12

77.8K 3.9K 54
                                    

Sebelum datang ke acara ulang tahun Aksa, Arka dan Sarah terlebih dahulu menjemput Arga. Mereka akan datang bersama-sama seperti yang kemarin Arka janjikan pada Arga.

Semenjak kemarin di belikan mobil-mobilan oleh Sarah, kini Arga tidak malu-malu seperti kemarin lagi. Balita itu seakan melupakan bahwa dia baru mengenal Sarah kemarin. Arga lebih banyak bicara hari ini daripada kemarin yang terkesan banyak diam saat ada Sarah.

Di jok belakang, Arga duduk anteng sembari bermain mobil-mobilan kecil dan robot yang kemarin sempat mereka beli. Dia tampak berceloteh seolah-olah berbicara pada robot yang dia naikkan ke mobil.

Sarah yang menoleh tersenyum kecil. Dia baru pertama kali melihat Arga kemarin, namun entah kenapa anak itu terlihat menggemaskan di matanya. Ah, Sarah menjadi tidak sabar menunggu anaknya lahir. Kira-kira apakah Arka akan memperlakukan dan menyayangi anaknya seperti dia memperlakukan Arga?

Di lihat dari sikap Arka yang begitu menyayangi Arga entah kenapa ada perasaan lega sekaligus cemas pada diri Sarah. Dia lega karena melihat Arka sangat menyayangi anak kecil. Itu artinya besar kemungkinan Arka akan memperlakukan anaknya sama seperti Arka memperlakukan Arga. Namun, terkadang dia juga takut seandainya kasih sayang yang Arka berikan pada Arga mampu menghilangkan rasa sayang Arka pada anak kandungnya sendiri.

Bukannya Sarah egois, namun sebagai calon Ibu, dia merasa was-was dan takut seandainya anaknya tidak mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya sendiri. Apalagi posisinya sekarang Arka masih terlihat begitu dingin dan cuek padanya. Demi apapun Sarah tidak masalah jika Arka tidak mempedulikannya, namun Sarah berharap setidaknya Arka bisa menyayangi dan menerima anaknya dengan sepenuh hati. Hanya itu yang Sarah inginkan, tidak lebih. Dia cukup tau diri untuk tidak berharap terlalu berlebihan dalam pernikahan ini.

"Tante."

Sarah mengerjabkan matanya ketika suara Arga terdengar memanggilnya.

"Kenapa Arga?"

"Kata Om Alka, di peyut Tante ada adik bayinya?" Arga bertanya dengan suara khas lucunya.

Sarah menganggukkan kepalanya, tangannya spontan bergerak mengelus perutnya. "Iya, ada adik bayinya."

"Alga juga mau adik, kayak Aksa yang punya adik bayi." Arga masih setia memainkan robotnya sembari sesekali menatap ke arah Om dan Tantenya. "Adik bayinya lucu, Alga suka."

Sarah melirik Arka yang juga tengah melirik Arga. Mereka sama-sama tak menjawab ucapan Arga. Terlalu bingung akan memberikan jawaban.

"Nanti Arga juga bisa main sama adik bayinya Om dan Tante." Akhirnya Sarah hanya mampu memberikan jawaban itu.

Mata Arga seketika berbinar, "Benelan?"

Sarah tersenyum, lalu mengangguk, "Beneran dong."

"Asyikkk!" Arga bersorak heboh, "Makacih Tante."

"Sama-sama."

Tidak. Sarah tidak boleh berpikir bahwa Arga merebut kasih sayang Arka. Anak kecil itu sama sekali belum mengerti apapun. Dia sudah cukup kesepian dengan hidup tanpa kedua orangtuanya. Jangan sampai rasa cemasnya ini tega memisahkan mereka berdua. Sarah yakin, Arka pasti bisa menyayangi anaknya seperti dia menyayangi Arga. Dia adalah laki-laki yang bertanggungjawab. Tidak mungkin dia mengabaikan perannya sebagai seorang Ayah.

Sarah sadar, kehadiran Arka dalam hidup Arga sangat berpengaruh. Pastinya Arga menganggap Arka salah satu orang terdekat dan tersayangnya selain Kakek-Neneknya.

••••••••

Acara ulang tahun Aksa di adakan di kediaman Selina sendiri. Lebih tepatnya di adakan di halaman belakang bertemakan outdoor yang sudah di hias sedemikian rupa. Halaman belakang rumah yang luas dan asri membuat suasana semakin indah. Sama sekali tidak nampak kalau acara ini di belakang rumah.

Wedding Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang