Tidak pernah terbayangkan dibenak Sarah kalau hidupnya akan serumit ini setelah menikah. Tidak, dia tidak menyalahkan atas pernikahannya. Hanya saja, banyak kejadian tidak terduga datang setelah dia masuk ke dalam keluarga Erlangga.
Salah satunya adalah hal yang barusan suaminya itu katakan. Arka mengatakan kalau dia mempunyai kemiripan dengan mendiang istri Regio. Dia tidak paham bagian mana yang mirip dari wajahnya dengan mendiang istri Regio itu. Mungkin jika hanya sekilas bisa saja terjadi. Dan itu tidak mungkin membuat Regio bertindak mendekatinya seperti apa yang dikatakan oleh suaminya tadi.
"Jangan khawatir, aku akan melindungi kamu." Ujar Arka menenangkan ketika dia menemukan raut kekhawatiran di mata Sarah.
Sarah tersenyum tipis, "Makasih, Mas."
"Em, boleh peluk?" Ucap Sarah dengan lirih, namun sepertinya masih terdengar di telinga Arka.
Arka tak menjawab, namun kedua tangannya dia rentangkan seolah menyambut Sarah kedalam pelukannya.
Senyum Sarah mengembang semakin lebar, tanpa menunggu lama dia berhambur masuk kedalam pelukan Arka. "Nyaman banget."
"Apa?"
"Pelukan Mas Arka," Balas Sarah dengan tersenyum. Kepalanya mendongak ke atas untuk melihat Arka. "Besok-besok boleh nggak kalau minta peluk lagi?"
"Boleh."
Sejak kehadiran Areksa, kedekatan mereka berdua bertambah dari sebelumnya. Respon baik yang Arka berikan membuat Sarah berani bersikap santai, membuang segala kecanggungan yang dia rasakan. Contohnya seperti ini, dia berani meminta pelukan lantaran dia terlanjur nyaman dalam dekapan sang suami.
"Yang lain juga boleh."
Senyum Sarah yang semula melebar kini secara perlahan memudar. Dia cukup paham dengan maksud ucapan Arka. Secara spontan Sarah mencubit pinggang Arka yang mampu membuat sang empunya meringis.
Arka terkekeh geli, ini salah satu yang dia sukai dari Sarah. Respon perempuan itu ketika tengah menerima godaan kecilnya.
"Kenapa sih?"
"Mas Arka ngaco banget."
"Ngaco apa?" Arka berpura-pura bertanya. "Memangnya kamu paham?"
Mata Sarah lekas memutar, "Aku nggak sebodoh itu buat ngerti maksud Mas Arka."
"Oh ya? Apa coba?"
Sekali lagi, Arka mendapatkan cubitan di pinggangnya.
"Awshh..." Arka meringis, "Hobi banget KDRT sama suami."
"Mana ada!" Sarah melepaskan diri dari pelukan Arka, "Mas Arka yang duluan."
"Aku nggak pernah cubit-cubit kamu."
"Memang nggak cubit, tapi lebih dari cubit."
Arka memincingkan matanya yang mampu membuat Sarah gelagapan sendiri.
"M-maksudnya–"
"Belajar dari mana kamu?"
"Hah?"
Arka menunjuk Sarah dengan dagunya, "Belajar dari mana kalimat seperti itu?"
"Dari Mas Arka."
Arka menaikkan sebelah alisnya, "Aku nggak merasa begitu."
Sarah mengalihkan pandangannya, lantas dia merebahkan tubuhnya, "Terserah Mas Arka, aku mau tidur aja."
Arka ikut merebahkan tubuhnya di samping Sarah. "Dosa tidur memunggungi suami." Ujar Arka ketika posisi tidur Sarah memunggunginya.
Sarah yang mendengar lantas memutar posisinya, "Aku nggak niat munggungi Mas Arka. Cuma lagi cari posisi nyaman aja."
![](https://img.wattpad.com/cover/360964202-288-k873341.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Accident
General FictionSarah Arabella Risty adalah gadis rantau dari desa. Selama bertahun-tahun dia hanya hidup berdua dengan sang Ibu. Sedangkan Ayahnya telah tiada sejak dia duduk di sekolah dasar. Hidup di kota besar dengan bermodalkan ijazah SMA bukanlah hal yang mud...