13

65.7K 3.8K 94
                                    

Malam hari ini Sarah menyempatkan diri membantu para pelayan untuk memasak makan malam. Meski mereka melarangnya namun Sarah tetap keukeh ingin membantu. Terlepas dari pernikahannya yang tampak tidak seperti pasangan normal lainnya, tapi Sarah ingin menjadi istri yang juga menyiapkan makanan untuk suaminya.

"Nyonya pandai memasak ya." Ujar Bi Emma kala menyadari Nyonya-nya cekatan dalam memasak. Terlihat sekali Nyonya-nya yang sepertinya sudah terbiasa dalam melakukan motong-memotong dan sebagainya.

Sarah tersenyum menanggapi, "Tidak juga, Bi. Saya hanya terbiasa memasak karena sebelumnya saya tinggal sendiri selama merantau."

Tidak banyak masakan yang Sarah bisa. Dia hanya bisa memasak simpel seperti anak kos pada umumnya. Peralatan dan tempat memasak yang terbatas tidak memungkinkan dia memasak makanan yang terlalu sulit saat masih nge-kos. Apalagi dia tidak banyak mempunyai waktu untuk memasak. Kondisi lelah sepulang kerja membuat Sarah terbiasa masak makanan simpel. Yang terpenting bisa di makan dengan cepat untuk mengisi perutnya yang sudah kelaparan. Mungkin nanti kedepannya dia akan banyak belajar berbagai menu yang sekiranya belum pernah dia masak.

Seperti saat ini Sarah memasak beberapa menu yang menurutnya simpel namun terasa enak di lidah, seperti fire chicken wings, telur balado, tumis jamur pedas dan beberapa menu simpel lainnya. Selain memasakkan untuk Arka, dia juga tengah menginginkan makanan yang sedikit pedas. Sepertinya pilihan menu kali ini sedikit menggugah seleranya. Apalagi di tambah dengan tomat dan selada, pasti akan lebih nikmat karena ada sensasi kriuk dari selada mentah.

"Kira-kira Mas Arka suka nggak ya, Bi?" Tanya Sarah ragu. Yang dia masak hanyalah menu makanan biasa, sangat berbanding terbalik dengan gaya hidup suaminya yang terbiasa makan makanan lebih dari ini.

"Tuan bukan pemilih soal makanan, Nyonya. Pasti beliau suka, apalagi yang dimasak langsung oleh Nyonya sendiri." Balas Bi Emma meyakinkan Nyonya-nya yang kini terlihat ragu.

"Yasudah, tolong bantu saya bawa ke meja makan ya, Bi. Saya panggil Mas Arka dulu."

Bi Emma lekas menganggukkan kepalanya, "Baik, Nyonya."

Sarah lekas berjalan menuju lift untuk sampai ke lantai dua, tepat kamar Arka berada, sekaligus kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Arka.

Dengan ragu Sarah mengetuk pintu kamar ber-cat putih itu pelan. Ini baru pertama kali dia memberanikan diri mengetuk pintu kamar suaminya.

Sekitar satu menitan Sarah menunggu, akhirnya sang pemilik kamar keluar dengan mengusap rambut basahnya dengan handuk. Bisa Sarah tebak kalau Arka baru saja selesai mandi.

Harum maskulin seketika memenuhi indra penciuman Sarah. Sejenak dia terdiam menikmati sensasi segar yang menyejukkan udara sekitarnya.

"Ada apa?"

Sarah tersentak, buru-buru dia mengembalikan kesadarannya. "Makan malam sudah siap. Saya tunggu Mas Arka di meja makan, ya." Tak ingin berbasa-basi lagi, Sarah berlalu setelah mengatakan kalimat itu.

Sepeninggalan sang istri, kening Arka mengernyit. Jadi Sarah kesini hanya untuk memberitahukan makan malam? Biasanya hal itu di lakukan oleh Bi Emma atau pelayan lain. Jadi dia sedikit heran ketika Sarah yang memanggilnya langsung.

Segera Arka masuk kembali ke kamarnya untuk mengembalikan handuk. Setelah itu dia kembali keluar untuk turun ke bawah.

Sesampainya di meja makan, Arka sudah di sambut dengan beberapa menu yang terlihat menggiurkan di matanya. Tak menunggu lama, segera dia mendudukkan tubuhnya di sana.

Baru menyuapkan sesendok, Arka memelankan kunyahannya. Rasanya, seperti ada yang berbeda. Dia tau betul rasa masakan yang pelayannya masak. Dan ini sepertinya bukan masakan pelayan seperti biasa.

Wedding Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang