"Mengejar yang bukan takdirnya hanya akan mendapatkan kekecewaan."
Masyaallah, sudah tiga hari Achik absen dari dunia wp.
Achik sekeluarga kemarin dikasih sakit, jadi Achik disuruh istirahat banyak2 sampe gak bisa mikir buat cerita ini.
Dan alhamdulillahnya ternyata masih ada bab yg sudah achik tulis 😊
Kangen gak sih sama Achik? Eh mksdnya sama Sabira 😂
Jangan lupa jaga kesehatan meski sedang dalam keadaan puasa ya kesayangan achik semua 😊
Happy reading 😚😚😚😚
*********
Setelah berbuka bersama dengan anak-anak panti, Sabira dan Ulwa langsung pamit pulang bersama dengan Umi Fatimah dan suaminya. Karena perjalanan yang cukup jauh membuat mereka harus pulang tanpa melaksanakan solat terawih bersama.
"Umi, jadi mas sempurna tadi itu juga kenal sama abi?" tanya Ulwa masih penasaran.
"Mas sempurna?" tanya Sabira.
Ulwa mengangguk semangat.
"Iya, yang tadi datang ke Panti. Masyaallah, bener-bener sempurna bangettt!" seru Ulwa heboh.
"Husst... jangan terlalu memuji lawan jenis yang belum muhrimnya," ucap umi Fatimah.
"Hehehe... habisnya bener-bener masyaallah banget umi," balas Ulwa.
"Yang tadi itu, salah satu murid di pondok pesantrennya abi Jafar juga loh. Masa kalian gak kenal?" tanya abi.
"Hah? Masa iya?" tanya balik Ulwa.
Sabira sendiri tidak berniat mengetahui siapa yang Ulwa maksud, dia malah asik membaca buku filsafat islam yang menurutnya lebih menarik.
"Sabira! Kamu tadi liat gak sih mas-mas tadi?" tanya Ulwa.
"Tidak," jawab Sabira singkat.
"Dia sepertinya senior kalian semasa di Pondok, tapi karena kalian berbeda kelas makanya kalian tidak pernah melihat dia. Dan setahu abi dia juga kuliah ditempat yang sama seperti kalian," ungkap umi Fatimah.
"Masa sih umi? Kok Ulwa gak pernah liat? Apa mata Ulwa yang salah ya?"
"Sudahlah, Ul. Jika memang tidak pernah melihat buat apa dipaksa melihat? Lagi pula kampus kita kan luas," sahut Sabira masih fokus dengan bukunya.
"Benar kata Sabira, lebih baik kamu fokus pada skripsi kamu supaya kamu bisa kembali ke pondok dan mengajar disana."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
ARWA'UL QULUB QOLBUK (SELESAI)
Romance"Aku tidak mau menikah denganmu hanya karena paksaan orang tuaku!" "Saya mencintaimu." "Bohong! Aku bukanlah wanita sempurna yang pantas kau cintai!" "Saya tidak mencari kesempurnaan, saya tulus ingin menikahi kamu karena saya mencintaimu bukan ka...