بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Maaf baru up🙏🏻
Malam jum'at jangan lupa baca surah Al-Kahfi... banyakin dzikir juga.. dan jangan lupa shalawat....
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.
Maafkan kalau ada typo✌️
Happy reading💕💕💕
♡ ♡ ♡
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Nadia yang tengah merapikan tempat tidur. Senyuman kecil terukir di bibirnya saat melihat kedatangan Arsyad bersama Aira yang anteng memeluk boneka unicorn.
"Wah, siapa yang datang nih?" kata Nadia membuat Aira langsung tersenyum lebar.
"Aila putlinya Papa dong," kata anak itu. Nadia maupun Arsyad seketika tersenyum mendengar penuturan Aira.
Arsyad menutup pintu, lalu mengarahkan Aira untuk lebih dekat dengan Nadia.
"Ayo Papa kenalkan sama istri Papa," kata Arsyad.
"Aila sudah tahu Papa," kata anak itu.
Aira berjalan lebih dekat pada Nadia. Ia mendongak menatap wanita itu sambil tersenyum. Melihat itu sontak saja Nadia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Aira.
"Wah Aira sudah tahu ya sama Tante?" tanya Nadia.
Aira mengangguk yakin. Ia meraih satu tangan Nadia lalu mencium punggung tangannya dengan lembut. Hal itu sontak membuat Nadia tertegun untuk sejenak.
"Aila tahu. Ini Ibu Nadia. Aila boleh kan panggil Ibu?" tanya Aira.
Seketika itu jantung Nadia kontan berdetak cepat saat sosok mungil di depannya memanggilnya dengan sebutan Ibu. Mata Nadia memanas untuk sesaat. Sampai akhirnya senyuman senang Nadia ukirkan di belahan bibirnya.
"Panggil apa, sayang?" tanya Nadia.
"Ibu."
Nadia seketika menarik Aira dalam pelukannya. Setetes air mata turun dari kedua matanya. Tak menduga kalau putri dari suaminya ini akan memanggilnya begitu saat ini.
"Boleh Aila panggil Ibu?" tanya Aira lagi saat pertanyaan itu tak kunjung di jawab oleh Nadia.
Nadia melerai pelukannya. Ia menatap lembut ke arah Aira. Ia kemudian mengangguk dengan senang. "Boleh, sangat boleh sayang. Makasih ya Aira mau menerima Ibu," kata Nadia.
"Ibu kenapa nangis?" kata Aira tampak sedih saat melihat ibunya menangis.
Nadia segera menggeleng sambil menghapus air matanya. "Nggak apa-apa sayang. Ibu hanya senang karena Aira mau panggil Ibu."
"Iya, Ibu halus senang. Jangan nangis." Tangan kecil Aira bergerak menghapus sisa air mata di pipi Nadia. Hal itu seketika membuat hati Nadia amat menghangat. Begitupun dengan Arsyad yang sejak tadi memperhatikan interaksi mereka.
Arsyad menarik nafasnya dalam. Senyuman tulus ia tunjukkan di bibirnya. Betapa bahagianya ia melihat pemandangan di depan sana. Ia senang putrinya mau menerima keberadaan Nadia sebagai Ibu sambungnya. Bahkan tanpa diminta Aira dengan senang hati memanggil Nadia dengan sebutan Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Surah Asy-Syams
Romance"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gendongannya. "Tanya Bunda kamu, mau apa tidak menikah dengan Yayah kamu ini?" Nayara yang berdiri tak...