AQQ 16

417 16 41
                                    

"Kaulah jawaban disepanjang malamku, semoga kamu yang pertama dan terakhir dalam hidupku."

Happy reading 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 😊

Jangan lupa ⭐💬

*******

Perdebatan semakin sengit antara Sabira dan juga Bilal, kedua sahabat mereka hanya bisa menyaksikan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Saya tidak pernah memberikan harapan kepada siapapun, saya memang pernah beberapa kali ke sini setelah saya kembali dari Tarim. Tetapi saya mencari tau sosok dalam mimpi saya itu nyata, saya melihat kamu dalam mimpi saya."

Bilal selalu berharap dalam sujudnya untuk dipertemukan dengan perempuan yang jika dia melihatnya satu kali. Akan merasa yakin, dan Allah Swt menjawab doa Bilal melalui mimpinya. Dan pada saat bunda serta ayahnya memberikan CV Sabira, jelas dia langsung mengenal sosok perempuan itu memang nyata.

"Gimana mungkin aku bisa masuk ke dalam mimpi orang yang sama sekali belum pernah aku temui? Gak masuk akal!"

"Bisa saja, karena kekuatan doa."

"Aku bukan perempuan yang kamu cari, aku masih ingin kuliah di luar negeri, aku masih ingin mengejar mimpi-mimpiku, dan jika aku menjadi istrimu maka semua itu tidak akan bisa aku capai!"

"Saya akan selalu mendukung apa yang kamu inginkan."

"Aku tidak mau menikah denganmu hanya karena paksaan orang tuaku!"

"Saya mencintaimu."

"Bohong! Aku bukanlah wanita sempurna yang pantas kau cintai! Dan kita bertemu hanya baru tiga kali, obrolan panjang pun baru sekarang bagaimana bisa kamu mengatakan kamu mencintaiku? Konyol kamu ini!"

"Saya tidak mencari kesempurnaan, saya tulus ingin menikahi kamu karena saya mencintaimu bukan karena paksaan. Soal mencintai itu biar menjadi urusan saya, dan saya akan membahagiakanmu Habibah."

"Lalu bagaimana dengan Shanum?"

"Shanum akan menemukan kebahagiannya sendiri, saat ini yang terpenting bagi saya adalah menikahi kamu."

"Tapi aku tidak mencintaimu!"

"Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu, dan saya akan membuat cinta itu tumbuh dalam hatimu."

Beberapa detik membuat Sabira terdiam, perdebatan panjang ini membuatnya merasa lelah bahkan Bilal tidak menyerah dengan serangan yang diberikan Sabira.

"Aku ingin kamu menolak ta'aruf ini," lirih Sabira.

"Kenapa harus aku? Bukankah kamu yang tidak menginginkan ta'aruf ini? Jadi coba saja kamu yang mengatakannya di depan keluarga kita," titah Bilal.

ARWA'UL QULUB QOLBUK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang