"Takdir memang tidak pernah bercanda dalam menguji umatnya, tetapi kali ini takdir tidak membiarkannya lepas darinya."
Jam berapa sih kalian baca cerita ini? Achik mau tau deh 😊
Menurut kalian cerita ini kaya gimana sih?
Semoga kalian semua selalu sehat dan puasanya lancar yaaa...
Harapan kalian untuk cerita ini apaa?
Terimakasih untuk kalian semuaa atas jejaknya...
Happy reading kesayangan Achik 😙😙😙😙😙
********
Sepanjang malam Sabira terngiang-ngiang dengan namanya, nama yang seakan tidak asing ditelinganya.Ingatannya kembali pada siang itu.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Sabira.
"Bilal Hasan Shafi," jawabnya dengan senyuman.
"Kenapa kamu tahu tentang saya?"
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar.
Pertanyaan Sabira tidak sempat dia jawab, dia terdiam saat mendengarkan suara adzan berkumandang bahkan dia begitu menikmati lantuan azan. Beberapa detik setelah adzan....
"Nanti kita lanjutkan obrolan ini, sekarang saya mau menemui penciptamu dulu. Semoga setelah ini kita akan bertemu kembali dalam takdirnya, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Sial! Ingatan itu selalu kemabali, apa mungkin dia penguntit yang selama ini mengikuti Sabira.
"Gak mungkin, pasti beda orang. Tapi kenapa dia datang dihadapanku? Dia bukan mahasiswa di kampus?"
"Sebentar, aku pernah melihat mata itu. Saat..."
Sabira mengingat suatu kejadian beberapa minggu lalu, dan benar dia ingat. Mata itu memang tidak asing, hanya saja waktu itu Sabira hanya melihat matanya karena orang itu memakai masker dan topi.
"Apa dia orangnya? Yang ingin meminjam buku hadist yang aku kembalikan kemarin? Tapi, ah... kenapa aku jadi terus memikirkan dia!"
"Dia? Siapa?" tanya Ulwa baru saja datang.
Ulwa sejak tadi memperhatikan gerak-gerik mencurigakan Sabira, sejak kembalinya dari Perpustakaan. Sabira banyak diam di kamar, bahkan bicara sendiri membuat Ulwa penasaran apa yang membuat pikiran Sabira terganggu.
"Kenapa diam? Dia siapa? Jangan bilang...."
"Gak ada," balas cepat Sabira.
Sabira menarik selimutnya, tapi sebelum tenggelam di dalam kasurnya Sabira ingat bahwa besok dia akan kembali ke kampung halamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARWA'UL QULUB QOLBUK (SELESAI)
Romance"Aku tidak mau menikah denganmu hanya karena paksaan orang tuaku!" "Saya mencintaimu." "Bohong! Aku bukanlah wanita sempurna yang pantas kau cintai!" "Saya tidak mencari kesempurnaan, saya tulus ingin menikahi kamu karena saya mencintaimu bukan ka...