AQQ 55

274 9 5
                                    

Jangan lupaaa 🌟🌟🌟

Happy reading....

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**********


Hari ini rumah akan kedatangan tamu jauh, tentu saja Sabira akan mempersiapkan berbagai hidangan untuk menyambutnya. Sedari pagi Sabira belum ada sarapan, dirinya sibuk membuat kue dan masakan untuk makan siang nanti.

"Mas Bilal, istrinya gak mau makan nih!" adu Shanum saat melihat Bilal datang.

Bilal membawakan segelas susu yang sudah Shanum buat.

"Sayang, minum susunya dulu dong. Nanti adeknya lapar loh," bujuk Bilal.

Uhuk... uhuk!

Shanum berpura-pura batuk ketika melihat Keylin datang, dia sengaja memanas-manasi Keylin agar melihat kearah pasangan bucin ini.

"Ayo dong mbak diminum, udah disayangin gitu juga. Nanti ada yang mau juga loh!" ledek Shanum.

Sabira tertawa kecil melihat tingkah Shanum, lalu dia melihat wajah kesal Keylin.

"Keylin udah bangun? Sarapan dulu," titah Sabira.

"Gak napsu!" ucapnya berlalu pergi.

"Gak usah makan sekalian, biar gak ngabisin makanan!" teriak Shanum.

"Husst, dek. Gak boleh gitu, kasian. Dia kan gak punya siapa-siapa disini," ucap Sabira.

"Mas Bi, istrinya terbuat dari apa sih? Kok bisa sebaik itu?" tanya Shanum.

"Terbuat dari surga," sahut Bilal menggoda Sabira.

"Udah ah, nanti gak selesai-selesai!" protes Sabira.

Sabira meminum susunya, lalu menerima roti lapisnya dan memakannya dihadapan Bilal sampai habis tak tersisa.

"Nah gitu dong, itu baru namanya istri aku yang paling cantik."

"Aduh-aduh, inget disini ada bocil!" protes Shanum.

"Iya deh bocil!"

"Ya udah, aku ke kantor dulu ya. Kamu baik-baik dirumah, gak usah diladenin si Keylin."

"Sayang, ayah berangkat dulu ya. Jangan nakal didalam perut bunda, nanti bundanya kecapean. Nanti siang oma, opa, eyang ti, mbah kung datang jenguk dedek."

"Iya ayah buruan berangkat kelamaan dialognya!" sahut Shanum.

Rencananya Bilal akan ke kantor dulu sebelum dia menjemput kedua orang tua serta mertuanya di stasiun, orang tua dan mertuanya sengaja tidak membawa mobil. Mereka ingin merasakan suasana kereta.

"Protes aja si bocil," ledek Sabira.

"Ya udah sini peluk dulu," ucap Bilal merentangkan tangannya.

"Heh! Makin mgadi-ngadi kalian, sana berangkat makin lama makin gak jelas!" protes Shanum lagi.

"Udah sana, hati-hati dijalan ya ayah." Sabira tertawa geli.

"Ya udah deh nanti malah aja peluknya, aku berangkat ya. Assalamu'alaikum," pamit Bilal mencium kening istrinya dibarengi Sabira mencium tangan Bilal.

"Awas pake pamit sama bini gadungan juga ya, aku mutilasi kamu kakak ipar!"

****

Beep... beep!

Kelakson mobil Bilal sudah berbunyi, tandanya dia sudah menjemput abi, umi, ayah dan juga bunda.

Sabira dan Shanum bergegas membukakan pintu, mereka semua yersenyum bahagia melihat kedatangan orang tua mereka kerumahnya.

"Assalamu'alaikum, ibu hamil. Kesayangan kita semuan," salam bunda memeluk Sabira.

"Wa'alaikumsalam, bunda. Ayah, umi dan abi."

"Gimana kabarnya sayang? Masih suka keram perutnya?" tanya bunda.

"Alhamdulillah kabar baik bunda, kok bunda tau aku suka keram?"

Sabira melirik Bilal, pasti dia yang memberitahu bunda soal perutnya yang suka keram dimalam hari.

"Udah jangan marah sama suami kamu, itu tandanya dedek bayinya pengen dielus-elus sama ayahnya. Makanya suka keram," ucap bunda.

"Hehehe... iya kali ya bund," sahut Sabira.

Sabira beralih memeluk umi dan abinya.

"Bang Azan gak ikut?" tanya Shanum tiba-tiba.

Semuanya menatap curiga pada Shanum, tidak biasanya dia menanyakan keberadan Azan.

"Ma-maksudnya kan nanti acara empat bulanan keponakannya, masa iya gak datang. Gitu loh," jelas Shanum gerogi.

"Hahahahaa, biasa aja kali gak usah salting adek ipar. Tenang aja abang Azan pasti datang kok," sahut Bilal tertawa.

"Tamu jauh sudah datang ya?"

Baik ayah, abi, umi dan bunda menatap kedatangan Keylin secara bersamaan. Mereka tidak tahu menahu soal keberadaannya di rumah ini.

"Siapa dia, nak?" tanya umi.

"Kamu Keylin kan?" tanya bunda.

Keylin mendekati bunda, dia menyalimi tangannya dan dia bersikap sok kenal.

"Iya bunda, aku Keylin. Bunda masih ingat? Aku pacarnya Bilal dulu, iya kan Bi?"

Bunda melihat ke arah perut Keylin. "Kamu hamil? Dimana suamimu?"

"Dia suamiku," tunjuk Keylin pada Bilal.

****

"Apa? Jadi kalian memiliki hubungan sebelum kamu menikah dengan putri saya?" tanya umi.

Siapa yang tidak terkejut mendengar kenyataan ini, Sabira berusaha menjelaskan dengan baik agar tidak menjadi berkepanjangan.

"Kita sudah menemukan solusinya untuk masalah ini kok," ungkap Sabira.

"Kamu jangan aneh-aneh ya, ini beneran anak Bilal!" bentak Keylin.

"Kalo memang benar seharusnya kamu tidak akan takut jika kami membawa kalian untuk tes DNA," ucap Sabira.

Wajah Keylin seketika berubah memucat, dia berusaha tenang seolah ini adalah tantangan yang harus dia selesaikan.

"Si-siapa bilang aku takut? Tes DNA sekali pun tidak akan mengubah kenyataan kalau anak ini adalah anak Bilal!"

"Oke, setelah acara empat bulanan ini selesai. Kita akan lakukan tes DNA," tantang Sabira.

"Oke," ucapnya lalu pergi begitu saja.

Bunda dan umi memeluk Sabira bersamaan, rasanya jika menjadi Sabira tidak akan kuat menjalani kehidupan satu atap dengan perempuan seperti Keylin.

"Bunda, umi. Bilal minta maaf ya, ini semua karena Bilal. Sabira harus mengalami ini semua," ucap Bilal.

"Kalian harus selalu bersama, kalian harus saling mendukung. Apapun yang terjadi kalian gak boleh kalah dengan perempuan itu," ungkap bunda.

"Aaaaaaaaaa!"

"Sabira kenapa, Nak?"

*****

BYE BYE BYE.....

ARWA'UL QULUB QOLBUK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang