31

74.4K 5.1K 252
                                    

"Kenapa bisa kabur? Apa polisi di sana tidak menjaga dengan baik semua tahanan?"

Hari ini, hari kedua sejak sang kakak memberitahunya tentang perempuan itu yang melarikan diri dari penjara. Arka baru bisa membahas masalah ini dengan Saka sekarang lantaran dalam dua hari ini dia harus menjaga Sarah di rumah sakit. Selain itu, dia sendiri juga harus memastikan keselamatan Sarah dari segala hal yang kemungkinan terjadi karena perempuan itu.

Clarissa-mantan istri Arka itu menyimpan dendam pada Saka dan Selina. Kemungkinan dia melarikan diri dari penjara juga pastinya tidak jauh-jauh dengan niat membalas dendam karena dia merasa belum puas melakukan kejahatannya di masa lalu. Untuk itu, sebelum berhasil menangkapnya, cara satu-satunya adalah dengan waspada guna menghindari kegilaan perempuan itu.

Sebenarnya Arka tidak ingin ikut campur dengan masalah ini, karena dia tidak ingin terlibat lagi dengan perempuan itu. Namun, karena ini menyangkut keselamatan keluarganya dia juga harus ikut turun tangan langsung. Dia jelas mengetahui pasti kegilaan-kegilaan Clarissa di masa lalu. Maka dari itu, dia tidak boleh meremehkan masalah ini. Clarissa, harus kembali ke tempatnya lagi, yaitu penjara. Perempuan ular itu tidak layak menikmati kebebasan dunia setelah melakukan kejahatan keji.

"Dia benar-benar licik. Entah cara apa yang dia lakukan untuk kabur, yang pasti secepatnya dia harus segera kembali lagi ke tempatnya."

"Apa ada orang yang membantunya? Jika tidak, rasanya tidak mungkin dia kabur semudah itu. Apalagi sampai saat ini belum di temukan." Mencari satu perempuan itu seharusnya tidak sulit bagi seorang Saka. Arka mengakui kakaknya itu hebat dalam urusan itu. Namun kali ini, sudah dua hari sejak dikerahkannya orang-orangnya dan juga orang-orang Saka, mereka belum mendapatkan hasil apapun.

Tiba-tiba Arka terpikir sesuatu, "Apa Samuel juga kabur?" Samuel adalah pacar dari Clarissa, mereka berdua sama-sama dipenjara atas apa yang mereka perbuat.

"Dia tidak kabur." Saka menggeleng pelan, "Kemungkinan ada seseorang yang membantunya."

"Tapi siapa yang mau membantu perempuan gila itu?" Sejak terbongkarnya kejahatan Clarissa, reputasi perempuan itu sudah jelek dimata semua orang. "Ah, bisa saja dia menggunakan tubuhnya untuk meminta bantuan seseorang."

Saka berpikir sejenak, berusaha menerka-nerka kejadian yang tak terduga ini. Segera tangannya meraih handphone yang berada dalam sakunya, menekan salah satu nomor bodyguard-nya. "Segera cari tau daftar orang-orang yang menemui Clarissa di penjara selama dua tahun ini."

Setelah mendapatkan jawaban dari bodyguard-nya, Saka segera menutup kembali sambungan teleponnya.

"Rupanya dia masih ingin bermain-main ternyata." Gumam Saka yang terselip nada geram di dalamnya.

Arka menghela nafas panjang, punggungnya dia sandarkan pada kursi. Tangannya memijat pelipisnya pelan. Dia kira masalah tentang perempuan ular itu sudah berakhir ketika dia sudah di penjara. Arka benar-benar muak. Dia tidak sudi lagi berurusan dengan perempuan itu. Namun, pada kenyataannya perempuan itu masih selalu mengganggu keluarganya.

Dari cerita Saka sebelumnya, perempuan itu menemui Selina ketika kakak iparnya itu berada di butik. Dengan tidak tau malunya, Clarissa mengancam bahwa kehidupan Selina tidak akan pernah bahagia. Hal itu tentunya di ucapkan dengan mulut penuh dendam dari Clarissa.

"Jika polisi tidak bisa di andalkan. Biarkan saja selamanya perempuan itu berada di penjara bawah tanah seperti sebelum aku menjebloskan dia ke penjara." Ujar Saka.

Dulu, sebelum di penjara, Saka terlebih dahulu memberikan penyiksaan agar perempuan gila itu jera. Setelah puas, barulah dia menyerahkannya pada pihak berwajib. Namun jika seperti ini akhirnya, mungkin Saka tidak akan ragu dengan kembali membawa dia ke penjara bawah tanah. "Dalam kendaliku, tentunya dia tidak bisa berkutik. Jangan berharap akan kabur atau aku bisa memastikan sendiri dia akan kehilangan kedua kakinya."

Wedding Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang