingin duduk dari posisi tidurnya, Bilal membantunya. Tak lama sustee datang membawakan makanan untuk Sabira.
"Permisi, bapak, ibu. Ini makanannya ya, jangan lupa obatnya juga diminum."
"Terimakasih, suster."
Sepeninggal suster, Bilal menyuapi Sabira. Untungnya Sabira langsung membuka mulutnya, mungkin efek tidur lama jadi dia merasakan lapar.
"Kamu dari mana mas? Kamu baik-baik aja kan?"
"Aku baik-baik aja, kok kamu nanya gitu?"
"Sebelum kecelakaan, aku lihat kamu dihajar habis-habisan sama Reno. Terus Keylin, dia hamil bohongan. Aku mau nolong kamu, tapi aku malah--"
"Ssstt, makan dulu ya. Nanti bicaranya," putus Bilal.
Yang di ucap Sabira benar, Keylin hanya sandiwara. Tapi kehamilannya benar adanya dan itu terbukti bukan anaknya tapi anak orang lain.
"Mas, kalo nanti aku gak bisa lihat lagi. Aku ikhlas kok kalo kamu mau cari yang lebih sempurna penglihatannya, tapi tolong jangan tinggalkan aku."
*****
BY BYEEE
KAMU SEDANG MEMBACA
ARWA'UL QULUB QOLBUK (SELESAI)
Romantizm"Aku tidak mau menikah denganmu hanya karena paksaan orang tuaku!" "Saya mencintaimu." "Bohong! Aku bukanlah wanita sempurna yang pantas kau cintai!" "Saya tidak mencari kesempurnaan, saya tulus ingin menikahi kamu karena saya mencintaimu bukan ka...